Sukses


Indikasi Kepanikan Djanur, Persebaya Mainkan 3 Striker Kontra PS Tira

Bola.com, Surabaya - Permainan Persebaya Surabaya masih jauh panggang dari api. Gaya bermain khas Surubaya yang dikenal ngosek, ngeyel, dan ngotot tidak terlihat saat kalah 0-2 dari PS Tira di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa malam (11/9/2018).

Sejak menit awal, pasukan Bajul Ijo terlihat kesulitan menembus jantung pertahanan PS Tira. Lini depan Persebaya memiliki catatan buruk dengan hanya membukukan 10 tembakan dan hanya satu yang mengarah ke gawang.

Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, melakukan terobosan dalam laga pekan ke-21 Gojek Liga 1 bersama Bukalapak itu. Dia menurunkan tiga striker sekaligus secara bersamaan, yaitu David da Silva, Riky Kayame, dan Rishadi Fauzi.

David memang menjadi starter dan tampil penuh selama 90 menit di laga ini. Sementara Riky masuk pada menit ke-70 mengganti Rendi Irwan Saputra dan Fauzi mengganti Osvaldo Haay (82’).

"Lini serang kami kurang kecepatan, walau sudah mencoba memainkan Riky Kayame dan Fauzi dengan harapan merubah ritme. Karena kami sudah ketinggalan mungkin membingungkan pemain," ungkap pelatih yang akrab disapa Djanur itu.

Tiga striker sekaligus yang diturunkan itu mengindikasikan kepanikan Djanur. Selain itu menjadi hal baru buat Persebaya selama musim ini, tatanan susunan pemain di lapangan menjadi kurang pas.

Riky dan David dipasang sebagai penyerang sayap menempati sisi lapangan, sementara Fauzi menjadi penyerang tengah. Oktafianus Fernando yang aslinya merupakan pemain sayap, menjadi korban dengan bermain agak ke tengah membantu Robertino Pugliara.

Melihat susunan lini depan itu, sekilas terlihat Djanur ingin mengandalkan kecepatan Riky dalam melakukan penetrasi. Atau Fauzi dipasang sebagai pemantul untuk melayani David yang bergerak dari sisi kiri.

Namun, tidak banyak perubahan yang terjadi. Setelah tiga pemain itu bermain secara bersamaan, Persebaya justru kebobolan lagi, kali lewat Dmitry Rekish pada menit ke-83.

"Dari situasi itu, babak pertama dan babak kedua nyaris kurang berjalan karena kurang suplai dari lapangan tengah. Winger juga tidak berjalan sesuai harapan. Tapi, sampai akhir tetap seperti babak pertama," imbuh Djanur.

Video Populer

Foto Populer