Sukses


Kisah Kurnia Meiga Selama Gangguan Penglihatan: 4 Kali Coba Mengakhiri Hidup, Jual Medali agar Rumah Tidak Roboh

Bola.com, Jakarta - Mantan kiper Timnas Indonesia dan Arema FC, Kurnia Meiga, mengalami masa sulit dalam kehidupannya selama enam tahun terakhir. Gangguan penglihatan yang dialami sejak 2017 membuatnya kehilangan segalanya.

Saat mulai mengalami gangguan penglihatan, sebenarnya Kurnia Meiga berada di puncak karier sebagai seorang pesepak bola. Kiper nomor satu Timnas Indonesia dan Arema FC itu menjadi salah satu pemain paling bernilai ketika itu.

Namun, semua itu kini hanya menjadi sejarah. Kurnia Meiga mengalami masa-masa sulit hingga saat ini. Ia mencoba mulai menerima penyakit Papiledema atau pembangkakan syaraf optik pada mata.

Hanya saja, Kurnia Meiga mengalami kekecewaan mendalam. Sampai saat ini dia tidak tahu harus berbuat apa sebagai seorang kepala keluarga.

Dalam sesi wawancara di kanal YouTube Grace Tahir, terkuak Kurnia Meiga benar-benar merasa frustrasi dengan hidupnya, baahkan melakukan percobaan bunuh diri. Bukan hanya sekali, tetapi sampai empat kali.

"Saya pernah 4 kali mau bunuh diri. Bukan karena faktor hero to zero, tetapi karena mikir tidak tahu harus berbuat apa," ujar Kurnia Meiga dalam wawancara tersebut.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Sang Istri Menyadarkan

Istri Kurnia Meiga, Azhiera Fathir, melihat upaya pertama sang suami untuk bunuh diri dengan memegang pisau. Namun, dia bisa menggagalkannya.

Azhiera Fathir mencoba mengingatkan itu akan menjadi sebuah dosa besar bagi Kurnia Meiga. Selain mencoba dengan pisau, kiper jebolan Diklat Ragunan ini sempat membenturkan kepalanya di tembok.

"Rasanya seperti frustasi," ujar Meiga.

Itu jadi sebuah cerminan puncak rasa putus asa baginya. Padahal sebelum sakit, Meiga merupakan sosok yang ceria. Dia mudah bergaul dan punya selera humor tinggi. Namun, keceriaan itu hilang. Apalagi jika Meiga mengingat tiga anaknya.

3 dari 4 halaman

Menangis Saat Membahas Anak

Air mata Kurnia Meiga jatuh ketika dia membahas tiga anak perempuannya, karena dia sudah kehilangan banyak momen manis. Saat ini dia hanya bisa membayangkan tiga wajah anaknya saat ini.

“Anak saya yang pertama sekarang sudah 10 tahun. Dulu dia teman berantem saya. Anak kedua, tomboy. Yang ketiga lahir ketika saya sudah tidak bisa melihat. Kata orang, wajahnya mirip anak kedua saya. Jadi saya hanya bisa membayangkan saja seperti apa wajahnya,” katanya sambil mengusap air mata.

Meiga mengakui sangat dekat dengan anaknya. Apalagi saat penglihatannya masih normal. Waktu itu dia masih memiliki dua anak. Meiga harus membujuk keduanya dengan jalan-jalan di sekitar rumah agar dapat izin untuk berangkat latihan bersama Arema.

Kurnia Meiga sempat terpukul ketika tak bisa lagi memandang wajah anak-anaknya. Apalagi anak pertamanya sudah mulai mengerti kondisi mata Meiga. Anaknya sempat merasa minder ketika ditanya orang lain terkait kondisi sang ayah. Sampai detik ini Meiga masih berharap penglihatannya bisa kembali.

“Tentu hati saya masih bergejolak. Tapi masih percaya, setiap penyakit ada obatnya. Saya masih berharap bisa melihat lagi dan bekerja untuk anak-anak,” katanya.

4 dari 4 halaman

Jual Atribut dan Medali saat Rumah Nyaris Roboh

 

Selama 6 tahun berhenti dari sepak bola, praktis pemasukan Kurnia Meiga juga terhenti. Kondisi finansial keluarganya sudah terkuras. Beberapa waktu lalu Meiga sempat menjual medali dan atributnya.

Hal itu dilakukan karena dia tak ingin merepotkan orang lain untuk membantu dari segi keuangan.

“Saya menjual medali dan atribut agar tidak merepotkan orang lain. Saya juga tidak ingin mencuri,” jawabnya.

Selama 6 tahun ini, Meiga lebih banyak beraktivitas di rumah. Dengan gangguan penglihatan, dia coba tetap menjaga anak dan melakukan apa yang masih bisa dijangkau.

Dia sempat mendapatkan uang sebesar Rp55 juta dari penjualan medali Piala AFF. Saat itu keluarganya sangat butuh dana untuk renovasi rumah karena ada kerusakan yang membuat sebagian rumahnya nyaris roboh.

Video Populer

Foto Populer