Sukses


Memori 4 Tahun Liga 1 2020: Pembukaan Meriah tapi Kompetisi Bubar karena Pandemi

Bola.com, Surabaya - Tanggal 29 Februari adalah tanggal yang langka karena hanya ada di tahun kabisat. Seperti tahun ini, 2024, muncul tanggal 29 Februari yang hanya ada setiap empat tahun sekali.

Tepat empat tahun yang lalu pula, sepak bola Indonesia dibuat heboh dengan pembukaan Liga 1 2020. Kompetisi tahun itu diprediksi akan berjalan semakin sengit karena tim-tim melakukan persiapan matang.

PSSI dan PT LIB lantas memutuskan bahwa pembukaan Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (29/2/2020). Duel itu mempertemukan dua tim asal Jawa Timur, Persebaya Surabaya dan Persik Kediri.

Alasannya sederhana, Persebaya merupakan klub runner-up di Liga 1 2019, sedangkan Persik adalah klub yang baru saja promosi setelah menjuarai Liga 2 2019.

Persebaya tentu saja menjadi klub yang mendapat sorotan dari publik. Sebab, mereka berisikan materi pemain berkualitas seperti Makan Konate dan David da Silva. Belum lagi ada duo asing Aryn Williams dan Mahmoud Eid.

Permainan empat pemain asing disertai para pemain lokal mumpuni membuat manajemen Persebaya memasang target juara Liga 1 2020. Hasilnya sudah dirasakan saat pramusim, yakni meraih trofi Piala Gubernur Jatim 2020.

Panpel Persebaya bekerja ekstra demi kelancaran laga pembuka Liga 1 2020. Sebanyak 50 ribu lembar tiket yang disiapkan oleh panpel telah ludes terjual menandakan animo tinggi suporter Persebaya, Bonek.

Animo tinggi itu tidak lepas dari sanksi yang diterima Persebaya pada Liga 1 2019. Suporter Bonek sempat melakukan kerusuhan saat melihat Persebaya kalah 2-3 dari PSS Sleman di kandang pada 29 Oktober 2019.

Hasilnya, PT LIB memberi sanksi larangan kehadiran penonton bagi Persebaya di sembilan laga terakhir Liga 1 2019. Selama itu pula mereka memendam rindu mendukung Persebaya di stadion secara langsung.

2 dari 4 halaman

Momen Bonek Nyetadion Lagi

Laga kontra Persik dalam pembukaan Liga 1 2020 jadi kali pertama secara resmi Bonek bisa mendukung langsung Persebaya lagi di stadion kebanggaan mereka.

Pihak Panpel Persebaya bahkan menyatakan menyiapkan kejutan untuk pertandingan pembuka itu. Mereka telah menyiapkan pengamanan ketat mengingat laga ini akan disaksikan oleh tamu penting.

Faktor pelatih kedua tim juga menambah menarik pertemuan ini. Persebaya saat itu ditangani Aji Santoso, sedangkan Persik berada di bawah arahan Joko Susilo. Dua nama ini dikenal merupakan sahabat dekat.

Kejutan yang disebut Panpel Persebaya akhirnya benar-benar dirasakan dengan meriahnya acara pembukaan pada Sabtu malam itu. 

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali hadir langsung untuk meresmikan laga perdana kompetisi kasta tertinggi Indonesia tersebut.

Kemeriahan acara ini langsung terasa begitu Zainuddin menyebut kata dibuka. Lampu di stadion dimatikan untuk menampilkan kejutan yang telah disiapkan. Di lapangan, akan ada aksi yang menghibur penonton.

Dalam kondisi gelap, penonton menyalakan lampu telepon seluler masing-masing menambah estetika pencahayaan pemandangan acara ini. Lagu Highway to Hell yang dipopulerkan oleh band rock asal Australia, AC/DC.

Alunan musik rock membuat penonton menyambut sukacita penampilan yang akan disuguhkan untuk membuat ramai acara ini. Puluhan anak lalu masuk ke dalam lapangan untuk menampilkan sebuah pertunjukan.

Mulanya, beberapa anak yang mengenakan kaus klub-klub internal Persebaya dari pinggir lapangan membentangkan kain putih. Setelah itu, anak-anak lain dengan mengenakan kaus berwarna-warni mulai masuk lapangan.

Lagu Tanah Air membuat suasana haru dalam membuka acara ini. Anak-anak berkumpul di lapangan membentuk lingkaran. Di samping kanan dan kiri terdapat bendera raksasa 18 klub kontestan Liga 1.

Performa ini bisa jadi menjadi simbol bahwa kompetisi sepak bola harus menjadi alat pemersatu bangsa. Berbagai warna kaus yang dikenakan oleh anak-anak itu melambangkan ragam latar belakang mereka.

Seperti Indonesia, dengan berbagai ragam suku atau agama, seluruh masyarakat bersatu dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Anak-anak itu lantas menari dengan lantunan lagu electronic dance music. Beberapa di antaranya sangat populer di kalangan anak muda, terutama karena viral di media sosial dan tiktok. Sontak, penonton menambah kemeriahan dengan pekikan menyambut tarian itu.

