Sukses


Manajemen PSS Menghalau Beban Psikologis Pemain di Tengah Kekosongan Kompetisi

Bola.com, Sleman - Pelaku sepak bola Indonesia masih menanti kepastian pelaksanaan kompetisi Shopee Liga 1 pada 2021. Kerinduan tentu dirasakan oleh insan sepak bola Indonesia setelah musim 2020 terganggu karena pandemi COVID-19, termasuk para pemain PSS Sleman.

Sampai saat ini, tidak ada klub yang beraktivitas seperti latihan. Baru-baru ini bahkan beberapa klub memutuskan untuk membubarkan diri, sekaligus memutus kontrak para pemainnya.

Seperti halnya skuat PSS Sleman yang sudah lama diliburkan, yakni sejak Oktober 2020, sebagian besar pemain sudah kembali ke kampung halaman masing-masing, termasuk pemain asingnya.

Manajemen PSS tidak memungkiri situasi kompetisi yang terus tertunda, sangat berpengaruh terhadap psikologis pemainnya. Terutama menyangkut sepak bola yang menjadi mata pencaharian para pemain.

Direktur Utama PSS Sleman, Marco Gracia Paulo, mengatakan bahwa satu di antara cara agar pemain tetap termotivasi adalah terus menjalin komunikasi yang intens. Sementara itu, manajemen klub juga punya cara agar pemain dapat menjaga komitmennya.

"Kami tidak perlu berbohong kalau psikologis pemain baik-baik saja. Semua terpengaruh karena lama tidak latihan, tidak ada kompetisi. Baik fisik, taktik, teknik, dan psikologis terdampak," ujar Marco Gracia Paulo dalam podcast PT LIB belum lama ini.

"Perlu dijaga renegosiasi kontrak. Ketika kembali, semua bisa menyiapkan dengan baik. Meski masih jauh dari sempurna," ucap Dirut PSS Sleman itu.

Video

2 dari 2 halaman

Termotivasi Musim Lalu

Marco Gracia Paulo ikut sedikit mengulas ke belakang tentang pencapaian PSS Sleman pada tahun pertamanya di Liga 1. Sebagai debutan di kasta tertinggi, PSS tetap eksis bahkan melampaui harapan.

Hasil di musim lalu bisa ikut memotivasi timnya pada saat ini. PSS tetaplah tim dengan potensi yang besar sebagai kekuatan utama Shopee Liga 1, tidak lepas dari peran suporter yang sangat militan.

Musim lalu PSS mampu menyegel posisi delapan klasemen akhir. Tim pujaan Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania juga menjadi kuda hitam dengan pernah mempermalukan tim kuat, seperti Bhayangkara FC, Madura United, dan Persebaya Surabaya.

"Kami juga mempelajari pencapaian musim lalu yang luar biasa. Melihat dukungan besar fans, membuat pemain ikut mati-matian," terang Marco Gracia.

"Sekarang kami tidak menghilangkan hal itu, hanya dengan dimensi yang berbeda. Situasi yang lebih baik, kesejahteraan yang lebih baik. Tidak hanya satu atau dua musim, tapi selamanya untuk membangun PSS yang lebih baik," jelasnya.

Video Populer

Foto Populer