Sukses


Shin Tae-yong Banyak Dapat Kritik, Hamka Hamzah: Kalau Mau Bicara, Pengamat Harus Ajak Pesepak Bola

Bola.com, Jakarta - Mantan kapten Timnas Indonesia, Hamka Hamzah meminta para pengamat sepak bola nasional bisa memberikan kritikan yang lebih membangun kepada pelatih Tim Garuda, Shin Tae-yong.

Hal ini diungkapkan bek berusia 40 tahun itu dalam wawancaranya dengan YouTube Sport77 Official yang tayang pada Senin (5/2/2024).

Apa yang diutarakan Hamka Hamzah bukan tanpa sebab. Belakangan memang muncul banyak kritikan yang dialamatkan kepada Shin Tae-yong. Pengamat sepak bola Indonesia, Tommy Welly, atau yang karib disapa Bung Towel merupakan satu di antaranya.

Bung Towel dikenal getol memberikan kritikan pedas terhadap kinerja Shin Tae-yong. Dia juga sering menyerukan agar pelatih berusia 53 tahun itu dipecat.

Alhasil, tidak sedikit pecinta sepak bola Tanah Air menilai bahwa ucapan Towel sudah seperti ujaran kebencian. Hamka Hamzah pun punya saran untuk para pengamat mengenai bagaimana baiknya pembahasan sepak bola itu dilakukan.

"Buat teman-teman pengamat, kalau mau berbicara ajaklah pemain bola. Jangan berbicara dengan yang bukan di dunia sepak bola. Jadi butuh pengamat untuk mengkritik untuk memberikan masukan yang membangun," ujar Hamka Hamzah.

"Tantangan buat yang dikritik bahwa saya tidak bisa berleha-leha, harus memberikan yang terbaik, karena kalau tidak, akan dikritik. Harus ada keseimbangan, cuma kalau untuk dibilang tidak ada progres, bukan waktunya dulu," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Jangan Asal Kritik

Hamka Hamzah mengatakan semua orang berhak memberikan kritikan kepada Timnas Indonesia. Asal kritik itu bersifat membangun. Menurutnya, pengamat tidak berhak menentukan gagal atau tidak Shin Tae-yong sebagai pelatih Tim Garuda.

Lebih jauh, manajer RANS Nusantara FC itu berpendapat Shin Tae-yong layak tetap menjadi head coach Timnas Indonesia. Hal tersebut tidak lepas dari situasi kontrak pelatih asal Korea Selatan itu yang akan habis pada Juni 2024.

"Saat ini kita selalu, bukan saya saja senior-senior nih kalau nongkrong di warung kopi, pelatih-pelatih senior juga bilang seharusnya pelatih timnas itu diberi waktu lima tahun, enggak bisa dua tahun ganti," katanya.

"Kasih kesempatan, nanti waktu kesempatan itu dia tidak ada memberikan, umpamanya patokannya piala, ya mau enggak mau kita harus cari lagi pelatih yang baru," tambah Hamka Hamzah.

3 dari 4 halaman

Progres Luar Lapangan juga Penting

Pesepak bola kelahiran Makassar itu menilai hadirnya Shin Tae-yong banyak memberikan dampak positif bagi skuad Garuda. Menurut Hamka Hamzah, Timnas Indonesia sejauh ini menunjukkan progres positif. Bukan cuma dari segi permainan, tapi juga di luar lapangan.

"Progresnya kelihatan. Jangan melihat progres hanya di lapangan, di luar lapangan itu penting ya. Sangat menentukan pemain untuk sangat disiplin. Walaupun memang dulu juga kita disiplin, tapi kan tidak ada yang namanya itu langsung coret," ucap Hamka Hamzah.

"Sekarang melenceng sedikit, makan nasi goreng langsung dicoret. Soal progres, untuk saya tim nasional ini sudah jalan sesuai arahnya, tinggal pialanya saja belum nyantol," lanjutnya.

 

4 dari 4 halaman

Pemain Keturunan Punya Hak Bela yang Sama

Timnas Indonesia era Shin Tae-yong dihuni banyak pemain keturunan. Beberapa di antaranya macam Elkan Baggott, Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Rafael Struick, dan masih banyak lagi. Hamka Hamzah memberikan pandangannya mengenai hal tersebut.

"Pemain-pemain keturunan itu bisa membela Indonesia, jadi bukan naturalisasi ya. Pemain keturunan punya hak juga untuk memilih warga negara karena kan otomatis dari kakek, dari neneknya, dari orang tuanya," papar Hamka Hamzah.

"Memang saya pernah protes ketika pemain naturalisasi tidak mempunyai keturunan, ya masa kita diam. Ya harus kita juga mengkritik, bahwa pemain keturunan siapa pun itu, main di mana pun, ketika dia punya darah Indonesia, jelas dia orang Indonesia. Kalau dia memilih kewarganegaraan Indonesia," pungkasnya.

Sumber: YouTube Sport77

Video Populer

Foto Populer