Sukses


Ramdani Lestaluhu, Calon Legenda Persija yang Mulai Terpinggirkan

Bola.com, Jakarta - Usia Ramdani Lestaluhu baru menginjak 15 tahun lebih sembilan bulan pada 4 Agustus 2007. Namun, pelatih Persija Jakarta pada saat itu, Sergei Dubrovin, telah memercayainya beraksi di lapangan.

Momen itu menjadi laga debut Ramdani Lestaluhu berseragam Persija. Kala itu, tim berjulukan Macan Kemayoran itu meladeni Pelita Jaya dan menang tiga gol tanpa balas.

Berselang 13 tahun, Dani, panggilannya, tetap setia membela panji-panji Persija. Pada musim 2013, gelandang yang ikonik dengan nomor punggung tujuh tersebut memang sempat meninggalkan Macan Kemayoran untuk bergabung dengan Sriwijaya FC karena gajinya tak dibayarkan. Namun, dia akhirnya kembali lagi ke Persija. 

Karier Dani di Timnas Indonesia juga berjalan mulus. Pemain kelahiran Tulehu, Maluku ini menjadi sedikit pemain yang sempat merasakan promosi berjenjang.

Ramdani Lestaluhu telah masuk Timnas Indonesia U-17 pada 2006, Timnas Indonesia U-19 pada 2008, dan Timnas Indonesia U-23 pada 2011. Pada 2014, kemampuannya mulai dilirik timnas senior.

Video

2 dari 4 halaman

Lika-Liku Karier Ramdani Lestaluhu

Bakat Ramdani Lestaluhu ditemukan oleh pelatih kontroversial, Iwan Setiawan, ketika memperkuat PPLP Ambon dalam suatu turnamen pada 2004. Kemampuan Dani membuat mantan pelatih Persibom Bolaang Mongondow ini terpukau.

"Ketika itu Timnas Indonesia U-17 akan tampil di Kejuaraan Asia U-17. Tapi, PSSI belum memiliki bank data pemain usia muda, Jadi saya dan tim pelatih mencari pemain dengan cara jemput bola ke daerah-daerah. Salah satu yang kami kunjungi waktu itu adalah Ambon," ujar Iwan, yang ketika itu melatih Timnas Indonesia U-17 dinukil dari wawancaranya dengan Tabloid Bola edisi 2.256, 7 Oktober 2011.

"Meski masih belia, skill-nya sungguh luar biasa. Dia juga tampak dewasa ketika berada di lapangan. Itu membantunya bersikap tepat dalam pengambilan keputusan sewaktu bermain," kata Iwan.

Sebelum bergabung ke Persija, Dani lebih dulu masuk ke Diklat Ragunan setelah membela Timnas Indonesia U-17. Di kawah candradimuka bagi atlet-atlet nasional itu, talenta Dani kian berkembang.

"Awalnya tentu berat. Tapi, kini saya sudah terbiasa. Bahkan, merasa senang berkesempatan tinggal di ibu kota negara dan mendapatkan pendidikan sepak bola jauh lebih baik. Dari pertama karier profesional saya ya di Persija itu," imbuh Dani.

3 dari 4 halaman

Saat Muda, Beda, dan Berbahaya

Pelan-pelan, Dani mulai merangsek sebagai pemain utama. Pelatih Persija pada 2010-2011, Rahmad Darmawan, menjadikannya sebagai pemain utama di sisi sayap kanan, berkolaborasi dengan Greg Nwokolo di sisi sebaliknya.

Dani muda adalah mutiara yang begitu bersinar. Tubuhnya boleh mungil. Namun, keahliannya mengolah bola layak diacungi jempol.

Kesetiaan Dani bersama Persija diuji pada 2013. Kas Macan Kemayoran sekarat sehingga menunggak gaji mayoritas pemainnya, termasuk Dani. Mau tidak mau, demi masa depan yang lebih baik, Dani hijrah ke Sriwijaya FC.

"Saya pemain muda dan terlahir dalam keluarga kurang berkecukupan. Kalau terlahir sebagai orang berkecukupan, tentu bisa saja berhenti karena masih bisa menghidupi kebutuhan. Karena keluarga, jadi saya memutuskan untuk kembali bekerja," ucap Ramdani medio Januari 2013.

