Sukses


4 Penyebab Penampilan Persebaya Labil Musim Ini

Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya menampilkan performa yang labil sepanjang Gojek Liga 1 bersama Bukalapak. Mereka seolah kesulitan meraih konsistensi dalam pertandingan.

Terbaru, tim Bajul Ijo kalah 0-2 dari PS Tira di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (11/9/2018). Kekalahan itu menjadi yang kali ketiga terjadi di kandang selama musim ini, sekaligus laga kandang pertama tanpa mencetak gol.

Saat ini Persebaya terjebak papan bawah menghuni peringkat ke-13. Padahal, Persebaya pernah menyodok menduduki posisi runner-up klasemen sementara pada pekan keempat.

Namun, klub yang berdiri pada 1927 itu juga pernah masuk zona degradasi, berada di peringkat ke-16 pada pekan ke-13. Selain itu, Persebaya juga belum sekali pun meraih kemenangan beruntun.

Rendi Irwan dkk. pernah meraih masing-masing tiga seri dan kalah secara beruntun. Catatan inilah yang semakin menguatkan penilaian penampilan labil selama berkompetisi.

Tetapi, bukan hal yang mudah untuk klub yang berstatus promosi bisa bertahan di kasta tertinggi. Status sebagai juara Liga 2 2017 juga bukan menjadi jaminan untuk bisa bersaing ketat dengan kontestan Liga 1 lain.

Bola.com mencoba mengumpulkan penyebab-penyebab penampilan labil yang ditunjukkan Persebaya musim ini. Berikut ini empat penyebab utama dari hasil tidak konsisten tersebut.

2 dari 3 halaman

Rotasi

1. Terlalu sering melakukan rotasi

Pada pramusim, Persebaya banyak melakukan rotasi saat masih di bawah asuhan pelatih Angel Alfredo Vera. Pelatih asal Argentina itu terlihat sangat berusaha mencari komposisi yang pas untuk starting eleven tim asuhannya.

Namun, cara itu ternyata juga ditempuh Alfredo saat sudah kompetisi sudah berjalan. Bongkar pasang pemain dan eksperimen yang dilakukan Alfredo menjadi perjudian berharga malah yang kerap berujung kekalahan.

Dari 28 pemain di skuat Persebaya, tak ada satu pun pemain yang selalu mendapat kesempatan bermain dalam 22 pertandingan di semua ajang. Ini menjadi bukti Persebaya tidak memiliki bahkan satu pemain andalan saja.

2. Banyak pemain cedera

Badai cedera masih terus menghantui Persebaya selama menjalani petualangan di Liga 1. Pemain silih berganti masuk perawatan tanpa pernah ada situasi tim memiliki skuat yang lengkap.

Penanganan cedera yang kurang tepat sempat menjadi momok bagi Persebaya. Berbagai cara berusaha ditempuh jajaran pelatih dan manajemen untuk bisa menangani persoalan ini, namun kurang membuahkan hasil.

Terlalu seringnya pemain mengalami cedera ini yang kemudian berdampak kepada rotasi yang dilakukan Alfredo. Dia tidak pernah mendapati timnya dalam kondisi full team sehingga harus mencoba pemain lain untuk posisi tertentu.

 

3 dari 3 halaman

Gelandang Bertahan

3. Tidak ada perombakan skuat

Pada awal musim, banyak kontestan Liga 1 yang melakukan perombakan skuat besar-besaran. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Persebaya sekali pun berstatus tim promosi.

Bajul Ijo memutuskan untuk mempertahankan 17 pemain yang merupakan bagian integral tim saat menjuarai Liga 2 2017. Mayoritas pemain tersebut masih belum berpengalaman di kasta tertinggi.

Pada jendela transfer pertengahan musim, Persebaya hanya mendepak tiga pemain saja, yakni Reky Rahayu, Sidik Saimima, dan Arthur Irawan. Sebagai ganti, mereka melakukan peminjaman dua pemain Madura United sekaligus, Raphael Maitimo dan OK John.

Namun, momen untuk melakukan perubahan dengan mendatangkan pemain baru ini tidak dimanfaatkan dengan baik. OK John tampil kurang konsisten, sementara Maitimo justru berkutat pada cedera.

4. Gelandang bertahan sering cedera

Ada dua pemain Persebaya yang memiliki kualitas untuk bermain di posisi gelandang bertahan. Mereka adalah Nelson Alom dan M. Hidayat. Keduanya memiliki peran yang berbeda, meski bermain di posisi yang sama.

Nelson merupakan tiper anchor man, pemain pengadang di depan kotak penalti. Dia akan berusaha membuat bola menjauh dari area pertahanannya dengan cara apa pun.

Sementara Hidayat adalah seorang ball-winning midfielder yang cerdas. Gelandang muda ini memiliki kemampuan merebut sekaligus membagi bola dengan baik. Masalahnya, kedua pemain itu kerap mengalami cedera.

Nelson masih mendapatkan perawatan dan absen hingga Oktober. Sedangkan Hidayat yang sudah pulih justru tidak mendapat kepercayaan di beberapa laga terakhir.

Persebaya memilih pemain yang memiliki kemampuan kurang untuk gelandang bertahan sehingga keteteran menghadapi serangan lawan.

Video Populer

Foto Populer