Sukses


Statistik Timnas Indonesia Setelah Kandas Lagi dari Libya: Penguasaan Bola Selangit, Tapi..

Timnas Indonesia kembali menelan pil pahit saat menghadapi Libya

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia kembali menelan pil pahit saat menghadapi Libya pada laga uji coba yang berlangsung di Stadion Kompleks Olahraga Mardan, Antalya, Turki, Jum'at (5/1/2024) malam WIB.

Alih-alih membalas dendam kekalahan telak empat gol tanpa balas di pertemuan pertama. Skuad Garuda yang sempat unggul lewat aksi Yakob Sayuri, terpaksa bertekuk lutut dengan margin tipis 1-2.

Kekalahan ini tentu menyesakkan bagi anak asuh Shin Tae-yong. Tak hanya poin mereka di peringkat FIFA bakal tereduksi, sejatinya mereka juga tampil ciamik nyaris sepanjang permainan.

Tetapi seperti di laga pertama, Timnas Indonesia kembali melakukan kesalahan elementer di pertahanan. Pada akhirnya, Libya berhasil memanfaatkan itu dan menghukum kesalahan konyol tersebut.

Walau begitu, secara statistik permainan Timnas Indonesia mengalami peningkatan ketimbang laga sebelumnya. Apa saja yang meningkat? Berikut ulasan selengkapnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penguasaan Bola Tetap Dominan

Berdasarkan catatan statistik, Timnas Indonesia sejatinya lebih banyak menguasai jalannya pertandingan. Pratama Arhan dkk berhasil mendapatkan sekitar 55% penguasaan bola di pertandingan ini.

Pergerakan gelandang yang dinamis memungkinkan ini bisa terjadi. Apalagi, mereka juga harus mengupayakan gol penyeimbang di babak kedua sehingga lebih sering menggempur pertahanan lawan.

Tetapi sayangnya, hal ini saja tak cukup untuk merebut hasil positif. Libya mampu bertahan dengan solid dan mampu meminimalisir serangan sporadis dari lini serang Timnas Indonesia..

3 dari 4 halaman

Penyelesaian Akhir Bikin Gelisah

Timnas Indonesia boleh saja menguasai bola lebih sering. Tetapi sepak bola selalu tentang mencetak gol lebih banyak ketimbang lawan. Inilah yang masih jadi pekerjaan rumah untuk pelatih Shin Tae-yong dan stafnya.

Penyelesaian akhir yang buruk jadi pemicu skor tak kunjung berubah menjadi sama kuat. Keputusan-keputusan yang absurd membuat kesempatan emas yang sudah di depan mata terbuang percuma.

Melawan tim yang lebih kuat di Piala Asia 2023 nanti, Timnas Indonesia butuh lebih dari sekadar keberuntungan. Mereka harus serius mempersiapkan skema serangan balik jika bertekad ingin mengejutkan Vietnam, Irak dan juga Jepang.

4 dari 4 halaman

Blunder Sumber Malapetaka

Seperti yang sudah disinggung di atas, blunder kembali jadi pembeda bagi Indonesia. Rizky Ridho salah melakukan back pass sehingga bola dengan mudah direbut dan diteruskan ke gawang kosong oleh kapten Libya, Ahmed Ekrawa.

Kesalahan mendasar di pertahanan ini bukan kali pertama terjadi di Timnas Indonesia. Di laga pertama saja, tiga dari empat gol yang dibuat Libya juga terjadi karena salah umpan yang terjadi di area permainan sendiri.

Penjaga kedaulatan gawang Timnas Indonesia, wajib introspeksi diri. Membuang bola keluar, tak akan menjadikan catatan statistik kalian buruk. Ini bahkan lebih baik ketimbang mengambil resiko yang bisa berubah menjadi blunder fatal bagi tim

Video Populer

Foto Populer