Sukses


Bupati Bantul Prihatin Ada Korban Jiwa Imbas Laga PSIM Vs PSS

Bola.com, Bantul - Laga panas bertajuk Derbi DIY antara PSIM Yogyakarta melawan PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (26/7/2018), memakan korban jiwa.

Muhammad Iqbal Setiawan (17) warga Balong, Timbulharjo, Sewon, Bantul, meninggal dunia di Rumah Sakit Permata, Pleret, seusai dikeroyok oknum suporter.

Kejadian itu memantik rasa keprihatinan dari sejumlah kalangan, termasuk Bupati Bantul, Suharsono. Ia mengaku prihatin dan turut berduka cita atas meninggalnya sat penonton pada laga lanjutan Grup Timur Liga 2 2018 itu. Terlebih, korban adalah warga Bantul.

"Tentu kejadian ini akan menjadi evaluasi agar ke depannya jika pertandingan melibatkan suporter yang merupakan musuh bebuyutan, tidak diberi izin menggunakan Stadion Sultan Agung," tegas Suharsono, Jumat (27/7/2018).

Mantan pensiunan perwira menengah Polda Banten ini siap melakukan pertemuan dengan Kapolres Bantul untuk menindaklanjuti kasus pengeroyokan yang menyebabkan satu warga Bantul meninggal dunia.

Suharsono ingin mengetahui secara detail kericuhan yang terjadi dan berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. "Permasalahan ini akan segara saya bahas dengan Kapolres Bantul. Kami tentu ingin kejadian semacam ini tidak terulang," ujarnya.

Keprihatinan juga diungkapkan manajemen kedua tim. Sekretaris PSIM, Jarot Sri Kastawa, menilai insiden tersebut tidak perlu terjadi jika semua pihak khususnya suporter dapat dewasa menyikapi sebuah laga derbi.

Meski dalam tensi panas dan gengsi, seyogyanya hal tersebut hanya berlaku dalam 2x45 menit pertandingan.

"Apa pun kejadiannya sebelum, selama, dan pascapertandingan, pasti manajemen sangat prihatin. Kami ikut berduka cita. Padahal, saat persiapan kami ingin derby ini bisa sebagai ajang silahturahmi antarsuporter di DIY," kata Jarot.

Sementara manajer PSS, Sismantoro, meminta dengan tegas pihak kepolisian mengusut tuntas insiden tersebut. "Kami menyesalkan dan turut berduka cita. Semoga almarhum diterima di sisiNya dan keluarga diberi ketabahan dan hukum harus dijalankan," sambung Sismantoro.

Video Populer

Foto Populer