Sukses


Menyarankan Shopee Liga 1 Tidak Berlanjut, Persebaya: Bikin Musim Baru

Bola.com, Surabaya - PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) tidak kunjung memberikan pengumuman resmi terkait lanjutan Shopee Liga 1. Padahal sejak awal federasi dan operator kompetisi itu berencana menggelar lanjutan kompetisi itu pada Februari 2021, di mana artinya itu kurang dari dua bulan lagi. Situasi ini makin membuat klub kontestan Shopee Liga 1 gerah, tak terkecuali Persebaya Surabaya.

Mereka cukup dirugikan dengan sikap PSSI dan PT LIB. Sebelumnya, PSSI beralasan belum mendapatkan izin keramaian dari kepolisian. Sesuai rencana, kompetisi pun bakal berganti titel menjadi Shopee Liga 1 2020/2021.

Artinya tiga pekan yang telah dimainkan pada Maret 2020 masih tetap dihitung. Persebaya Surabaya pun meminta agar PSSI segera memberikan kepastian. Bahkan Persebaya menyarankan kompetisi musim ini lebih baik dihapus dan langsung fokus menatap musim baru 2021.

"Bagi Persebaya, ketimbang semua menjadi menggantung, segera buat keputusan saja. Bikin saja tahun ini tidak ada kompetisi, tahun depan dibuat kompetisi baru. Itu ditata lebih rapi mulai Februari. Itu lebih baik karena tidak menguras pikiran dan biaya," ujar Sekretaris Persebaya Surabaya, Ram Surahman, kepada Bola.com, Rabu (16/12/2020).

Video

2 dari 2 halaman

Finansial Merugi dan Kehilangan Pemain Asing

Kerugian finansial sudah pasti ditanggung oleh banyak klub karena tetap harus membayar gaji pemain, pelatih, dan ofisial tim. Apalagi klub tanpa pemasukan di tengah pandemi COVID-19. Belum lagi eksodus pemain asing yang kini menjadi fenomena.

Persebaya Surabaya sudah kehilangan David da Silva dan Makan Konate lantaran terlalu lama menunggu kepastian lanjutan Shopee Liga 1. Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, malah menyebut hal ini bukan menjadi masalah karena masuk urusan klub.

PSSI dianggap sebagai biang keladi situasi yang serba tidak menentu ini. Mereka sempat berencana melanjutkan kompetisi pada 1 Oktober tapi kemudian tertunda. Klub terpaksa menanggung akibat dari kebijakan tersebut.

"Dari awal, pertanyaan kami kenapa kompetisi ini dipaksakan. Dari awal juga tidak pernah ada jawaban konkret. Sejauh ini komunikasinya satu arah, lebih kepada melihat kepentingan PSSI maupun PT LIB. Ujungnya menjadi seperti ini," ujar Ram.

 

Video Populer

Foto Populer