Sukses


Leicester City dan Tradisi Beli Gelar di Premier League

Bola.com, Jakarta - Sejak musim kompetisi 2009-2010, hanya Arsenal yang selalu finis di zona empat besar klasemen akhir Premier League. Tiga tim lain, Chelsea, Liverpool, dan Manchester United, sempat merasakan rasanya terdepak oleh Tottenham Hotspur dan Manchester City.

Liverpool menjadi tim tradisional BigFour yang sulit mendapatkan kembali tempat mereka. Posisi mereka diambil alih ManchesterCity.

Tradisi juara pun berubah. Sejak 2009-2010, Manchester City dua kali mengambil trofi dari tim-tim Big Four tradisional, yaitu pada 2011-2012 dan 2013-2014.

4 Besar Klasemen Premier League dari 2009-2010 hingga 2014-2015. (Samsul Hadi - Bola.com)

Angin perubahan tradisi bertiup semakin kencang musim ini. Perubahan dipelopori oleh Leicester City. Mengakhiri Premier League 2014-2015 di peringkat ke-14, Leicester kini punya asa nyata menjadi penguasa Inggris.

Dengan sembilan laga tersisa, Leicester menguasai klasemen sementara dengan nilai 60, hasil 17 kali menang dan sembilan kali imbang. Leicester unggul dua angka dari Tottenham Hotspur di peringkat kedua. Posisi ketiga dan keempat dihuni Arsenal dan Manchester City, dengan nilai 52 dan 51. Sebagai catatan, Leicester baru bermain 29 kali, sementara Tottenham sudah bermain 30 kali. 

Tim-tim Big Four tradisional lain, yaitu Manchester United, Liverpool, dan Chelsea berada di peringkat keenam, ketujuh, dan kesepuluh. MU mengoleksi 47 poin hasil 29 pertandingan; Liverpool 44 poin dari 28 laga; Chelsea 40 poin dari 29 pertandingan.

Sejauh ini, Leicester gagal meraih poin hanya saat melawan Arsenal. Setelah kalah 2-5 di King Power Stadium pada 26 Juni 2015, Leicester kalah 1-2 di Emirates Stadium pada 14 Februari 2016.

Satu kekalahan lain dialami Leicester saat melawan Liverpool di Anfield pada 26 Desember 2016. Saat itu, Leicester kalah 0-1. Leicester membalas kekalahan itu pada pertemuan kedua, di King Power Stadium, pada 2 Februari 2016. Dalam pertemuan di King Power Stadium, Leicester menang 2-0.

Ada banyak hal yang bisa terjadi dalam sembilan laga tersisa. Namun, di atas kertas, mengangkat trofi bukanlah isapan jempol bagi Leicester. Dari sembilan lawan terakhir, hanya ada dua tim yang membuat Leicester gagal menang pada pertemuan pertama, yaitu Southampton dan Manchester United.

9 Laga Terakhir Leicester City pada Premier League 2015-2016. (Samsul Hadi - Bola.com)

Jika berhasil menjadi juara, Claudio Ranieri dan Leicester tak hanya menorehkan sejarah baru dalam perjalanan Liga Inggris, tetapi mematahkan "keyakinan" membeli gelar dengan uang.

Sebagai ilustrasi, menurut catatan Transfermarkt, skuad Leicester City saat ini bernilai 119 juta euro atau sekitar Rp 1,824 triliun. Sebagai catatan, pemain termahal Leicester adalah Riyad Mahrez. Pemain Aljazair berusia 25 tahun ini dibeli dari AC Le Havre pada Januari 2014 dengan harga 500.000 euro atau sekitar Rp 7,25 miliar dan kini bernilai 20 juta euro atau sekitar Rp 290 miliar.

Nilai skuad Leicester City saat ini berada di peringkat ke-12 daftar skuad termahal di Premier League saat ini. Posisi teratas daftar ini diduduki Manchester City, dengan skuad bernilai 501,75 juta euro atau sekitar Rp 7,28 triliun.

Musim
Juara
Nilai Skuad saat Juara
EUR (€)
IDR (Rp)
2009-2010
Chelsea 443,85 juta 6,43 triliun
2010-2011
Manchester United 384,15 juta 5,57 triliun
2011-2012
Manchester City 461,8 juta 6,7 triliun
2012-2013
Manchester United 398,25 juta 5,7 triliun
2013-2014
Manchester City 479 juta 6,9 triliun
2014-2015
Chelsea 526,1 juta 7,6 triliun

Sumber: dari berbagai sumber

  • Leicester City berhasil membuat kejutan di Liga Primer Inggris setelah musim 2015-2016 membawa trofi Liga Primer Inggris Pertamanya
    Leicester City berhasil membuat kejutan di Liga Primer Inggris setelah musim 2015-2016 membawa trofi Liga Primer Inggris Pertamanya
    Leicester City berhasil membuat kejutan di Liga Primer Inggris setelah musim 2015-2016 membawa trofi Liga Primer Inggris Pertamanya

    Leicester City

Video Populer

Foto Populer