Sukses


Turun Gunung Maju Bursa Exco PSSI, Andi Darussalam Tabulasalla Ingin Tebus Kesalahan Masa Lalu

Bola.com, Jakarta - Andi Darussalam Tabusalla resmi mendaftarkan diri sebagai calon anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Sosok kontroversial di dunia sepak bola Tanah Air bercerita soal alasannya mau comeback ke PSSI.

"Saya melihat tidak ada perubahan berarti di PSSI mulai dari kepengurusan Nurdin Halid, Djhar Arifin, La Nyalla Mattalitti, Edy Rahmayadi, hingga terakhir Joko Driyono. Sepak bola Indonesia jalan di tempat. Pengelolaan kompetisi amburadul, penegakan disiplin Komisi Disiplin tak berjalan maksimal. Semua itu harus diperbaiki segera. Saya tertantang ingin melakukan hal itu," ujar Andi saat dikontak Bola.com pada Kamis (3/10/2019) sore.

Andi menyebut dirinya punya banyak pengalaman. "Saya punya konsep untuk membenahi sepak bola Indonesia. Ada dorongan kuat untuk membantu memperbaiki PSSI dan sepak bola negara kita," ucap Andi.

Andi Darussalam menyadari keputusannya untuk turun gunung ke PSSI memunculkan cibiran. "Banyak orang bilang saya sudah tua. Biarkan saja. Kata orang saya banyak dosanya. Kalau memang begitu, berikan saya kesempatan untuk memperbaikinya. Di sisa usia saya ingin membayar masa lalu," katanya.

Pria yang akrab disapa ADS tersebut sosok sarat pengalaman di dunia sepak bola nasional. Ia berulangkali jadi pengurus teras PSSI, mulai dari era ketua umum, Kardono, Agum Gumelar, hingga Nurdin Halid.

Berbagai jabatan pernah ia duduki. Mulai dari manajer Timnas Indonesia, Ketua Badan Tim Nasional, Ketua Badan Liga Indonesia, dan banyak lainnya. Terlepas dari pengalamannya yang seabrek, sosok ADS dikenal dengan rekam jejak kariernya kontroversial.

 

2 dari 4 halaman

Dijuluki The God Father

Ia kerap dijuluki The God Father Sepak Bola Indonesia. ADS dicurigai terlibat dalam berbagai kasus pengaturan skor. Salah satu yang paling menjadi perhatian adalah skandal suap yang melibatkan Timnas Indonesia di Piala AFF 2010.

Ia bersama Nurdin Halid disebut bermain dengan bandar untuk membuat Tim Merah-Putih kalah dari Malaysia di final turnamen.

"Saya tahu ada permainan, tapi saya tidak terlibat. Saya menyesalkan adanya tudingan ke Bos saya Nirwan Bakrie," ujar Andi Darussalam yang punya nama beken ADS di kalangan sepak bola dalam acara talk show Mata Nazwa dengan tema pengaturan skor di sepak bola Indonesia pada Rabu (19/12/2018) silam.

Pertandingan kontroversial yang dimaksud adalah final leg pertama di Stadion Bukit Djalil, Malaysia. Saat itu Timnas Indonesia yang diasuh Alfred Riedl kalah 0-3. Tim Merah-Putih gagal juara setelah hanya bisa menang 2-1 pada leg kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

Kekalahan 0-3 menyisakan tanda tanya, karena pada fase penyisihan Timnas Indonesia melumat Tim Negeri Jiran dengan skor 5-1.

ADS mengaku menyesal lalai tidak menjaga hotel tempat menginap Timnas Indonesia jelang pertandingan final leg pertama. Skuat Garuda pun tidak steril. Dalam praktek judi bandar kakap sepak bola internasional, deal-deal kerap terjadi di area ini.

"Jujur saya kecewa mendengar cerita tersebut. Apalagi saya disebut terlibat di dalamnya. Cita-cita utama saya membawa Timnas Indonesia meraih Piala, juara, yang belum pernah saya rasakan sepanjang menjadi manajer Timnas Indonesia. Dan hal itu gagal gara-gara kasus ini," kata Andi Darussalam.

