Sukses


Manajemen Persebaya Akan Mengevaluasi Budaya Estafet Bonek

Bola.com, Surabaya - Budaya estafet yang dilakukan kelompok suporter Bonek saat mendukung Persebaya Surabaya di laga tandang kerap memakan korban, baik luka-luka bahkan hingga meninggal dunia.

Terbaru, Micko Pratama (17) menjadi korban kekerasan tersangka pelaku asal Solo seusai mendukung Persebaya melawan PS Tira di Stadion Sultan Agung, Bantul (13/4/2018).

Budaya estafet yang dilakukan suporter biasanya dipilih oleh mereka yang kurang memiliki dana untuk mendukung klub idamannya. Mereka tidak datang ke kota tujuan dengan menggunakan bus atau kereta yang mematok tarif.

Cara estafet yang dilakukan adalah nggandol atau menumpang dari satu truk ke truk lain. Dari kota asal, mereka akan terus berpindah truk hingga sampai ke kota tujuan. Beruntung bila truk yang ditumpangi memang searah dengan tujuan mereka.

Demi mengantipasi bertambahnya korban jiwa, manajemen Persebaya berencana mengadakan evaluasi cara Bonek berestafet. Mereka akan mengadakan musyawarah secara bersama.

"Hal ini perlu dilakukan manajemen bersama-sama dengan Bonek, yang tahu estafet itu biasanya seperti apa. Setiap kali bertandang dan menang, rasanya kebahagiaan itu tidak terasa kalau ada Bonek yang meninggal," kata Chairul Basalamah, manajer Persebaya, Rabu (18/4/2018).

Rumusan baru sebenarnya sudah disiapkan Bonek untuk mengubah kebiasaan estafet. Manajemen Persebaya berencana menggandeng pihak kepolisian untuk mengawal Bonek, yang ikut mendukung Persebaya melakoni laga tandang.

"Kami harus melibatkan pihak kepolisian untuk ini karena manajemen tidak bisa melakukannya sendiri. Akan berbeda caranya, karena kami tidak bisa mengatur lebih baik. Tapi, polisi memang punya wewenang untuk mengatur mereka selama perjalanan," imbuh pria yang akrab disapa Abud itu.

 

2 dari 2 halaman

Pengalaman Pribadi

Abud lantas menceritakan pengalaman personal. Ia mengungkap pernah diberhentikan oleh sekelompok orang berbaju Bonek seusai hadir dalam jumpa pers sebelum pertandingan.

Dia turun dan meladeni mereka, namun ternyata tidak memahami "Salam Satu Nyali" yang menjadi sapaan khas Bonek. Seharusnya, sapaan itu dibalas dengan kata "Wani".

"Waktu saya bilang "Salam satu nyali", dia diam. Tidak ada balasan. Hal yang sederhana itu sudah membuktikan dia bukan Bonek. Sekarang bisa saja beli dengan mudah baju Persebaya atau Bonek, bahkan di Solo juga banyak yang jual. Yang seperti itu berpotensi untuk menunggangi Bonek yang sekarang dalam proses berubah ke arah lebih baik," tutur Abud.

Gelar perkara pengeroyokan suporter Persebaya, Bonek Mania, di Solo. (Bola.com/Ronald Seger Prabowo)

Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok Bonek yang baru pulang mendukung Persebaya di Bantul mendapat adangan di wilayah Solo dari oknum pelaku yang lantas melakukan pengeroyokan. Beberapa Bonek luka, satu meninggal dunia akibat luka-luka yang dialami.

Pengeroyokan itu sempat dipicu tuduhan adanya sekelompok orang berbaju hijau dengan logo Bonek yang menjarah sebuah toko. Polresta Surakarta sudah menangkap dua tersangka pelaku pengeroyokan terhadap Bonek dan sedang mengejar tersangka lain.

Video Populer

Foto Populer