"Mengutip perkataan senior, apabila listrik bisa dibayar dengan loyalitas, saya akan tetap bertahan. Tapi, tidak mungkin loyalitas bisa menghidupi keluarga dan membayar kredit rumah. Saya ingin meminta maaf kepada The Jakmania," imbuhnya.

Dani hanya setahun bertahan di Sriwijaya FC. Kecintaannya terhadap Persija mengantarnya kembali ke tim ibu kota pada 2014. Hingga 2016, kariernya di Macan Kemayoran aman sebelum Paulo Camargo datang dan Dani sempat menghilang di awal musim Indonesia Soccer Championsip (ISC) A.

Sebelum ISC bergulir, kabar yang beredar waktu itu ialah Dani digoda oleh klub Timor Leste, Carsae FA. Hanya, dia menolak tawaran tersebut karena tidak mendapatkan izin dari keluarganya. Saat Camargo menjadi pelatih Persija, Dani mulai terpinggirkan.

"Ramdani izin pada tiga pertandingan. Dia izin ingin berdiam dulu. Mungkin dia memaksa saya untuk melepasnya, tapi saya tidak akan lepaskan. Dia hanya kecewa saja karena dicadangkan," ujar Ferry Paulus, Ketua Umum Persija saat itu pada Agustus 2006.

"Padahal dia sudah pulih dari cedera dan siap bermain. Dia bilang tidak suka dan ada dendam. Belum ada klub yang menghubunginya. Ramdani juga tidak akan berani pergi karena dia lama sama saya,” jelasnya.

4 dari 4 halaman

Perubahan Posisi, Juara, dan Mulai Akrab dengan Bangku Cadangan

Dani kembali lagi ke habitat aslinya sebagai starter ketika Stefano Cugurra Teco menjadi pelatih Persija pada Liga 1 2017. Di tangan pria asal Brasil tersebut, posisi Dani berubah dari gelandang sayap menjadi gelandang serang. Namun, catatan penampilan Dani hanya 20 laga mengingat regulasi pemain U-23 yang diterapkan saat itu terpaksa mengorbankannya.

Kontribusi Dani untuk Macan Kemayoran baru terlihat begitu besar ketika Persija menjuarai Liga Indonesia 2018. Dani mampu mengemas 33 penampilan, dengan 26 di antaranya sebagai starter.

Saat Teco hengkang ke Bali United dan Persija menunjuk Ivan Kolev sebagai gantinya pada musim lalu, peran Dani mulai terkikis. Pergantian juru taktik di tengah jalan dengan mendatangkan Julio Banuelos dan Edson Tavares pun tidak begitu berpengaruh terhadapnya.

Sepintas dari permainannya, kemampuan Dani terlihat menurun. Dia tak lagi lincah. Dani juga kerap kehilangan bola dan kecepatan berlarinya berkurang drastis.

Alhasil, peran Dani mulai tergantikan oleh pemain lain. Dia hanya mampu mencatatkan 23 penampilan pada musim lalu.

Dan, musim ini menjadi puncaknya. Dengan sesaknya lini tengah Persija setelah kehadiran Marc Klok dan Evan Dimas, kans Dani untuk menjadi pemain utama makin mengecil. Selain itu, Dani juga harus bersaing dengan gelandang Persija lainnya semodel Rohit Chand dan Sandi Sute.

Mantan Ketua The Jakmania, Bung Ferry pernah meyakini Ramdani layak dikedepankan sebagai simbol Macan Kemayoran selepas Bambang Pamungkas pensiun pada musim lalu. Namun, yang terjadi saat ini justru kontradiktif. Dani mulai akrab dengan bangku cadangan.

"Ramdani waktu bergabung dengan Persija, usianya masih 15 tahun. Dia tidak pernah bermain di klub lain kecuali di Sriwijaya FC ketika dalam kesulitan, namun dia kembali lagi. Saya rasa, orang seperti Ramdani pantas diberikan kesempatan menjadi pemimpin," ujar Bung Ferry.

Video Populer

Foto Populer