Bola.com, Jakarta Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) harus bekerja serius jika ingin mengejar prestasi Timnas Indonesia lewat program naturalisasi. Banyak kendala yang bakal dihadapi Negeri Jiran itu.
Modal utama, mereka harus punya figur seperti Erick Thohir yang dimiliki Indonesia. Ketum PSSI itu tak hanya punya jaringan Internasional kuat, tapi juga jago lobi tingkat tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Keberhasilan Indonesia menjalankan naturalisasi juga berkat dukungan penuh Pemerintah dan stakeholder sepakbola. Kekuatan ini pula yang harus dimiliki Malaysia.
Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka 270 juta juga jadi modal besar. Kisah migrasi rakyat Indonesia di masa penjajahan yang hijrah ke Belanda di masa lalu ternyata berdampak positif dengan lahirnya keturunan yang menekuni sepakbola.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor Jumlah Penduduk
Jumlah dan sebaran penduduk ini yang tak dipunyai Malaysia. Di Belanda saja, ada sekitar 2 juta orang Indonesia baik yang masih WNI maupun sudah berganti kewarganegaraan.
Meskipun negara ini juga pernah lama diduduki Inggris. Namun sebagai anggota Negara Persemakmuran, seharusnya Malaysia bisa memanfaatkan koneksi itu untuk menelusuri jejak silsilah rakyatnya yang migrasi ke luar negeri.
"Faktor migrasi penduduk di masa lalu itu yang kurang dimiliki Malaysia. Sementara Timnas Indonesia sangat mudah menaturalisasi pemain, karena warga diasporanya menyebar luas. Terutama keturunan dari Belanda," kata Raja Isa Raja Akram Syah.
Advertisement
Strategi Jitu
Padahal menurut pengamat sepakbola asal Malaysia itu, cara naturalisasi yang tepat dengan memanfaatkan warga diaspora.
"Pemain diaspora adalah heritage bagi sebuah negara. Ikatan darah diyakini membuat pemain punya ikatan emosional kuat dengan negara tersebut. Ini berbeda dengan naturalisasi pemain asing yang berkiprah di kompetisi domestik yang langsung diberi paspor," ujarnya.
Raja Isa melihat ada beberapa pemain asing bagus di Liga Super Malaysia. Namun untuk jadi kekuatan Timnas Harimau Malaya jangka panjang kurang bagus.
"Sesuai regulasi FIFA pemain asing yang bisa dinaturalisasi harus tinggal di sebuah negara selama lima tahun beruntun. Saya lihat di Liga Malaysia ada pemain asing bagus. Tapi usia mereka di atas 27 tahun. Ini untuk jangka panjang tak bagus," ucapnya.
Program PSSI Lebih Jelas
Langkah yang harus dilakukan FAM, lanjut Raja Isa, bisa meniru PSSI yang terus mencari pesepakbola diaspora untuk semua level Timnas Indonesia.
"PSSI punya program yang telah terencana rapi. Salah satunya bekerjasama dengan KNVB. Jadi saya tak heran proses naturalisasi yang dilakukan Indonesia bisa berjalan cepat. Kelebihan Erick Thohir mampu menyakinkan calon pemain yang akan dinaturalisasi," tuturnya.
Advertisement