Sukses


Alasan Madura United Mainkan Duo Timnas Indonesia U-22 Kontra Persija

Bola.com, Jakarta - Pelatih Madura United, Rasiman, membuat keputusan yang sangat berisiko saat bertandang ke markas Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Dia menurunkan Zulfiandi dan Syahrian Abimanyu sebagai starter.

Padahal, dua pemain itu baru saja pulang dari Filipina selepas membela Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2019. Zul dan Abi baru tiba di Jakarta sehari sebelum pertandingan itu, Kamis (12/12/2019).

Ada kemungkinan keduanya kelelahan harus menjalani pertandingan tersebut. Sebab, Zul dan Abi bertanding dalam partai puncak melawan melawan Vietnam hanya tiga hari sebelumnya, Selasa (10/12/2019).

"Saya sebenarnya ingin memberi istirahat untuk menjaga kebugaran Zul dan Abi. Tapi, mereka rupanya datang lebih cepat dan bergabung dengan tim sehari sebelum pertandingan. Saya ingin kami menurunkan skuat terbaik," kata Rasiman.

Di laga ini, Madura United bisa dibilang menurunkan komposisi terbaik demi memetik kemenangan. Hanya Greg Nwokolo saja yang absen akibat mendapat hukuman larangan bertanding.

Zul dan Abi tidak tampil penuh dalam laga pekan ke-32 Shopee Liga 1 2019 ini. Zul ditarik keluar diganti Guntur Ariyadi pada menit ke-52. Dua menit kemudian, giliran Abi yang diganti dengan Asep Berlian.

2 dari 2 halaman

Jadi Atlet Terhormat

Dengan menurunkan dua pemain itu, Rasiman berharap Madura United bisa bermain maksimal. Apalagi, dua pemain gelandang tersebut menjadi andalan di lini tengah Timnas Indonesia U-22 arahan pelatih Indra Sjafri.

Namun, Madura United menelan kekalahan telak dalam laga kontra Persija. Tim asal Pulau Garam itu digasak 0-4 dengan semua gol lahir pada babak pertama. Tiga di antaranya merupakan eksekusi penalti yang diceploskan oleh striker Marko Simic.

"Kami berusaha mengontrol pertandingan sebelum terjadinya penalti pertama, karena kami ingin menjadi atlet yang terhormat. Kebobolan empat gol di babak pertama bukan hal yang mudah. Kalau melihat suasana ruang ganti sangat murung," ungkap pelatih berusia 44 tahun itu.

"Saat turun minum, saya meminta pemain untuk bermain sesuai peraturan. Dalam kondisi tertinggal empat gol, emosi pemain sangat berpotensi meledak di babak kedua. Kalau main ngawur akan merugikan kami. Saya rasa pemain saya mendapat respek lebih di babak kedua," imbuhnya.

Video Populer

Foto Populer