Bola.com, Jakarta - Di tahun 80-an, Jepang pernah menjadikan kompetisi Galatama di Indonesia sebagai tempat untuk mempelajari cara mengelola sepak bola. Dengan dukungan ekosistem yang positif, sepak bola Jepang sekarang malah sangat maju, jauh lebih maju.
Saat Indonesia mengadakan Galatama pada tahun 1979, Jepang memanfaatkan kemajuan sepak bola di negaranya. Meskipun sebenarnya, sepak bola pertama di Indonesia dan Jepang dimulai hanya satu tahun kemudian.
Baca Juga
Shin Tae-yong Belum Bisa Tentukan 3 Pemain Abroad Timnas Indonesia Main Melawan Myanmar di Piala AFF 2024: Tergantung Kondisi
Shin Tae-yong Pastikan Timnas Indonesia tanpa Justin Hubner dan Ivar Jenner di Penyisihan Grup Piala AFF 2024
Deretan Pemain di Grup B yang Harus Diwaspadai Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024: Ada Striker Ganas Vietnam!
Advertisement
Delegasi Jepang mengunjungi Indonesia pada tahun 1979 untuk mempelajari kompetisi semi-profesional Galatama. Sementara Liga Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1994-1995, sepak bola Jepang baru dimulai pada tahun 1993.
Saat itu, Liga Indonesia, juga dikenal sebagai Ligina, terdiri dari Galatama dan Perserikatan. Jepang disebut memanfaatkan perkembangan sepak bola yang dinamis.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Angkatan Pertama Pesepak Bola Indonesia di Liga Jepang
Pada eranya, Ricky Yakobi adalah sosok penyerang yang sangat disegani. Ia adalah pemain Indonesia pertama yang bisa menembus Liga Jepang.
Ricky melakukannya di tahun 1988. Saat itu sosok asal Sumatera Utara itu memperkuat Matsushita. Sebuah klub yang kemudian berubah nama jadi Gamba Osaka.
Namun, karier Ricky di klub tersebut hanya berumur jagung. Ia pun hanya bisa mencatatkan enam penampilan dan satu gol di Matshushita.
Cedera dan adaptasi cuaca yang sangat berbeda dengan Indonesia jadi kendala bagi Ricky saat itu. Ia pun menyudahi kariernya di Jepang yang singkat dan kembali ke Tanah Air untuk kembali ke Arseto Solo.
Advertisement
Generasi Berikutnya
Setelah Ricky, Irfan Bachdim jadi pemain Indonesia kedua yang merasakan atmosfer sepak bola Jepang. Bachdim bergabung dengan Ventforet Kofu di tahun 2014.
Pemain yang bisa bermain di beberapa posisi di lini tengah dan depan ini bergabung dengan Consadole Sapporo pada Maret 2014. Namun, karier Stefano Lilipaly di klub tersebut hanya sebentar.
Ia hanya bertahan tujuh bulan saja di Sapporo. Di akhir 2014, ia memutuskan menerima pinangan dari Persija Jakarta.
Terkini Pratama Arhan
PSIS Semarang merupakan klub profesional pertama Pratama Arhan. Jauh sebelum membela panji-panji Laskar Mahesa Jenar, ia mengawali belajar bermain sepak bola di SSB Putra Mustika, Blora yang merupakan kampung halamannya.
Mimpi Pratama Arhan untuk berkarier di luar negeri terwujud. Bek PSIS Semarang itu resmi bergabung dengan klub Jepang, Tokyo Verdy.
Sejak bergabung dengan Tokyo Verdy pada Maret 2022, Pratama Arhan kesulitan masuk skuad di J2 League. Bek sayap kiri berkaki kidal ini hanya berlaga dua kali dengan total 55 menit.
Pada musim ini atau 2023, Pratama Arhan bahkan hanya diturunkan sekali sebagai pengganti selama sepuluh menit.
Pratama Arhan hanya mendapatkan kesempatan untuk bertanding di Piala Kaisar Jepang 2023 dengan dua kali beraksi dan mencatatkan 200 menit.
Advertisement