Duo maskot Persebaya, Jojo dan Zoro, tidak ketinggalan ikut menari bersama mereka. Tak ketinggalan, sejumlah maskot klub-klub lain yang juga kontestan Liga 1 juga ikut hadir dan menari.

Di antaranya adalah Simba dan Prabu (Persib Bandung), Mahesa Jenar (PSIS Semarang), Rooster (PSM Makassar), Mat Peci dan Ayam Wareng (Persita Tangerang), Mas Karebet (Persela Lamongan), Mad Rudji (Madura United), Cek Emas (Borneo FC), Jalbo (Bali United), Si Mapu (Persik Kediri).

Beberapa maskot klub lain terlihat tidak hadir. Di antaranya adalah Sidan (Arema FC), Tiger (Persija Jakarta), dan Falcao (PSS Sleman).

Mereka lantas menutup aksi di atas lapangan tarian lain. Setelah itu, Menpora Zainuddin Amali dan Ketum PSSI Iwan Bule membuka kompetisi ini secara resmi dengan menendang bola tanda kick-off.

3 dari 4 halaman

Persik dan Persebaya

Satu momen menarik melibatkan suporter dari kedua tim. Bonek dan Persikmania mampu menunjukkan teladan yang baik dalam menjaga keharmonisan relasi antarsuporter.

Sebelum laga dimulai, kedua suporter itu berjalan beriringan di menuju stadion. Beberapa di antaranya bahkan berfoto bersama. Warna hijau dan ungu mampu membaur dan menambah indah pemandangan elemen penting dalam sepak bola.

Ini jadi pertemuan pertama keduanya di Surabaya dalam tiga tahun terakhir. Persikmania sempat bertandang ke Kota Pahlawan saat Persebaya menjamu Persik dalam laga persahabatan pada 18 Juni 2017. Laga itu memeringati hari ulang tahun ke-90 Persebaya.

Menjelang pertandingan, kedua suporter itu saling berbalas sapaan lewat chants. Mereka menanyakan kabar. Maklum, ini jadi pertemuan pertama mereka di kasta tertinggi sejak 10 tahun terakhir. Pada 2017, Persebaya dan Persik sama-sama masih berstatus klub Liga 2.

Dari pengamatan Bola.com, Persikmania datang menggunakan motor, mobil pribadi, hingga kendaraan umum. Sekitar 4000-an Persikmania memadati tribune suporter tamu yang terletak di Gate 1 Stadion GBT. 

Bernyanyi bersama dan saling mendukung tim masing-masing untuk memenangkan pertandingan membuat pertandingan ini berjalan kian semarak. 

Situasi berubah saat pertandingan berjalan. Bonek menyanyikan lagu yang memompa para pemain Persebaya untuk mengalahkan Persik. Sebaliknya, Persikmania pun berharap Persebaya tunduk di kandang sendiri.

Apa yang terjadi itu menjadi hal yang wajar. Selama 90 menit, suporter tetap wajib mendukung timnya masing-masing. Setelah itu, persaingan di lapangan harus disudahi, termasuk lagu yang kerap melahirkan benih permusuhan.

 

4 dari 4 halaman

Teladan

Pemandangan suporter berkaus hijau ikut berdesakan di tribune penuh warna ungu bisa dilihat. Tidak aneh pula melihat tulisan “Persebaya” dan “Persik” berjejer dalam syal suporter. Itu menegaskan persaudaraan suporter kedua tim.

Selesai pertandingan, momen yang cukup menegangkan terjadi di stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu. Persebaya dan Persik harus berbagi angka dengan skor 1-1.

Panpel Persebaya menyalakan anthem Persik, Bersama Kita Terlahir Kuat. Semua Bonek memberi kesempatan Persikmania menyanyikan lagu itu bersama pemain Persik yang mendatangi di depan tribune mereka.

Padahal, pemain Persebaya sudah melingkar di tengah lapangan, bersiap melakukan ritual rutin pasca laga kandang dengan menyanyikan Song for Pride. Selesai anthem Persik, tepuk tangan membahana dan giliran Bonek bersama Persebaya menyanyikan anthem mereka.

Bonek dan Persikmania telah menunjukkan bahwa mereka mampu mengaplikasikan tema Kita Bersaudara yang digaungkan PSSI dalam Liga 1 2020.

Hari itu berakhir dan Liga 1 2020 berlanjut dengan setiap tim akan bersaing kembali. Sayangnya, kompetisi kasta teratas Indonesia tidak pernah diselesaikan. Penyebabnya adalah pandemi COVID-19 yang mulai masuk Indonesia pada Maret 2020.

Pertandingan hanya sampai pekan ketiga dan setelah itu pihak kepolisian tidak memberi izin. Kompetisi terhenti pada 16 Maret 2020. Baru pada 20 Januari 2021, PSSI dan PT LIB mengumumkan bahwa kompetisi musim itu ditiadakan.    

Video Populer

Foto Populer