Bola.com, Jakarta - Bola.com bekerja sama dengan Bank BRI menggelar diskusi bertitel "Ngobrol Seru BRI Liga 1" di Kantor KapanLagi Youniverse (KLY), Jakarta Pusat, pada Kamis (1/6/2023) sore WIB.
Diskusi tersebut mengundang anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, gelandang Persib Bandung, Beckham Putra Nugraha, perwakilan manajemen dan suporter Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Persis Solo, serta PSS Sleman.
Baca Juga
R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Media China Prediksi Timnas Indonesia Bakal Pecundangi Bahrain di Kandangnya
Reaksi Netizen Lihat Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Mulai Cair di Timnas Indonesia: Bakal di Ospek Enggak Ya?
Bahrain Sudah Siapkan 3 Taktik untuk Meredam Timnas Indonesia, Incar Menang Tipis
Advertisement
Perbincangan yang berlangsung sekitar satu jam setengah itu berjalan seru, namun hangat. Dimulai dari penjelasan Arya mengenai langkah PSSI sejak dipimpin Erick Thohir untuk mengembalikan kepercayaan dari publik.
"Tingkat kepercayaan terhadap PSSI itu rendah. Yang pertama kami lakukan adalah image building PSSI. Kita tahu bahwa image building hanya bisa dibuat dengan kebijakan-kebijakan yang baik," ujar Arya.
"Makanya, kami bertekad, mana yang kira-kira menjadi quick win buat kami untuk membuat kepercayaan publik itu tinggi. Misalnya, sebelumnya, regulasi kompetisi itu dari PSSI ke klub. Mereka terima saja."
"Sekarang, kami bikin sarasehan, digodok di rapat Komite Eksekutif PSSI, dan diputuskan dalam kongres PSSI. Kami serap semua meski tidak bisa 100 persen. Ini yang kami bangun," jelasnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Suara Perwakilan Manajemen
Perwakilan manajemen dan suporter Persija, Tauhid Indrasjafrief atau yang karib dipanggil Bung Ferry, mengatakan bahwa kinerja PSSI di era Erick Thohir belum dapat dikatakan berhasil karena masih mendapatkan warisan dari kepengurusan Mochamad Iriawan.
"Kinerja PSSI belum bisa dinilai bagus atau tidak. Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2023 dibentuk sudah lama. Pemain-pemain dibangun dari klub yang memberikan kesempatan kepada pemain muda," ucap Bung Ferry.
"Selain itu, ada juga pengaruh dari Shin Tae-yong. Dia berhasil menaikkan standar permainan anak-anak muda Indonesia. Masih ada banyak faktor lain. Namun, tetap mengapresiasi perhatian dari PSSI kepada Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023," ungkapnya.
Manajer Fans Relations Persebaya, Sidik Tualeka, sepakat dengan Arya bahwa PSSI harus membentuk citra positif mengingat selama ini apa yang dilakukan PSSI terus-terusan salah di mata masyarakat.
"Sebagus apapun program dari PSSI, semua kembali ke kepercayaan. PSSI hari ini sudah mampu sehingga program yang dilakukan sudah pasti diterima oleh publik," imbuh sosok yang biasa dipanggil Alex itu.
"Soal jadwal kompetisi, saya lihat ada banyak terobosan. Per hari ini, klub sudah menerima jadwal. Hampir semua partai bermain pada akhir pekan dan sore hari."
"Terkait penentuan jadwal, PSSI sudah mengembalikan sepak bola sebagai hiburan rakyat. Semua lapisan masyarakat bisa menikmati pertandingan di akhir pekan. Sepak bola milik semuanya," ucap Alex.
Advertisement
Jangan Intervensi Suporter
Yana Umar selaku pentolan pendukung Persib, Viking, mengingatkan PSSI untuk tidak mengintervensi penggemar menyusul rencana pembentukan Komite Ad Hoc untuk suporter. Fans disebutnya harus netral.
"Suporter mesti independen. Kalo kami, independen saja. Tapi tetap ada edukasi untuk suporter, ada pertemuan. Misalnya seperti membakar suar, berapa dendanya. Kalau ada komitenya, suporter sudah seperti Exco," tutur Yana.
Pendiri Pasoepati yang mendukung Persis Solo, Mayor Haristanto, berbagi ceritanya menjadi fans sepak bola selama puluhan tahun. Dia menganggap bahwa mengurus suporter lebih susah daripada klub.
"Mengurus suporter lebih sulit ketimbang klub karena jumlahnya banyak, ribuan dengan strata pendidikan hingga ekonomi yang berbeda-beda. Mengurus suporter itu tidak mudah, sulit," terang Mayor.
"Misalnya, bagaimana meyakinkan suporter untuk tidak bikin kerusuhan. Caranya adalah dengan gembira datang ke stadion dan menari-nari. Selama ini, suporter hanya sapi perah."
"Hanya dicari ketika menjual tiket. Saya percaya suporter mempunyai pekerjaan rumah. Semoga suporer memiliki kesadaran dan cinta damai, apapun hasil dari pertandingannya," katanya.
Lebih Banyak Aksi ketimbang Janji
Ketua Slemania, basis pendukung PSS Sleman, Rengga Dian Senjaya, menuntut kepengurusan Erick Thohir di PSSI untuk lebih banyak aksi ketimbang janji dan meninggalkan kebiasaan buruk kepemimimpinan yang lama.
"Kami menunggu pembuktian. Pengurus-pengurus sebelumnya terlalu banyak janji yang tidak bisa dibuktikan. PSSI sekarang harus membuktikan apa yang sudah menjadi visi dan misi," ujarnya.
"Suporter jangan dijadikan objek, tapi subjek. Suporter juga diminta saran. Yang tahu kejadian di lapangan itu suporter. PSSI hanya mendapatkan laporan. Kick-off malam yang merasakan suporter," ungkapnya.
Advertisement
Pantang Kalah dengan Regulasi
Perihal regulasi pemain untuk Liga 1 musim depan yang cenderung merugikan pemain lokal, Beckham Putra tidak ambil pusing. Peraih medali emas SEA Games 2023 itu malah makin termotivasi untuk merebut tempat utama.
PT LIB memberlakukan aturan lima pemain asing bebas dan satu pemain Asia Tenggara (ASEAN) mulai musim depan. Semua pesepak bola impor itu juga diperbolehkan bermain bersama.
"Saya menanggapinya dengan positif. Sepak bola Indonesia bisa berkembang. Saya juga harus lebih kerja keras memotivasi diri untuk bersaing dengan pemain asing dan membuktikan layak berada di tim," papar Beckham Putra.