Bola.com, Yogyakarta - PSIM Yogyakarta kembali gagal memetik poin penuh dalam lanjutan Pegadaian Liga 2 2024/2025. Kali ini, klub berjulukan Laskar Mataram itu hanya mampu meraih satu poin saat menjamu Persijap Jepara di pekan kelima.
Laga yang berlangsung di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Rabu (2/10/2024) sore, berkesudahan dengan skor kacamata alias 0-0. PSIM Yogyakarta kesulitan menembus strategi parkir bus yang diterapkan Persijap Jepara.
Baca Juga
Advertisement
Pelatih PSIM Yogyakarta Seto Nurdiyantoro, menyebut timnya tidak dinaungi keberuntungan. Sebab, sepanjang laga skuad Laskar Mataram memang tampil mendominasi dan banyak menciptakan peluang. Namun, gol yang diharapkan tak kunjung datang.
"Hasil 0-0 artinya buat kami tidak maksimal tapi kami syukuri. Mungkin tadi kami lihat sama-sama. Salah satu faktor luck-nya belum dapat mungkin sudah habis di dua pertandingan awal dan harapannya bisa kembali lagi," ujarnya seusai laga.
"Saya pikir pertandingan sore ini kami menguasai pertandingan, banyak peluang untuk gol dan ini jadi evaluasi. Ada beberapa pemain yang mungkin di bawah performa dan itu jadi evaluasi pelatih dan manajemen," sambungnya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tetap di Posisi Ke-3
Hasil seri tidak membuat kedua tim beranjak dari posisinya. PSIM tetap berada di peringkat ketiga Grup 2 dengan torehan tujuh poin. Sementara Persijap makin nyaman di urutan pertama dengan koleksi sembilan angka.
"Kalau dari sisi poin tujuh poin masih ada harapan ke depan lebih baik. Kami juga baru main empat kali. Harapannya teman-teman pemain tetap punya motivasi," harap Seto Nurdiyantoro.
"Saya juga minta maaf ke suporter karena hanya dapat satu poin dan pasti ada evaluasi dari manajemen untuk bangkit sama-sama. Apapun hasilnya tanggung jawab saya," tegasnya.
Â
Advertisement
Apresiasi
Yang pasti, eks pelatih PSIM Yogyakarta itu mengapresiasi kinerja anak asuhnya di lapangan. Meski gagal mendulang tiga angka, Seto Nurdiyantoro menyebut Asyraq Gufron dkk. sudah bekerja maksimal. Dan, tentunya ke depan akan ada evaluasi untuk membenahi segala kekurangan timnya.
"Di babak awal terlalu banyak peluang dan saya pikir terlalu terburu-buru untuk segera mencetak gol. Di babak kedua lebih sabar tapi lebih efektif dan aliran bola lebih lancar. Jadi switch play lebih bagus, instruksinya sabar cari peluang dan menciptakan gol tapi," katanya.
"Semoga kami bisa bangkit dan maksimalkan poin. Mudah-mudahan apa yang jadi keinginan pemain, manajemen, suporter bisa tercapai. Saya juga apresiasi pemain belum bisa memenangkan pertandingan."
"Lagi-lagi ini faktor luck yang belum mengarungi kami. Tapi itu bukan jadi alasan, saya secara pribadi, pemain pasti ada evaluasi ke depannya," lanjut Seto Nurdiyantoro.
Â
Â
Permintaan Maaf
Mewakili rekan pemain, gelandang PSIM, Adittia Gigis, meminta maaf kepada suporter karena belum bisa memberikan kemenangan di kandang. Pemain berusia 25 tahun itu berharap Laskar Mataram bisa bangkit di pertandingan selanjutnya.
"Tentu kami pemain meminta maaf kepada suporter yang sudah hadir di lapangan dengan hasil yang kurang baik ini. Tapi semoga dari pemain bisa mendapat motivasi lebih di Boyolali nanti," ucapnya.
"Betul dikatakan coach Seto banyak peluang yang didapatkan tapi belum ada yang bisa masuk ke gawang. Semoga ini jadi pelajaran ke pemain untuk belajar finishing ke depannya," papar Adittia Gigis.
Advertisement
Ogah Komentari Wasit
Wasit Rihendra Purba tengah menjadi sorotan usai keputusan kontroversialnya saat memimpin laga antara PSIM Yogyakarta versus Persijap Jepara dalam lanjutan Pegadaian Liga 2 2024/2025 pekan kelima.
Laga yang berlangsung di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Rabu (2/10/2024) sore, berkesudahan dengan skor kacamata alias 0-0. PSIM Yogyakarta kesulitan menembus strategi parkir bus yang diterapkan tim tamu.
Rihendra Purba menjadi bahan perbincangan di media sosial lantaran mengeluarkan keputusan yang cukup aneh. Wasit asal Pematang Siantar itu mengakhiri laga belum pada waktunya.
Pria kelahiran 5 Juli 1984 itu meniup peluit panjang pada menit 90+3. Padahal tambahan waktu diberikan selama lima menit. Kejadian itu membuat pemain dan ofisial PSIM melayangkan protes keras.
Â
Disinggung soal kepemimpinan wasit pada laga ini, pelatih PSIM, Seto Nurdiyantoro enggan menanggapi. Arsitek asal Kalasan, Sleman itu memilih fokus kepada timnya.
"Soal wasit saya tidak mau menanggapi wasit karena itu bukan ranah saya dan jadi pembelajaran tim. Bagaimana saat bermain bola kami harus melawan semuanya. Sampai selesai kompetisi tidak mau komentar wasit," kata Seto seusai laga.
"Untuk komentar kurang waktu bukan jadi alasan juga untuk pemain karena memang harus bisa menang di awal kenapa menggebu-gebu di akhir," kata Gigis.
Komentar Persijap
Sementara di sisi lain, pelatih Persijap Jepara, Kahudi Wahyu Widodo bersyukur dengan hasil yang didapat. Terlebih, sepanjang laga tim berjulukan Laskar Kalinyamat itu kesulitan menghadapi serangan bergelombang tuan rumah.
Alhasil, Persijap Jepara pun harus menerapkan strategi parkir bus. Soal itu, Kahudi Wahyu Widodo mengakui hal tersebut.
"Itu bagian dari rencana main kami tetapi bukan berarti kami menunggu di belakang tapi kami mencoba menunggu di tengah. Anak-anak konsisten menjaga jarak antara pemain dan lini, itu mereka sangat konsisten dan disiplin," sebutnya.
"Kenapa kami lakukan itu karena kita tahu PSIM secara materi beda dengan kami. Allhamdulillah dengan kebersamaan anak-anak bisa menahan dan mencuri poin," sambung Kahudi.
Â
Advertisement