Sukses


Cerita Osas Saha: 14 Tahun di Indonesia, Membela 12 Klub dan Nasi Padang

Bola.com, Jakarta - Sepak terjang Osas Saha sebagai striker mewarnai kompetisi Tanah Air. Osas pertama kali datang ke Indonesia saat usianya masih 18 dengan status pemain Timnas Nigeria U-20.

Ia diajak oleh seniornya, Bob Manuel yang telah dulu bermain di Indonesia bersama Arema Malang dan Persik Kediri. PSDS Deli Serdang adalah klub pertama Osas di Indonesia pada musim 2006-2007.

Setelah itu, Osas tercatat pernah berkostum PSMS Medan, PSAP Sigli, Persepam Madura, Persisam Samarinda, Persiram Raja Ampat, Semen Padang, Perseru Serui, Penang FA (Malaysia), Persija Jakarta dan PS Tira Persikabo. Kini, ia membela PSM Makassar musim 2020.

"Jadi, saya termasuk pemain dengan pengalaman berwarna, karena sudah pernah membela klub di lima pulau besar di Indonesia," kata Osas pada channel YouTube Adam Alis.

Bermain di 11 klub dari berbagai pulau di Indonesia membuat Osas paham dengan budaya Indonesia serta atmosfer kompetisi tanah air. Ia pun mendapat pengalaman pahit dan manis yang membuatnya memutuskan menjadi warnanegara Indonesia.

Seperti diketahui, Osas resmi berstatus pemain naturalisasi pada 2019. Tak lama setelah menyandang status itu, Osas mendapat panggilan Timnas Indonesia menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2022. Pelatih Timnas Indonesia saat itu, Simon Mcmenemy memasukkan nama Osas karena dinilai tampil baik bersama PS Tira di Liga 1 2019.

"Sejak 2013, saya menyimpan impian suatu saat bisa bermain untuk timnas Indpnesia. Jadi bisa dibayangkan betapa senangnya saya mendapat panggilan itu," tutur Osas.

Sayang penampilan perdana Osas Saha bersama timnas ditandai dengan kekalahan telak 0-3 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (10/9/2019). "Meski hanya tampil pada 10 menit terakhir, kesempatan itu sangat berkesan buat saya."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Momen Indah di Liga Indonesia dan Nasi Padang

Pada kesempatan itu, Osas Saha mengenang gol indahnya ke gawang Persija Jakarta saat memperkuat PSMS Medan pada musim 2011-2012. Pada pertandingan yang berakhir imbang 3-3 itu, Osas mencetak gol lewat tendangan salto setelah mendapat umpan silang dari sayap.

"Sebelum melakukan salto, saya tahan bola dengan dada. Dengan gerakan cepat saya mengarahkan bola yang tak bisa dijangkau kiper Persija," papar Osas.

Menariknya, enam musim kemudian, bersama Persija, Osas akhirnya meraih trofi juara Liga 1 2018.

"Sebagai pemain, tentu menjadi kebangaan tersendiri bisa membawa klub meraih juara kompetisi kasta tertinggi. Dan itu saya dapatkan ketika bermain untuk Persija."

Belasan tahun menetap di Indonesia juga akrab dengan kuliner dan budaya tanah air. Khusus kuliner, Osas mengaku kerap menyempatkan waktu ke rumah makan Padang.

"Hobi saya adalah makan. Sedang masakan Padang, selain bumbu dan rasanya enak, menunya juga banyak. Saya paling suka rendang dan cincang," ungkap Osas yang berkostum Semen Padang pada 2014.

Terkait budaya, Osas mengungkapkan sedikit paham dengan bahasa Jawa.

"Saya juga suka mempelajari karakater dan budaya masyarakat dimana klub saya bermarkas. Saat ini, saya membiasakan diri dengan logat Makassar," pungkas Osas yang dipinang PSM jelang Liga 1 2020.

Video Populer

Foto Populer