Menariknya Andi Darussalam menyebut nama seorang pemain Timnas Indonesia, yang melakukan blunder aneh di pertandingan melawan Malaysia.

"Saya katakan ketika ramai orang-orang mengatakan seolah-olah semua ini diatur, dengan saya sebagai manajer, dari situ saya mencari mengejar mencari tahu. Dan saya yakin di pertandingan 3-0, saya dimainkan. Tetapi saya tidak punya bukti untuk menuduh orang. Tetapi dari cara bermain, kita bisa melihat.

Awal pertama, seharusnya Maman Abdulrrahman membiarkan bola dari Malaysia, karena bola akan offside, tetapi ia biarkan itu memberi kesempatan kepada pemain lawan di situlah muncul gol pertama. Gol kedua begitu juga," ujar Andi Darussalam.

Belakangan ADS meralat statementnya soal Maman, setelah pemain bareng sejumlah rekannya di Timnas Indonesia saat itu protes keras dituduh terlibat pengaturan skor.

3 dari 4 halaman

Disebut-sebut dalam Kasus Match Fixing Liga 3

Terakhir nama ADS dikaitkan dalam kasus match fixing di pentas kompetisi Liga 3 2018.

PS Ngada NTT buka suara soal ajakan melakukan match fixing. Dua nama beken Joko Driyono (Wakil Ketua Umum PSSI) dan Andi Darussalam Tabussala (mantan pengurus PSSI) ikut disebut-sebut dalam aktivitas yang mengkhianati semangat fair play yang didengungkan FIFA.

Kronologisnya, pada 21 November 2018 lalu, pelatih PSN, Kletus Marselinus Gabhe, ditelepon seseorang yang mengaku bernama Bambang Suryo (BS), Manajer Tim Persekam Metro FC Malang.

BS salah satu pelaku sepak bola yang sempat buka-bukaan soal match fixing di acara talkhow Mata Najwa yang bertajuk "PSSI Bisa Apa?" yang ditayangkan Rabu (28/11/2018) malam di stasiun televisi, Trans7.

Ia mengaku pelaku pengaturan skor yang telah bertobat, ingin memperbaiki kondisi sepak bola nasional dengan membuka tabir kasus-kasus match fixing di kompetisi yang berpayung ke PSSI. Menurut klaim BS, ia sempat berkolaborasi dengan bandar-bandar besar judi sepak bola internasional di masa lalu.

Mendapat telepon dari BS, Kletus Marselinus Gabhe bersikap hati-hati. Percakapan dirinya dengan BS itu direkam. Mantan pemain klub amatir Toureast di Denpasar itu tahu siapa BS. Makanya dia bersikap waspada.

Pembicaraan itu, tutur Marselinus Gabhe, dibuka dengan ucapan BS yang mengajak klubnya lolos ke babak 16 besar Liga 3 bersama Persekam Metro FC.

"BS sampaikan rencananya kami lolos berdua ke babak 16 besar. Lalu, saya tanya bagaimana caranya?" ujar Marselinus Gabhe kepada Bola.com.

Bambang Suryo kemudian menjelaskan rencananya tersebut secara terperinci. Pria berkepala plontos itu meminta pihak PS Ngada menyediakan uang Rp 100 juta untuk patungan biaya lolos ke babak 16 besar.

"Jadi kami dan BS patungan masing-masing Rp 100 juta untuk memuluskan pertandingan kami di babak ini. Uang itu untuk menata perangkat pertandingan di babak ini. BS bilang Persik tak punya uang. Mereka hanya mengandalkan tim saja," ungkap Marselinus Gabhe.

Menurut penuturan Marselinus Gabhe yang mengutip rekaman percakapan itu, uang tersebut akan disetor kepada ADS dan beberapa petinggi PSSI yang disebut-sebut bisa membantu melancarkan rencana jahat itu.

