Sukses


PSSI Mengklaim Tak Tahu Ezra Walian Pernah Berseragam Timnas Belanda Junior

Bola.com, Jakarta - PSSI lalai dalam menelusuri rekam jejak Ezra Walian sehingga yang bersangkutan dilarang FIFA untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23 di Kualifikasi Piala AFC U-23 2020. Induk sepak bola Indonesia itu tidak tahu-menahu fakta penyerang berusia 20 tahun ini pernah memperkuat Timnas Belanda level junior.

Sesuai surat yang dikirim FA Belanda (KNVB), Ezra Walian tercatat pernah berseragam Timnas Belanda U-15, U-16, dan U-17, sebelum berganti kewarganegaraan Indonesia pada Mei 2017.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, mengaku banyak mengambil pelajaran dari kasus naturalisasi Ezra Walian. Utamanya, melakukan cek dan ricek terhadap sang pemain dan agen pemain naturalisasi, serta memahami karier masa remaja pemain bersangkutan.

"Sebenarnya yang pertama keterbukaan terhadap agen dan pemain pada PSSI. Dalam CV (Curriculum Vitae) Ezra, kami tidak menerima Ezra bermain kompetisi resmi U-17. Oleh karena itu, pelajaran yang paling penting untuk PSSI adalah mengesahkan regulasi perantara atau regulasi mengatur intermediaris agar segala kelengkapan sejak awal terjaga," ujar Tisha.

Yang dimaksud kompetisi resmi oleh Tisha adalah Ezra Walian pernah membela Timnas Belanda U-17 pada Kualifikasi Piala Eropa U-17 2014 menghadapi Georgia dan San Marino, pada 2013.

"Kami tidak bisa menyalahkan agen juga. Mungkin saat itu, belum ada data yang belum diterima atau ada kekurangan. Namun, saat itu intermediaris menyatakan belum ada data yang masuk ke PSSI terkait keikutsertaan Ezra di Timnas Belanda U-17 dan baru diketahui saat apply di AFC," kata Tisha.

Tisha tidak ingin melempar keseluruhan kesalahan kasus Ezra Walian kepada agennya. Baik PSSI maupun pihak-pihak yang terkait, disebutnya mesti banyak belajar dan rajin mencari tahu dokumen-dokumen yang dianggap penting.

"Efek suspensi yang dialami PSSI nyatanya tidak berdampak singkat, tidak setahun dua tahun. Tapi, efeknya panjang dan banyak pembenahan regulasi yang kami lakukan. Salah satunya adalah regulasi pemain, perpindahan transfer pemain di domestik, di youth menuju elite, dari elite menuju ke atasnya lagi," imbuh Tisha.

"Seluruh pihak harus mengecek, baik dari PSSI, agen juga. Harus sama-sama terbuka untuk saling cek. Makanya harus ada regulasi perantara," tutur wanita berusia 33 tahun itu.

Video Populer

Foto Populer