Bola.com, Jakarta - Pratama Arhan kini dikenal sebagai salah satu pemain muda paling bersinar di Indonesia. Apalagi setelah pemain berusia 20 tahun itu mendapatkan kontrak di klub J2 League, Tokyo Verdy.
Namun, untuk mencapai level itu Pratama Arhan tidak melalui jalan yang mudah. Ia harus bekerja keras dari ketika ia masih bermain di Sekolah Sepak Bola (SSB).
Baca Juga
Advertisement
SSB Putra Mustika, Blora adalah tempat pertama Pratama Arhan menimba ilmu soal sepak bola. Arhan mulai berlatih di SSB itu sejak ia berusia delapan tahun.
Kepada kanal Youtube, Chandra Margatama, pelatih Arhan di SSB Putra Mustika, Tulis menceritakan awal mula Arhan bisa bergabung dengan SSB tersebut.
"Awalnya Arhan itu mengantarkan kakaknya, Roni yang lebih dulu ikut latihan di Putra Mustika, Arhan waktu itu tidak tertarik," katanya.
Â
Â
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sudah Terlihat Berbakat
Menurut Tulus, saat itu Pratama Arhan hanya bermain-main sendiri saja di pinggir lapangan. Arhan menendang bola dan berlarian sendiri.
"Iya waktu itu Arhan masih kelas dua SD, tapi dari situ dia punya talenta itu sudah kelihatan, selang beberapa bulan ia ikut bergabung," ujar Tulus.
Setelah bergabung di SSB Putra Mustika, Pratama Arhan semakin memperlihatkan kemampuannya. Menurut Tulus, sejak di SSB Putra Mustika, kemampuan tendangan kaki kiri Arhan sudah menonjol.
"Saya sudah bicara dengan teman-teman pelatih dan orang tua murid yang lain, saya yakin anak ini akan jadi pemain yang bagus," jelasnya.
Â
Â
Advertisement
Serba Terbatas
Blora bukanlah kabupaten yang besar di Jawa Tengah. Kondisi itu membuat fasilitas dan juga kemampuan para pelatih sepak bola di Kabupaten itu juga terbatas jumlahnya dan kemampuannya.
Hal itu diakui oleh Tulus. Saat masih melatih Arhan di SSB Putra Mustika, ia juga mengungkapkan hanya memberikan latihan teknik dasar saja kepada Arhan dan anak-anak lain saat itu.
"Kita pelatih di desa pengalamannya ya terbatas, kita hanya kasih teknik kontrol bola, passing, dribbling semampu kita pelatih yang minim pengalaman," katanya.
"Tapi yang saya tekankan teknik dasar harus bagus. Skill yang lain menyusul," tandas Tulus.