Bola.com, Jakarta - Dukungan untuk Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Erick Thohir demi menjadi Ketua PSSI pada periode 2023-2027 makin mengalir deras.
Pria berusia 52 tahun itu dianggap sebagai kandidat yang paling ideal untuk memimpin PSSI selama empat tahun ke depan.
Baca Juga
Deretan Pelatih yang Awet Menangani Timnas Indonesia: Shin Tae-yong Masuk Daftar, Masa Tugasnya Bisa Jadi Tambah Lama
Jelang Perempat Final Piala Asia U-23 2024: Jumlah Pemain Abroad Timnas Indonesia U-23 Lebih Banyak Ketimbang Korea Selatan
Hitung-Hitungan Kans 4 Tim Lolos Championship Series BRI Liga 1 2023 / 2024
Advertisement
Erick Thohir sudah kenyang pengalaman di dunia olahraga, terutama sepak bola. Pengasaha kelahiran ibu kota itu pernah membawa Persija Jakarta menjadi juara Liga Indonesia 2001.
"Saya sudah mengurus Persija bareng IGK Manila dan Sutiyoso. Lumayan Persija menjadi juara," ujar Erick Thohir.
Kenyang Pengalaman
Selain itu, Erick Thohir juga menjadi Wakil Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) selama kurang lebih sepuluh tahun pada 2009-2019.
"Saya sepuluh tahun bersama Persib. Jadi, saya bukan figur yang baru. Tapi, saya tidak menjadi figur di depan karena merasa belum waktunya," jelas Erick Thohir.
Advertisement
Di sepak bola internasional, Erick Thohir adalah pemegang saham klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, DC United pada 2012-2018, owner sekaligus Presiden Inter Milan pada 2013-2019, sampai pemilik saham klub kasta ketiga Liga Inggris, Oxford United sejak 2022.
Advertisement
Malang Melintang
Selain itu, Erick Thohir juga sempat menjabat sebagai Ketua Perbasi 2006-2010, memiliki klub NBA Philadelphia 76ers pada 2012, Ketua INASGOC 2018, dan owner SM Pertamina hingga sekarang.
"Erick Thohir sudah malang melintang dalam dunia sepak bola internasional ataupun nasional. Kita belajar dari ragam best practice kompetisi di negara maju sepak bola dan menyusun standar yang kontekstual dan kompetitif," ungkap IGK Manila, yang pernah mengurus Persija bareng Erick Thohir.
Advertisement
"Beberapa kecenderungan di kita, terkait dengan tolok ukur ialah standardisasi administratif dan minim kajian mendalam. Saat ini, misalnya, sepak bola telah menjadi satu di antara industri terbesar di dunia, dengan keterlibatan sains dan dunia akademik sudah tak bisa disepelekan."
"Kompetisi antarklub di Eropa, misalnya, dikembangkan dengan memanfaatkan ragam sumber informasi dan diolah menggunakan metode statistik yang canggih," tutur IGK Manila.
Unek-Unek
IGK Manila adalah manajer Timnas Indonesia ketika meraih medali emas SEA Games 1991 Filipina dan saat Persija bertakhta di Liga Indonesia 2001.
"Kualitas tidak bisa dikejar dengan jalan pintas. Setahu saya, negara mana pun dunia, termasuk ASEAN, yang berhasil membangun sepak bola mereka berkomitmen menjalankan pembinaan dengan berbagai cara," paparnya.
Advertisement
"Kompetisi yang harus diikuti setiap klub harus dibatasi jumlahnya sebab perbaikan kualitas pemain tidak bisa dikatakan berbanding lurus dengan jumlah kompetisi yang diikuti. Justru perkembangan mereka akan pesat jika pembinaan dan kompetisi berjalan simultan," terang IGK Manila.
Advertisement
Erick Thohir Jadi Calon Ketua PSSI
ÂÂÂView this post on Instagram