Sukses


4 Kondisi yang Membuat Bhayangkara FC dan Arema FC Layak Terdegradasi: The Guardians Sudah, Singo Edan Menyusul?

Bola.com, Jakarta - Persaingan papan bawah BRI Liga 1 kini menyisakan satu tim lagi yang akan terdegradasi setelah Bhayangkara FC sudah dipastikan menyusul Persikabo 1973 turun kasta pada musim depan.

Kepastian Bhayangkara FC terdegradasi bahkan sudah terjadi sebelum tim berjulukan The Guardians itu bermain melawan Bali United pada Sabtu (20/4/2024) malam WIB. Hasil imbang 1-1 yang diraih Persik Kediri dan Persita Tangerang menjadi penentu juara Liga 1 2017 itu turun kasta.

Namun, hasil imbang yang diraih Persita membuka jalan bagi Arema FC untuk selamat dari jurang degradasi. Arema FC baru akan memainkan laga pekan ke-32 BRI Liga 1 2023/2024 nanti malam, Minggu (21/4/2024).

Kemenangan bisa membantu Arema FC yang hanya terpaut dua poin dari Persita Tangerang bertukar posisi. Namun, tidak akan mudah bagi Singo Edan untuk menang karena yang dihadapi adalah Borneo FC.

Jika kalah dalam laga pekan ke-32 BRI Liga 1, maka Singo Edan akan menjadi tim dengan potensi terbesar untuk turun kasta menyusul Bhayangkara FC dan Persikabo 1973, meski penentuannya masih akan sengit setidaknya dalam dua pekan terakhir.

Jika melihat kiprah Bhayangkara FC dan Arema FC musim ini, bisa dibilang mereka layak berada di papan bawah BRI Liga 1. Kedua tim ini tidak bisa tampil konsisten. Terbukti dengan kesulitan kedua tim untuk menang sejak awal musim.

Bhayangkara FC dan Arema FC berada di urutan kedua dan ketiga dalam daftar tim yang paling sering kalah.

Upaya mengganti pelatih sudah dilakukan, tetapi hasilnya tidak bisa instan. Kedua tim butuh waktu untuk beradaptasi dengan gaya baru. Meski pada awal pergantian pelatih, kedua tim sempat mendapatkan hasil positif.

Selain itu, ada faktor lain yang membuat Bhayangkara FC tak bisa lepas dari jerat degradasi, begitu pun dengan Arema FC, yaitu bertemu lawan berat di sisa musim ini. Berikut 4 faktor yang membuat Bhayangkara FC dan Arema FC memang layak untuk terdegradasi dari BRI Liga 1.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Paling Sering Kalah

Bhayangkara FC dan Arema FC punya catatan kekalahan yang sama buruk. Hingga pekan ke-32 BRI Liga 1, Bhayangkara FC sudah 17 kali kalah. Sementara Arema FC 16 kali menelan kekalahan hingga pekan ke-31. Jumlah terbanyak tetap Persikabo 1973 yang jadi juru kunci dengan 19 kekalahan.

Meskipun dari materi pemain, dua tim ini masih memiliki barisan pemain dengan nama besar, tapi mereka tak sanggup mengangkat performa tim.

Padahal di Bhayangkara FC, ada Awan Setho, Hargianto, Dendy Sulistyawan, dan beberapa nama lain yang sempat jadi langganan Timnas Indonesia.

Begitu pun di Arema FC. Mereka punya Dendi Santoso, Ahmad Alfarizi, Dedik Setiawan, M. Rafli dan lainnya. Entah mengapa, para pemain tersebut ikut tenggelam. Bahkan mereka tak lagi dilirik Timnas Indonesia.

Untuk Bhayangkara FC, bisa jadi faktor kejenuhan sedang melanda. Kerangka tim mereka sudah cukup lama tak berubah. Sehingga lawan juga sudah memahami seperti apa cara bermain tim berjulukan The Guardians itu.

