Sukses


Terkait Kericuhan di Bantul, Exco PSSI Menilai PSIM Perlu Dihukum Berat

Bola.com, Semarang - Sepak bola Indonesia kembali diwarnai kericuhan suporter. Kali ini di ajang Piala Indonesia 2018 babak 64 besar antara PS Tira melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bantul (11/12/2018). Pertandingan dihentikan wasit akibat suporter menyerbu lapangan.

Tepatnya di menit ke-80 atau sesaat setelah PS Tira mencetak gol keduanya melalui Fandi Lestaluhu. Ribuan pendukung PSIM berhamburan masuk ke lapangan, bahkan ada yang berjibaku dengan pemain PS Tira.

Beberapa atribut pertandingan di lapangan rusak, suasana menjadi tak kondusif sehingga harus dihentikan wasit dan status pertandingan kini menunggu keputusan PSSI.

Anggita Komite Eksekutif (Exco) PSSI, AS Sukawijaya, memberikan komentar mengenai insiden yang terjadi di Bantul. Menurutnya, perlu hukuman berat bagi PSIM dengan ulah suporternya yang kembali mencoreng sepak bola Indonesia.

Melihat ke belakang, suporter PSIM pernah melakukan sweeping terhadap suporter PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, hingga berujung tewasnya seorang penonton bernama Muhammad Iqbal pada 26 Juli 2018.

"Bukannya saya melangkahi tugas dan wewenang Komdis, alangkah baiknya jika hukuman yang berlaku harus ditegakkan. Seperti halnya Persib Bandung dan Arema FC dihukum tanpa penonton sampai akhir kompetisi, setidaknya juga diberlakukan kepada PSIM," ujar pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi itu kepada Bola.com, Kamis (13/12/2018).

Yoyok Sukawi menambahkan dibutuhkan peran dari klub untuk ikut berkomunikasi sekaligus mengedukasi suporter. Bentuk-bentuk tindakan anarkistis jelas dilarang karena akan lebih merugikan tim sendiri.

"Kejadian yang selalu berulang karena suporter, harus ditangkal dengan hukuman yang sifatnya betul-betul membuat jera. Dengan demikian, pihak yang terkena dampak kerugian paling besar pasti ada pada timnya. Minimal bermain kandang tanpa penonton akan sangat terasa berat," ujar Yoyok Sukawi.

Video Populer

Foto Populer