Sukses


Kisah Tragis Mantan Pemain Persebaya dan Pesan Damai untuk Suporter Indonesia

Bola.com, Surabaya - Tanggal 26 Desember 1995 menjadi tanggal yang tidak akan dilupakan oleh Persebaya. Tanggal itu bisa dibilang meruapakan satu di antara penyebab perseteruan Bonek dengan suporter asal Malang. 

Pada tanggal tersebut, Persebaya melakoni partai tandang menantang Persema Malang dalam lanjutan Liga Indonesia 1995/1996. Singkat cerita, pertandingan yang berakhir dengan skor 1-1 itu tampaknya kurang memuaskan suporter tuan rumah, Ngalamania. 

Bus pemain Persebaya yang akan bertolak menuju Surabaya tiba-tiba bus tersebut dihadang oleh sekelompok Ngalamania di tengah jalan. Kaca-kaca pun pecah dan salah satu pemain Persebaya, M. Nurkiman, mengalami luka pada mata bagian kiri. 

“Semuanya terjadi dengan cepat. Tiba-tiba kaca bus pecah dan berhamburan masuk ke dalam. Terus ada benda yang masuk mengenai mata kiri saya. Semua jadi panik. Saya apalagi,” kata Nurkiman, saat bercerita kepada Bola.com, Sabtu (5/5/2018). 

Akibat insiden itu, mata kiri Nurkiman mengalami cacat permanen dan tidak bisa berfungsi seperti sedia kala. Pria kelahiran 8 Januari 1973 itu pun tidak bisa menjalani kompetisi musim itu secara penuh karena berada di bawah penanangan medis. 

Musim berikutnya, nama Nurkiman dipanggil untuk dalam skuat asuhan Rusdy Bahalwan dalam Liga Indonesia 1996/1997. Akan tetapi, pria didikan Indonesia Muda, klub internal Persebaya itu menolak tawaran tersebut. 

“Saya tidak kuat lagi kalau harus bertanding dengan kondisi penglihatan yang kurang bagus. Saya akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain,” imbuh pria asli Karanggayam, Surabaya itu.

Sangat disayangkan, Nurkiman harus menggantungkan impiannya membawa Persebaya meraih gelar juara. Dia terpaksa pensiun dini di usia 22 tahun saat sedang menjadi gelandang serang yang digadang-gadang sebagai andalan klub. 

Berikutnya, Persebaya sukses menjuarai Liga Indonesia musim itu. Nama-nama seperti Jacksen F. Tiago, Aji Santoso, Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi dll menjadi tulang punggung skuat Bajul Ijo saat itu. 

Nurkiman tidak menyesal dengan keputusannya. Pensiun dini saat itu adalah pilihan yang terbaik daripada tetap bermain tanpa memberi sumbangsih nyata untuk tim. Setelah pensiun dari lapangan hijau, dia pun bekerja di PDAM. 

“Saya juga menjadi karyawan di PDAM sejak tahun 1994. Tapi setelah pensiun dari Persebaya, saya jadi lebih fokus saja. Karena sudah ada pekerjaan, makanya saya tidak khawatir,” ungkapnya.

2 dari 3 halaman

Menjadi Pelatih di Klub Internal Persebaya

Meski sudah dua dekade lebih berhenti sebagai pesepak bola, Nurkiman masih belum bisa meninggalkan lapangan hijau dan Persebaya. Saat ini pun, dia telah menjadi pelatih kepala di Bintang Timur, salah satu klub internal Persebaya. 

Musim lalu bisa dibilang merupakan pijakan karier pelatih yang cukup penting buatnya. Dia berhasil membawa Bintang Timur yang berisikan skuat muda menjadi tim yang cukup disegani. Musim ini, klub asuhannya itu telah tampil di Serie A (kasta tertinggi kompetisi internal Persebaya). 

“Ya, inilah bentuk pengabdian saya untuk sepak bola dan Persebaya. Saya selalu berpegang kepada apa yang diajarkan oleh coach Rusdy Bahalwan, sabar dan telaten untuk memoles pemain muda,” ujar Nurkiman. 

Sudah beberapa kali Nurkiman juga dipercaya menjadi nakhosa tim Persebaya kelompok usia. Musim lalu, di menjadi pelatih Persebaya U-14. Musim ini, dia bergabung dengan Persebaya U-15 dengan menjadi asisten pelatih.

3 dari 3 halaman

Pesan Damai untuk Suporter Indonesia

Sampai beberapa tahun terakhir, konflik antara kelompok suporter klub Indonesia masih terus terjadi. Buntut panjang dari peristiwa dari masa lalu kini telah menjelma menjadi dendam.

Namun, Nurkiman memilih untuk tidak larut dalam peristiwa mengenaskan yang dialaminya itu. Sebagai korban langsung tindakan kekerasan suporter, dia malah lebih ingin berfikir positif dan menyumbang kontribusi nyata untuk sepak bola Indonesia. 

“Buat apa dendam? Kalau terus-terusan begitu, sepak bola kita akan sulit maju. Lebih baik saya berpikir bagaimana sepak bola Indonesia terus memiliki pemain-pemain yang berkualitas,” tuturnya. 

Nurkiman sebenarnya masih sangat bergairah untuk menonton langsung pertandingan sepak bola, termasuk laga Derbi Jatim yang mempertemukan Persebaya dengan Arema FC. Pertemuan keduanya dalam pekan ketujuh Go-jek Liga 1 bersama Bukalapak bakal berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu sore (6/5/2018). 

Sayangnya, Nurkiman termasuk menjadi salah satu penonton yang tidak kebagian tiket. Dia pun berniat untuk menonton laga penuh gengsi itu melalui siaran layar kaca.

Sampai saat ini, hubungan kurang harmonis masih menghiasi antara Bonek dengan Aremania, suporter Arema. Nurkiman pun berpesan untuk segera menghentikan perseteruan yang terjadi antar kelompok suporter.

“Saya adalah korban nyata ulah suporter. Saya berpesan kepada semuanya, mohon untuk menghentikan tindakan yang merugikan pihak tertentu. Jangan sampai ada chaos atau kerusuhan lagi karena itu bisa merugikan pemain. Kalau pemain cedera, tentu yang rugi adalah tim.” 

“Tugas suporter adalah mendukung timnya untuk tetap tampil maksimal di atas lapangan. Saya sekarang pun sangat senang dengan sikap Bonek yang mulai berubah ke arah yang lebih. Ayo, tunjukkan kreativitas di stadion, jangan berbuat kekerasan,” tutur Nurkiman.

 

Video Populer

Foto Populer