Mengulas Strategi Indra Sjafri saat Timnas Indonesia U-22 Gulung Myanmar tapi Gagal ke Semifinal SEA Games 2025

Indra Sjafri langsung menghadirkan perubahan yang sangat signifikan jika dibandingkan pertandingan pertama. Ada banyak perombakan besar-besaran yang dilakukan untuk bermain lebih ofensif menghadapi Myanmar U-22.

Perubahan pertama ialah formasi yang digunakan Timnas Indonesia U-22, yakni 4-2-3-1. Jika dibandingkan laga sebelumnya, skuad Garuda Muda menggunakan format tiga bek tengah sejajar dengan format 3-4-3.

Di sektor pertahanan, hanya Kadek Arel yang dipertahankan, sedangkan pemain yang diturunkan ialah Kakang Rudianto, Frengky Missa, dan Robi Darwis. Lini tengah juga menghadirkan Toni Firmansyah sebagai rekan duet Ivar Jenner.

Adapun Dony Tri yang sebelumnya bermain sebagai wingback kiri dipasang menjadi winger kiri. Dia mendapat lisensi untuk bermain lebih ofensif dalam menyisir area penyerangan, termasuk bertukar posisi dengan Rafael Struick dan Rayhan Hannan.

Selain perubahan strategi, Indra Sjafri juga memberikan instruksi dan pendekatan yang lebih agresif kepada anak asuhnya. Skuad Garuda Muda diminta untuk mengambil inisiatif yang lebih berani sejak awal pertandingan.

Sejak awal laga, Timnas Indonesia U-22 menerapkan pressing dengan garis yang tinggi. Mereka dituntut untuk lebih agresif dalam memberikan tekanan kepada lawan, terutama ketika masih berada di lini pertama.

Ivar Jenner dan kawan-kawan pun terlihat begitu garang ketika Timnas Myanmar U-22 mencoba membangun serangan. Mereka tidak menunggu seperti pertandingan sebelumnya melawan Filipina U-22.

Pendekatan ini memang bertujuan agar Timnas Indonesia U-22 bisa mengejar gol cepat pada awal laga. Sayangnya, skuad Garuda Muda masih gagal memecah kebuntuan pada fase ini karena gol baru tercipta pada akhir babak pertama.

Meskipun melakukan sejumlah perubahan, Timnas Indonesia U-22 memang belum banyak memperlihatkan dampak yang signifikan. Sebab, Garuda Muda masih belum nyaman menguasai permainan atas Myanmar U-22.

Bahkan, proses penciptaan peluangnya masih dimaksimalkan melalui cara-cara yang sama. Selain memaksimalkan lemparan jarak jauh Robi Darwis, Garuda Muda juga mencari celah lewat skema-skema set-piece.

Memang, semua gol Garuda Muda bermula dari situasi ini karena tidak ada satu gol pun yang berhasil diukir Ivar Jenner dan kawan-kawan melalui skema permainan terbuka, termasuk dari serangan balik.

Salah satu keputusan paling mencolok yang diambil oleh Indra Sjafri ialah melakukan serangan all-out pada pertengahan babak kedua. Sebab, Indra tercatat memainkan sederet penyerang untuk menambah daya ledak.

Yang pertama ialah memasukkan Hokky Caraka pada menit ke-45, lalu memainkan Jens Raven pada menit ke-68. Dengan demikian, skuad Garuda Muda diperkuat tiga striker karena masih ada Mauro Zijlstra yang tak tergantikan.

Berbekal tiga striker ini, Garuda Muda bisa mencetak dua gol pada menit-menit akhir. Semuanya dicatatkan oleh Jens Raven. Sayangnya, kemenangan 3-1 ini masih belum cukup bagi Garuda Muda untuk lolos ke babak berikutnya.