Sukses


Cerita Titus Bonai Menangis Sedih Sepatu Bolanya Hilang saat Dijemur di Atas Genteng

Setiap pesepak bola beken pasti punya cerita masa lalu yang tak banyak diketahui orang. Termasuk mantan eks tukang gedor Timnas Indonesia, Titus Bonai. Seperti apa kisahnya?

Bola.com, Jakarta - Setiap pesepak bola beken pasti punya cerita masa lalu yang tak banyak diketahui orang. Termasuk mantan eks tukang gedor Timnas Indonesia, Titus Bonai. Seperti apa kisahnya?

Lewat kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali, legenda Persipura Jayapura yang dulu dikenal karena kecepatan dan selebrasi Sajojo-nya, sebelum terkenal pernah kehilangan sepatu bola kesayangan.

Yang membuatnya sedih bahkan sampai menangis, sepatu bola itu merupakan pemberian orang dan satu-satunya sepatu sepak bola terbagus yang ia punya.

"Waktu itu, kita habis latihan usia dini pas di Persipura usia 15 tahun, saya dikasih sepatu bola Adidas pemberian orang. Namanya coach Immanuel."

"Saya masih ingat sekali namanya. Dia kasih pas kita mau pulang. Saya cuci terus saya jemur. Tahu-tahunya pas mau saya ambil sorenya sudah hilang. Tak ada lagi di atas genteng rumah," kata Titus Bonai, mengenang.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Sosok Penting

Menurut Titus Bonai, belakangan ia tahu kalau coach Immanuel terkesan dengan bakatnya dan sang pelatih pun tergerak untuk memberikan sepatu bola.

"Ya mungkin pada saat itu ia ingin kasih motivasi sama saya biar lebih giat berlatih. Saya bangga sekali saat itu," kata pemilik nama lengkap Titus Jhon Londouw Bonai.

"Waktu itu saya punya sepatu, tapi sudah rusak. Mungkin dia terkesan. Pemberian memang sangat berbeda. Saya sangat sedih bahkan sampai menangis," imbuh living legend yang kini berusia 35 tahun.

 

3 dari 4 halaman

Gapai Mimpi

Meski kehilangan barang yang sangat berharga, Titus Bonai tetap semangat menggapai mimpi. Ia lalu lolos seleksi tim junior Persipura dan ditempa cukup lama, dari 2001 hingga 2008.

Ketika masuk, usianya terbilang sangat muda. "Waktu itu kita diseleksi dari antarpelajar, satu atau dua orang pemain untuk TC di Persipura usia 15 tahun, 18 tahun, sama usia 23 tahun. Puji Tuhan, saya juga termasuk dari dua orang yang dipanggil. Saat itu saya masih berusia 12 tahun menjelang 13 tahun sudah dipanggil ke usia 15 tahun," tukasnya.

"Satu angkatan saya Stevie Bonsapia sama Immanuel Wanggai. Waktu itu pelatih kita almarhum kakaknya Edward Ivak Dalam," ia menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Meroket di Bontang FC

Menariknya, Tibo, demikian panggilan arabnya, justu memulai karier profesional bersama tim Kalimantan Timur, Bontang FC. Kok bisa?

"Pada saat itu, waktu saya masih ikut sepak bola pelajar, usia 18 kita pernah bermain di Bontang. Di situlah coach Fakhri Husaini mungkin melirik saya. Waktu itu kita menang lawan Bontang FC dan yang cetak gol saya. Habis pertandingan, minta rekomendasi dari Persipura dan saya langsung ke Bontang FC," kata Titus Bonai.

Dari Bontang FC-lah karier Titus Bonai mulai meroket. Ia menjadi bagian penting tatkala Persipura menjadi yang terbaik di pentas Indonesia Super League 2010/2011.

Tim lain yang juga pernah memakai jasanya, di antaranya adalah Semen Padang, Sriwijaya FC, PSM Makassar, PSMS Medan.

Di Timnas Indonesia, nama Titus Bonai juga berkibar. Meski nihil gelar, tapi penampilannya di SEA Games 2011 tak akan pernah terlupakan. Sayang, waktu itu Tibo dkk. yang tergabung dalam Timnas U-23 gagal di final dan harus puas dengan medali perak.

Video Populer

Foto Populer