Kondisi sebaliknya ada di kubu Arema FC. Mereka terlalu banyak merombak tim. Banyak pemain dari Liga 2 didatangkan pada awal musim. Sepertinya, Arema sedang berhemat secara finansial.

Namun, imbasnya skuat Arema menjadi timpang antara tim utama dan pelapis. Itu yang membuat performa tim tidak konsisten ketika ada pemain yang absen.

3 dari 6 halaman

Lawan Berat di Sisa Musim Ini

Bhayangkara FC sudah kalah 1-2 dari Bali United pada pekan ke-32 BRI Liga 1, Sabtu (20/4/2024). Sementara Arema FC baru akan bermain menghadapi Borneo FC pada Minggu (21/4/2024) malam WIB.

Sementara dalam dua laga terakhirnya, Bhayangkara FC akan menghadapi Barito Putera dan Persis Solo. Sementara Arema FC bertemu PSM Makassar dan Madura United.

Kemenangan 7-0 atas Persik Kediri tak mampu menyelamatkan Bhayangkara FC ketika menghadapi Bali United. Sementara Arema FC punya modal buruk untuk menghadapi Borneo FC, di mana Singo Edan tidak mampu menang dalam empat laga secara beruntun.

Namun, kans Arema FC untuk bertahan di Liga 1 masih terbuka. Catatanya mereka mampu menang atas tiga tim terakhir, yang artinya mereka akan menggeser Persita Tangerang dan tak mungkin dikejar lagi oleh Pendekar Cisadane yang hanya memiliki dua laga tersisa. Namun, tetap saja itu merupakan mission imposible bagi Singo Edan.

4 dari 6 halaman

Tak Konsisten dan Doyan Ganti Pelatih

Permainan kedua tim ini memang tidak konsisten sejak awal musim. Mereka sulit menang dan terjebak di papan bawah BRI Liga 1 2023/2024. Imbasnya, manajemen kedua tim doyan memecat pelatih. Tercatat, masing-masing klub sudah mengganti pelatih kepala sebanyak tiga kali.

Bhayangkara FC mengontrak Emral Abus pada awal musim. Prestasinya buruk, dia digantikan pelatih asal Argentina, Mario Gomez. Tak kunjung mengangkat performa tim, Gomes de Oliveira ditunjuk sebagai pelatih baru.

Sementara Arema FC lebih banyak menggunakan pelatih lokal. Awal musim menggunakan duet pelatih Joko Susilo dan I Putu Gede. Lalu diteruskan oleh pelatih asal Portugal, Fernando Valente.

Tak kunjung lepas dari zona degradasi, Arema FC kembali memilih pelatih lokal, Widodo Cahyono Putro untuk menuntaskan musim ini.

Namun, pergantian pelatih itu tidak bisa memberikan efek instan. Buktinya, kedua tim masih berada di zona degradasi. Sebab, pemain kedua tim juga butuh adaptasi dengan skema yang diterapkan pelatih baru.

5 dari 6 halaman

Tak Didukung Langsung oleh Suporter

Bisa dibilang dua tim ini paling minim dapat dukungan suporter secara langsung di stadion. Untuk Bhayangkara FC, sejak berkompetisi di kasta tertinggi 2016 lalu, mereka tak punya banyak suporter.

Biasanya, hanya keluarga Kepolisian yang datang. Musim ini, dari data , rata-rata laga kandang Bhayangkara disaksikan 346 penonton. Jumlah yang minim.

Sedangkan Arema FC, justru ada di bawah Bhayangkara. Rata-rata jumlah penonton kandang hanya 136. Padahal selama ini Arema FC dikenal punya basis suporter besar di Indonesia.

Namun, musim ini mereka minim dukungan karena jadi tim musafir. Singo Edan menggunakan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar sebagai kandangnya.

Minimnya dukungan suporter di kandang sendiri tentu berdampak terhadap semangat juang pemain di lapangan. Terutama bagi Arema. Selama ini, mereka terbiasa tampil di Malang dengan dukungan penuh Aremania.

6 dari 6 halaman

Persaingan di BRI Liga 1

Video Populer

Foto Populer