Sukses


5 Pelajaran dari Kemenangan Tottenham atas Manchester City

Bola.com, London - Tottenham Hotspur meraih kemenangan 2-0 atas Manchester City pada laga pekan ketujuh Premier League 2016-2017, Minggu (2/10/2016) malam WIB. Bagi City, kekalahan tersebut menjadi yang perdana dialami musim ini.

Kedua gol Tottenham hadir melalui bunuh diri Aleksandar Kolarovs pada menit kesembilan dan Delle Alli pada menit ke-37. Kemenangan tersebut membuat Tottenham berada di posisi dua klasemen dengan raihan 17 poin. Sementara itu, City tetap di posisi puncak klasemen dengan nilai 18 angka.

Penampilan ini sekaligus menjadi memori emas bagi Pochettino, yang saat ini melatih Tottenham. Tidak hanya menang, tapi dia juga mengulang memori emas saat masih melatih Espanyol. Pada pertemuan pertamanya dengan Pep Guardiola di La Liga tanggal 23 Februari 2009, anak asuhnya mengalahkan Barca yang dilatih Pep dengan skor 2-1.

Berikut Bola.com paparkan 5 hal yang bisa dipelajari dari kemenangan Tottenham Hotspur atas Manchester City.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1

Tottenham bermain lebih cepat dibandingkan dengan Manchester City

Guardiola, yang bermain dengan permainan terbuka dan menyerang, sepertinya harus kagum dengan bagaimana Poechettino menandingi The Citizen dengan cara yang sama.

Menurut catatan Skysport, Tottenham tampil jauh lebih menekan dibandingkan Manchester City. Tim asuhan Pochettino tersebut berlari sejauh 118,8 km, sedangkan tim asuhan Pep hanya berlari sejauh 114,8 km.

Dengan statistik tersebut, bisa dilihat bagaimana rajinnya Tottenham merebut bola dari kaki pemain Manchester City, sekaligus penguasaan bola yang lebih sering karena umpan-umpan pendek.

3 dari 6 halaman

2

Tottenham berhasil mengunci pergerakan gelandang bertahan Manchester City

Kesuksesan ini mengulangi keberhasilan Pochettino pada tahun 2009, yakni saat pertama kalinya dia bertemu dengan Pep di dalam lapangan pada tanggal 23 Februari 2009. Espanyol kala itu menang dengan skor 2-1.

Jika pada pertandingan melawan Manchester City, Pochettino meminta anak asuhnya untuk menutupi pergerakan Fernandinho dan Fernando sebagai gelandangbertahan, maka pada tahun 2009 tersebut, Pochettino mengarahkan anak asuhnya untuk menutup pergerakan dari Gerard Pique, Rafa Marquez, dan Yaya Toure, menurut laporan dari Dailymail.

"Mungkin banyak orang berpikir jika ketika City bermain dengan Fernando dan Fernandinho kamu mengharapkan mereka untuk bermain dengan sangat ketat, padahal justru yang terjadi adalah sebaliknya. Para pemain Spurs mendapatkan bola dari posisi dimana mereka berdiri dan langsung bergerak ke lini pertahanan mereka," jelas Jamie Carragher, pundit BBC.

Tidak hanya itu, pendekatan Tottenham kepada pemain Manchester City bahkan sampai tahap dimana mereka menghentikan umpan-umpan pendek mereka. Tottenham tidak membiarkan City mengecoh mereka dengan umpan pendek dari set-piece. Sehingga, opsi City ketika melakukan set-piece hanyalah melakukan umpan panjang, yang dapat dengan gampang dihentikan oleh pemain City.

"City selalu melakukan umpan pendek setelah mendapatkan goal kick. Tottenham mengetahui hal tersebut, dan membuat City hanya bisa melakukan umpan panjang. Dengan begitu, City yang tidak terbiasa dengan umpan panjang, gagal memaksimalkan permainan mereka, dan umpan panjang tersebut dengan mudah direbut oleh Manchester City," tambah Carragher.

4 dari 6 halaman

3

Penampilan heroik Son Heung Min & Dele Alli

Dua pemain ini mampu bekerja sama dengan baik dan menjadi pahlawan kemenangan Tottenham atas The Citizen. Menjadi penyerang tunggal, tidak membuat Son tidak lupa bahwa sebenarnya dia juga bisa memberikan assist, terbukti dengan memberikan satu assist kepada Dele Alli pada menit ke 37.

Umpannya bahkan melewati dua pemain bertahan Manchester City, Zabaleta dan Kolarov, dan berhasil diselesaikan dengan baik oleh Alli. Son juga hampir mencetak gol untuk dirinya sendiri pada menit 49, setelah mendapatkan umpan back pass dari Christian Eriksen, kalau saja tembakan tersebut tidak dipatahkan oleh Claudio Bravo.

Untuk Alli, formasi 4-1-4-1 yang digunakan oleh Pochettino bisa digunakannya dengan baik untuk membuka kelemahan Manchester City. Alli adalah tokoh utama Tottenham dalam memutus bola Manchester City dari lini tengah, dan menjadikannya sebagai motor serangan. Pergerakannya membuat lawan frustasi, dan tidak heran tekel dari pemain Manchester City datang kepadanya, seperti yang dilakukan Nicolas Otamendi.

5 dari 6 halaman

4

Pertahanan Tottenham yang tangguh

Tottenhanm harus berterima kasih kepada Toby Alderwield, Victor Wanyama, dan Jan Vertonghen, yang mengisi lini pertahanan Tottenham pada pertandingan tersebut.

Wanyama menjadi tokoh sentral dalam menguasai sebagian besar umpan panjang yang dilakukan oleh Manchester city.

"Dia bermain dengan baik selama 90 menit. Wanyama mengambil semua umpan panjang yang gagal dikuasai CIty," jelas Gary Neville.

Toby dan Vertonghen berkontribusi dengan melakukan clearance. Dengan 24 clearance dari dua pemain tersebut, jumlah tersebut jauh lebih banyak, dibandingkan clearance yang dilakukan oleh pemain City, menurut laporan Skysport.

6 dari 6 halaman

5

Manchester City sulit beradaptasi tanpa Kevin de Bruyne

de Bruyne yang saat ini sedang cedera, membuat posisinya harus digantikan oleh Sterling, yang harus bermain sebagai gelandang serang pada pertandingan ini. Sebelumnya, Sterling bermain sebagai gelandang sayap.

Bek Tottenham yang bermain sangat agresif, membuat Sterling tidak bisa berkutik. Pada pertandingan ini, Sterling hanya mampu melakukan 1 umpan silang dan 1 tembakan. Dia hanya mampu menyelesaikan 63 % umpan.

Sumber : Skysport

Video Populer

Foto Populer