Sukses


Jungkir Balik Posisi Timnas Indonesia di Ranking FIFA: Pernah Tembus 86, Kini Sejajar Kamboja

Bola.com, Jakarta - FIFA secara berkala mengeluarkan peringkat negara-negara anggota. Ranking FIFA merupakan acuan untuk mengukur level tim nasional dalam suatu negara, termasuk Timnas Indonesia.

Ranking FIFA dianggap sebagai sesuatu yang penting. Semakin tinggi ranking yang mampu diraih sebuah tim nasional, maka level permainannya dianggap lebih baik.

Poin suatu timnas dalam ranking FIFA dasarnya bisa dihitung dengan rumus sederhana dengan metode ELO. Rumusan ini sudah digunakan FIFA dalam dua tahun terakhir.

Formula terbaru berdasarkan perhitungan ELO, meliputi P = Pbefore + I * ( W – We ). P merupakan jumlah poin, Pbefore merupakan jumlah poin sebelum pertandingan, I merupakan bobot pertandingan, W adalah hasil pertandingan dan We merupakan hasil pertandingan yang diharapkan.

Untuk perhitungan W dikerucutkan menjadi menang meraih 1 poin, imbang meraih 0,5 poin, dan kalah 0 poin. Adapun perhitungan I didapat dari bobot jenis pertandingan.

Misalnya paling rendah adalah 5 poin yang bisa didapat dari laga uji coba di luar kalender internasional. Paling tertinggi adalah 60 poin yang didapat jika mampu tampil di perempat hingga final Piala Dunia.

Perhitungan We didapat hasil pertandingan 1/10( -dr /600) + 1). dr merupakan selisih peringkat dari dua tim yang bertanding. Timnas Indonesia belum lagi mendapatkan tambahan poin karena terakhir kali bertanding pada November 2019 di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Lantas seperti apa rekam jejak Timnas Indonesia di ranking FIFA? Indonesia sempat mencapai posisi tertinggi yakni 80-an dan saat ini hanya sejajar dengan Kamboja.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Memori 1998 dan 2001

Timnas Indonesia pernah menghuni posisi 100 besar yakni urutan ke-86 pada ranking FIFA. Memori itu terjadi pada 1998.

Sampai saat ini, peringkat ke-86 menjadi pencapaian paling tertinggi yang pernah diraih Timnas Indonesia di ranking FIFA. Maklum, ketika itu Timnas Indonesia merupakan tim yang disegani di kawasan Asia Tenggara.

Kenaikan peringkat secara signifikan terjadi karena penampilan apik Timnas Indonesia rentang 1997-1998. Dalam 13 laga yang dimainkan, Timnas Indonesia ketika itu mampu meraih 10 kemenangan, sekali imbang, dan dua kali kalah.

Catatan tersebut termasuk kemenangan dalam dua laga internasional. Ketika itu, Timnas Indonesia sukses mengalahkan Tanzania dengan skor 3-1 dan Selandia Baru dengan skor 5-0.

Pada 1999, posisi Timnas Indonesia di ranking FIFA sempat turun ke urutan 90. Bahkan, pada 2000 Timnas Indonesia ambruk ke posisi 97.

Memasuki 2001, Timnas Indonesia mengalami lonjakan peringkat di ranking FIFA dengan kembali ke posisi 87. Kenaikan peringkat sebanyak 10 tingkat itu diraih berkat penampilan apik di Kualifikasi Piala Dunia 2002.

Ketika itu, dalam enam laga, Timnas Indonesia hanya kalah dua kali. Sisanya, Tim Merah Putih meraih empat kemenangan masing-masing melawan Maladewa dan Kamboja.

3 dari 4 halaman

Masa Kelam 2015

Sementara itu, posisi terburuk yang diraih Timnas Indonesia di ranking FIFA terjadi pada 2015. Ketika itu, Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA.

Sanksi tersebut diberikan FIFA buntut dari perseteruan antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. FIFA memberi sanksi kepada Timnas Indonesia karena intervensi yang dilakukan pemerintah.

Akibat sanksi tersebut, Timnas Indonesia dilarang ikut serta dalam pertandingan yang diselenggarakan FIFA dan AFC. Sanksi itu membuat Timnas Indonesia tak punya kegiatan sehingga terhempas ke posisi 179 pada ranking FIFA.

Wakil Presiden Republik Indonesia ketika itu, Jusuf Kalla, prihatin dengan situasi yang dialami Timnas Indonesia. Pria yang akrab disapa JK berharap konflik antara PSSI dan Kemenpora bisa berakhir.

"Sepak bola itu pertandingan. Jika tidak ada kompetisi, tentu turun peringkatnya. Saya harap tahun ini selesai," kata Jusuf Kalla pada awal 2016.

Setelah terbebas dari sanksi FIFA pada 2016, Timnas Indonesia kemudian perlahan bangkit. Pada 2018, Timnas Indonesia sempat mencatatkan peringkat ke-159, menyamai pencapaian pada 2014 sebelum dapat sanksi FIFA.

Namun, pada 2019 posisi Timnas Indonesia terjun bebas ke posisi 173. Hal itu terjadi karena menelan enam kekalahan beruntun pada Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Posisi Timnas Indonesia masih di urutan ke-173 dalam ranking terbaru FIFA yang diumumkan pada 16 Juli 2020. Indonesia sejajar dengan Kamboja yang juga mengemas 964 poin.

4 dari 4 halaman

Target Tembus Ranking 150

Timnas Indonesia mendapatkan harapan baru setelah PSSI menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih. Berbekal pengalaman menukangi Korea Selatan di Piala Dunia 2018, kehadiran Shin Tae-yong diharapkan mampu mendongkrak performa Timnas Garuda.

Pada 2020, Timnas Indonesia punya peluang untuk mendongkrak posisi di ranking FIFA. Timnas Indonesia akan tampil pada tiga laga sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.

Selain itu, Timnas Indonesia juga akan berlaga di Piala AFF. Meskipun event tersebut belum bisa dipastikan terselenggara pada akhir tahun karena adanya pandemi COVID-19.

Secara matematis, peluang Timnas Indonesia untuk meraih kemenangan pada laga-laga tersebut terbuka lebar. Wajar bila PSSI menetapkan target Shin Tae-yong harus mampu membantu Timnas Indonesia perbaikan peringkat yakni menembus posisi 150 pada ranking FIFA.

"Untuk target timnas senior putra yakni menembus ranking 150 FIFA, finalis Piala AFF 2020 dan menyelesaikan tiga pertandingan sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan hasil positif," bunyi pernyataan PSSI pada Januari lalu.

Demi mewujudkan target tersebut, PSSI siap memberikan segala kebutuhan dari Timnas Indonesia. Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, bahkan menyebut siap mengirim Timnas senior untuk mengikuti pemusatan latihan di Korea Selatan seperti U-19 yang disiapkan untuk Piala Dunia U-20 2021.

"Saya masih menunggu Shin Tae-yong. Dia yang menentukan. Yang jelas saya meminta, kalau harus berangkat, dua-duanya juga mesti berangkat ke sana. Sebab, biar Shin Tae-yong bisa melatih dan mengawasi dua-duanya," tegas Mochamad Iriawan.

Video Populer

Foto Populer