Jelang Bhayangkara FC Vs Persikabo 1973 di BRI Liga 1: Ibarat Bumi dan Langit, Duel Tim Bentukan Aparatur Negara yang Jomplang

Sebagai klub 'baru', Bhayangkara FC berhasil langsung menggebrak sepak bola nasional dengan menjadi jawara Liga 1 2017. Tapi, hal itu malah membuat mereka menjadi 'musuh bersama'.

Banyak yang mengerdilkan keberhasilan The Guardians, julukan Bhayangkara FC, saat itu. Mereka mendapatkan tiga angka 'cuma-cuma' dari Komisi Disiplin PSSI karena Mitra Kukar memainkan pemain yang tidak sah saat menghadapi mereka.

Dengan format head to head yang dianut kompetisi Liga 1, Bhayangkara FC berhasil mengangkangi Bali United meski memiliki jumlah poin yang sama. Inilah yang membuat mereka kerap jadi cemoohan fans lawan.

Meski begitu, Bhayangkara FC terus membuktikan diri bila mereka bukan tim sembarangan. Label klub papan atas dalam beberapa tahun terakhir menjadi bukti betapa hebatnya sistem permainan yang telah dibangun.

Hingga pekan ke-25 BRI Liga 1 2021/2022, Evan Dimas dkk. tengah bersaing dalam perebutan gelar juara. Saat ini mereka berada di peringkat kelima dan hanya terpaut lima poin dari Arema FC di puncak klasemen dengan keunggulan satu laga lebih banyak.

Sementara itu, Persikabo 1973 tak pernah lepas dari predikat tim papan bawah. Dari tahun ke tahun, mereka sepertinya hanya memiliki target lolos dari jurang degradasi saja. Satu-satunya yang bisa mereka banggakan hanyalah awal musim Liga 1 2019.

Saat itu, klub yang telah berganti nama sebanyak tiga kali, mulai dari PS TNI, PS Tira, Tira Persikabo, dan kini Persikabo 1973, ini berhasil memuncaki klasemen untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Keberhasilan mereka tak lepas dari performa apik hingga mencatatkan 13 laga tidak terkalahkan.

Sayangnya, setelah dibungkam rival terdekatnya, Bali United, dan kekalahan telak 0-6 di markas Persela Lamongan, mereka seolah dipaksa kembali menjejak bumi. Catatan tak terkalahkan berubah menjadi rekor tak pernah menang dalam 15 laga beruntun.

Beruntung, mereka mendapatkan kembali pemain-pemain terbaiknya di pengujung kompetisi. Kemenangan perdana atas Bali United tak hanya memutus rekor tersebut, tapi juga menyelamatkan mereka dari jerat degradasi.

Namun, pengalaman pahit tersebut tak membuat klub berjulukan The Army dan kini berubah menjadi Laskar Padjadjaran ini belajar. Alih-alih mengembangkan sistem permainan yang solid, mereka terlihat bertumpu kepada sosok Ciro Alves yang memang moncer sejak datang pada musim 2019.

Dengan sisa sembilan pertandingan pada musim ini, posisi anak asuh Liestiadi masih cukup rentan. Mereka kini berada di peringkat ke-14 klasemen BRI Liga 1 dengan raihan 27 poin dan hanya terpaut lima angka saja dari penghuni zona merah.