"Uang itu nanti saya yang setor ke ADS dan Jokdri," ucap Marselinus menirukan ucapan BS dalam rekaman tersebut.

Marselinus Gabhe pun minta penjelasan siapa ADS dan Jokdri yang dimaksud BS. "Ternyata BS menjelaskan ADS itu Andi Darussalam dan Jokdri adalah Joko Driyono," tutur Marselinus Gabhe.

Dalam percakapan itu pelatih PSN bertanya uang sebesar itu untuk mengawal sampai babak apa? "Itu hanya sampai lolos ke babak 16 besar. Kalau ingin lolos ke babak berikutnya harus bayar lagi," ucap BS.

Tapi akhirnya Marselinus Gabhe menutup pembicaraan itu dengan alasan kapasitasnya di tim PSN Ngada yang hanya sebagai pelatih. "Saya hanya pelatih. Saya tak punya wewenang memutuskan. Kayaknya kami juga tak punya uang sebanyak itu," tutur Marselinus Gabhe.

Saat dikonfirmasi soal kebenaran soal berita ini, Andi Darussalam beraksi keras.

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Liga Indonesia (BLI) dan manajer Timnas Indonesia di era kepengurusan PSSI Nurdin Halid berujar, "Kurang ajar dia, nama saya dicatut. Begini saja, tunggu saya di Jakarta nanti kita bertemu. Saya akan bicara panjang lebar," ujar pentolan sepak bola asal Makassar ke Bola.com lewat sambungan telepon, Kamis (29/11/2018) malam.

Joko Driyono kemudian masuk bui dan divonis bersalah melakukan tindak pidana merusak barang bukti terkait kasus pengaturan skor sepak bola. Jokdri divonis 1,5 tahun penjara. Pria yang sempat menjabat sebagai Plt Ketua Umum PSSI itu terkena perangkap Satgas Antimafia Bola bentukan Mabes Polri.

Di sisi lain, ADS lolos dari aneka tuduhan. Pria berusia 68 tahun asal Makassar itu berujar enteng.

"Silahkan saja nama saya disebut-sebut The God Father Sepak Bola Indonesia, buktikan saja kalau saya memang terlibat. Jangan asal bicara," kata Andi Darussalam.

4 dari 4 halaman

Bergantung Pemegang Hak Suara

Saat ditanya dirinya maju dalam bursa pemilihan kepengurusan PSSI ikut poros calon ketua umum mana, Andi Darussalam Tabusalla berujar:

"Saya enggak ikut siapa-siapa. Saya maju atas kemauan sendiri," kata pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 25 Agustus 1950 itu.

ADS balik bertanya ke Bola.com bagaimana kepantasan sosok Mochamad Iriawan sebagai calon Ketua Umum PSSI. Sosok satu ini mengklaim mendapat dukungan dari banyak pemegang hak suara di PSSI.

"Dia punya konsep atau tidak? Silahkan saja mau, semua orang berhak diberi kesempatan memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia. Yang paling penting figur tersebut punya konsep," tutur Andi.

ADS juga menganggap wajar jika mantan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, berniat kembali turun gelanggang. "La Nyalla, pasti punya rasa penasaran. Waktu jadi ketum, dia tidak sampai tuntas menjalani periodenya. Banyak ide-idenya tak berjalan. Wajar jika kemudian ia ingin kembali untuk menuntaskan rasa penasaran. Apalagi La Nyalla saat ini sudah terbukti bersih dari tuduhan kasus kriminal korupsi. Malah ia sekarang jadi Ketua DPD," papar ADS.

Bicara soal sosok ideal memimpin PSSI ke depan, ADS melontarkan jawaban diplomastis.

"Kalau saya pribadi menyerahkan ke para pemegang suara. Mereka yang merasakan langsung dampak dari kebijakan yang dibuat Ketum PSSI terpilih. Kalau mereka ingin ada perubahan, pasti para voters memilih figur kuat yang siap menyajikan perubahan," kata Andi Darussalam Tabusalla menutup perbincangan.

 

 

Video Populer

Foto Populer