Bola.com, Jakarta - Bakhtiar Sutanto menjadi saksi bagaimana buruknya panitia pelaksana (panpel) pertandingan Timnas Bahrain ketika berhadapan dengan Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Dari Qatar, Bakhtiar Sutanto bersama keluarganya menempuh perjalanan darat sekitar 4,5 jam dengan melintasi Arab Saudi sebelum sampai di Bahrain.
Baca Juga
Prediksi Liga Inggris, Liverpool vs Fulham: The Reds Ingin Bertahan di Puncak
Parade Bintang Vietnam yang Bisa Membawa Mimpi Buruk bagi Timnas Indonesia di Piala AFF 2025: Nguyen Tien Linh Paling Menyala!
Adu Mekanik Pelatih Borneo FC Vs Madura United di BRI Liga 1: Pieter Huistra Siap Kejutkan Paulo Meneses
Advertisement
Bakhtiar Sutanto yang tergabung dalam kelompok suporter Timnas Indonesia di Qatar, Garuda Qatar, mengungkapkan bahwa sekitar 500 pendukung tim berjulukan Garuda itu juga datang dari Qatar.
Bakhtiar Sutanto menjadi satu dari ribuan militan Timnas Indonesia yang mendukung Jay Idzes dkk. kala diimbangi Bahrain 2-2 di Bahrain National Stadium, Riffa, pada Kamis (10/10/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Catatan Bakhtiar Sutanto
Bakhtiar Sutanto menjabarkan tujuh pelayanan buruk dari panpel Bahrain. Mulai dari kuota tiket, akses di stadion, hingga fasilitas stadion.
"Tiket disediakan untuk suporter Timnas Indonesia cuma 2.000. Sementara 50 persen stadion sepi tidak terisi bahkan oleh suporter tuan rumah," ujar Bakhtiar Sutanto.
"Manajemen event sangat buruk. Sekitar 2.000 penonton Timnas Indonesia antri panjang karena pintu masuk hanya satu dan dijaga oleh dua orang petugas yang memeriksa dan menyobek karcis. Dibandingkan dengan manajemen event di SUGBK dan event di Qatar. Sangat tidak profesional."
"Tribune untuk suporter Timnas Indonesia di pojok belakang gawang view-nya sangat jelek," ucap Bakhtiar Sutanto.
Advertisement
Keluhan Lainnya
"Pintu masuk ke tribune suporter Timnas Indonesia hanya satu pintu cuma selebar 90cm. Untuk 2.500 suporter satu pintu. Selain harus mengantre panjang, sangat berbahaya dari sisi keamanan bila ada kondisi darurat dan huru-hara. Tidak ada jalur evakuasi yang memadai," ungkap Bakhtiar Sutanto.
"Sirkulasi udara sangat buruk. Tidak ada blower AC outdoor seperti stadion kelas internasional lainnya."
"Layar display tidak pernah menayangkan ulang apa yang terjadi saat pelanggaran dan cek VAR."
"Saat perpanjangan waktu pada menit ke-90+6, waktu di layar stadion berhenti. Jadi penonton tidak tahu kapan waktu berakhir. Sampai akhirnya gol balasan tercipta pada menit ke-90+9, dan ribuan suporter Timnas Indonesia protes," imbuhnya.