Sukses


PSM di Piala Winners Asia 1997-1998: Tembus 8 Besar, Lapangan Bersalju, dan Petaka 12 Gol di Korea

Bola.com, Makassar - Ajang Piala Winners Asia pertama kali digelar pada 1991. Ada 8 klub Indonesia yang pernah berpatisipasi di ajang yang terakhir digelar pada 2002 itu. AFC sebagai otoritas tertinggi sepak bola Asia menggabungkan ajang ini dengan Piala Champions Asia yang kemudian menjadi Liga Champions Asia.

PSM Makassar sebagai klub papan atas Tanah Air tercatat dua kali tampil Piala Winners Asia, yakni pada edisi 1997-1998 dan 2002. Tujuh klub lainnya adalah Krama Yudha Tiga Berlian, PKT Bontang, Gelora Dewata, Semen Padang, Petrokimia Putra, Mastrans Bandung Raya, dan Persebaya Surabaya.

Khusus buat PSM, prestasi terbaik mereka dalam ajang ini adalah menembus babak perempat final edisi 1997-1998. Skuat Juku Eja saat itu bermaterikan mayoritas pemain yang membawa PSM menembus final Liga Indonesia 1995-1996, di antaranya Ansar Abdullah, Ansar Razak, Ayyub Khan, LLuciano Leandro, Alibaba, Ronny Ririn, Syamsuddin Batola dan Bahar Muharram.

Namun, mereka tak lagi diperkuat pemain pilar seperti Jacksen Tiago, Yusuf Ekodono, dan Marcio Novo. Sebagai gantinya, PSM memakai jasa Sumardi, Ritham Madubun, Ortizan Solossa, Izaac Fatary serta dua pemain asal Republik Ceko, Josef Nesvacil dan Michael Jiran.

Ada juga pemain muda dari kompetisi internal PSM seperti Sunar Sulaiman dan Yuniarto Budi. Tim ini juga disiapkan untuk mengarungi kompetisi Liga Indonesia 1997-1998.

Perjalanan Juku Eja dimulai dengan mendapatkan bye pada babak pertama Piala Winners Asia. Selanjutnya pada babak 16 Besar, skuat asuhan M. Basri menyingkirkan jagoan Thailand, Royal Thai Air Force, dengan agregat gol 2-1. Dalam laga perempat final, PSM menghadapi Suwon Samsung Bluewings (Korea Selatan) yang menyingkirkan Singapore Armed Forces (Singapura) dengan agregat gol 8-0.

 

Video

2 dari 2 halaman

Petaka 12 Gol

Pada leg pertama 8 Besar Piala Winners Asia 1997-1998 yang berlangsung di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, penampilan PSM terbilang baik. Mereka mampu mengimbangi Sowun yang diperkuat beberapa pemain tim nasional Korea Selatan.

Tapi, meski sudah memberikan perlawanan maksimal, skuat M. Basri takluk dengan skor tipis 0-1.

Antisipasi yang kurang baik terhadap cuaca dingin di Korea Selatan pada Desember 1997 jadi faktor penyebab petaka PSM yang dilibas dengan kemasukan 12 gol tanpa balas pada pertemuan kedua di markas Suwon.

PSM yang datang ke Suwon tiga hari sebelum pertandingan tak mampu beradaptasi dengan cuaca ekstrem di Korea Selatan saat itu yang mencapai minus 8 sampai minus 12 derajat celsius. Tak banyak persiapan yang mereka lakukan untuk menghadapi Suwon.

Seperti diungkap Ansar Abdullah, kiper PSM saat itu kepada Bola.com, Jumat (22/5/2020). Menurut Ansar, selama di Suwon PSM lebih banyak berdiam diri di hotel tempat mereka menginap.

"Jelang pertandingan, banyak pemain yang sakit. Hidung saya banyak meengeluarkan darah tanpa saya sadari. Sebelum pertandingan, saya minta izin kepada coach M. Basri agar tidak dimainkan," ujar Ansar. Peran Ansar akhirnya digantikan oleh Sumardi yang digelontor tujuh gol beruntun pada babak pertama oleh Suwon.

"Saya pun terpaksa masuk di babak kedua dan kebobolan gol sisa," kenang Ansar.

Ansar menambahkan, permukaan lapangan yang licin akibat salju juga menjadi faktor penyebab. Apalagi sepatu bola yang mereka pakai bukan peruntukan lapangan licin. Alhasil, setiap menguasai dan mengumpan, pemain PSM selalu terjatuh.

"Ini membuat kami berada dalam situasi sulit. Apalagi secara kualitas, pemain Suwon memang diatas PSM," pungkas Ansar mengakhiri pembicaraan.

Video Populer

Foto Populer