Bola.com, Semarang - Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, dihantui perasaan yang cemas karena timnya harus pindah kandang dari Stadion Jatidiri menuju Stadion Moch Soebroto hingga akhir musim BRI Liga 1 2023/2024.
Kepindahan PSIS Semarang ke homebase-nya yang baru itu akan dimulai ketika menjamu Dewa United pada pekan ke-25. Menurut jadwal, laga ini akan berlangsung di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Jumat (23/2/2024) pukul 15.00 WIB.
Baca Juga
Duel Antar Lini PSIS Semarang Vs Bali United di BRI Liga 1: Adu Pintar Racing Strategi Gilbert Agius dengan Stefano Cugurra
PSIS Kembali Berkandang di Stadion Jatidiri, Exco PSSI Optimistis Laga Melawan Bali United Bisa Berjalan Kondusif
Yoyok Sukawi Isyaratkan PSIS Rekrut Tiga Pemain Asing Baru di Bursa Transfer: Tunggu Rekomendasi dari Gilbert Agius
Advertisement
Stadion berkapasitas 30 ribu penonton ini menjadi alternatif terbaru bagi Mahesa Jenar. Pasalnya, Stadion Jatidiri sudah tak bisa digunakan hingga akhir musim karena akan menjalani proses renovasi untuk menghelat Piala AFF U-16 2024.
Gilbert Agius hanya berharap lapangan Stadion Moch Soebroto kondisinya bagus. Pasalnya, faktor inilah yang nantinya akan mempengaruhi baik buruknya permainan Septian David Maulana dkk.
“Kami berharap, lapangan di Stadion Moch Soebroto kondisinya bagus. Apabila kondisi lapangannya jelek, kami tidak bisa menjalankan sepak bola yang kami inginkan,” ujar Gilbert Agius.
==
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Sempat Adaptasi
Mahesa Jenar sampai saat ini juga belum begitu mengenal kondisi lapangan Stadion Moch Soebroto. Padahal, menurut Gilbert, para pemainnya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lapangan baru.
“Kami juga membutuhkan waktu beradaptasi dengan homebase yang baru. Sayangnya, tidak memungkinkan juga kalau kami harus menggelar latihan di sana,” katanya.
“Sebab, kami membutuhkan waktu untuk perjalanan dan latihan yang setidaknya berlangsung enam jam. Sangat jauh dan sangat tidak efektif. Ini pasti menghabiskan banyak energi,” tambahnya.
Advertisement
Faktor Dukungan Suporter
Juru taktik asal Malta itu juga mencemaskan animo dukungan suporter saat bermain di Stadion Moch Soebroto. Pasalnya, salah satu faktor yang membuat Mahesa Jenar tampil apik di kandang ialah dukungan dari suporternya.
“Tidak bisa bermain di Stadion Jatidiri sampai akhir musim memang rasanya tidak bagus. Sebab, suporter memberikan dampak yang sangat besar saat kami main di Stadion Jatidiri,” ujarnya.
“Saya selalu percaya bahwa para pemain bisa bermain bagus saat tampil di Stadion Jatidiri karena dukungan luar biasa dari suporter. Saya pasti akan merindukan atmosfer Stadion Jatidiri,” lanjutnya.
Impresif di Kandang Sendiri
Salah satu faktor yang mengantarkan PSIS menembus papan atas ialah penampilan impresifnya saat bermain di kandang. Ketika tanding di Stadion Jatidiri, Mahesa Jenar adalah lawan yang sulit ditaklukkan.
Sejauh ini, dari 12 laga kandang, anak asuh Gilbert Agius sudah memenangkan sembilan pertandingan. Klub-klub elite pun banyak terjungkal ketika harus bertandang ke markas PSIS Semarang.
Sementara itu, dua laga lainnya berakhir dengan imbang yakni saat berjumpa Madura United (2-2) dan Borneo FC (0-0) dan satu sisanya berujung kekalahan, tepatnya saat bersua Persib Bandung (1-2).
Advertisement