Sukses


Manchester United dan 4 Akademi Sepak Bola Pencetak Megabintang

Jakarta - Akademi sepak bola Manchester United menjadi satu di antara sekolah terbaik di Eropa, bahkan dunia. Pada realita industri sepak bola modern, Manchester United, Barcelona dan Real Madrid, termasuk di antara 3 terbaik di muka bumi.

Sayang, Manchester United sedikit terbawa pengaruh sepak bola modern dimana membeli dan menjual pemain didefinisikan sebagai sebuah keberhasilan sebuah klub. Manchester United dan banyak klub Eropa lainnya tak mengerti betapa pentingnya akademi pemain muda.

Sistem pemain muda di klub jelas harus mengalir dan muaranya adalah bermain di tim utama. Tak perlu mengeluarkan banyak kocek untuk datangkan pemain berkualitas bila sistem ini berjalan dengan baik.

Pada beberapa tahun terakhir, Manchester United menikmati hal tersebut. Mereka memang dikenal punya akademi pemain muda yang berkualitas dan menghasilkan bintang kelas atas seperti Ryan Giggs, David Beckham, Phil dan Gary Neville hingga kini Marcus Rashford.

Total, Manchester United menyumbang 35 pemain akademinya di Liga Inggris. Sudah jelas kalau mereka punya sistem pemain muda yang bagus sehingga bisa dipakai Manchester United sendiri atau dijual ke klub lain.

Berikut ini akademi Manchester United dan 4 sekolah terbaik lain di Eropa:

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

2 dari 6 halaman

5. Manchester United (Liga Inggris)

Akademi Manchester United adalah salah yang pemain terbaik di Eropa. Banyak di antara alumni sana yang mampu melangkah ke tim senior.

Klub ini memiliki sejarah panjang yang selalu memiliki pemain akademi di dalam skuat dan bertahan selama 80 tahun. Bahkan, jika si alumni tak masuk tim utama, dia masih memiliki peluang di tempat lain di Inggris atau Eropa.

Saat ini, ada sebanyak 28 pemain yang datang melalui Akademi Manchester United yang melengkapi 5 besar liga di Eropa. Dari 28, lima di antaranya bermain di bawah arahan Jose Mourinho, seperti Paul Pogba dan Marcus Rashford.

Di antara tim Liga Inggris saja, produk United Academy mengumpulkan total 44.055 menit liga di musim 2016/17. Tidak ada klub Inggris lainnya yang bisa meraih catatan itu. Tottenham di posisi kedua saja kurang dari setengahnya, yakni 21.668 menit.

3 dari 6 halaman

4. Athletic Club Bilbao (La Liga)

Sepak bola abad ke-21 sekarang ini selalu bicara kemewahan pasar transfer sebagai nilai pasar pemain. Tapi di utara Spanyol, tepatnya negara Basque, Athletic Bilbao justru sebaliknya dengan terus berkembang bersama cara mereka sendiri.

Akademi pemuda Bilbao, yang juga dikenal sebagai Cantera, sudah jadi rahasia umum menghasilkan talenta istimewa. Hal itu juga karena didukung kebijakan unik klub yang larang pemain lain bermain untuk klub tersebut.

Skuad Bilbao sepenuhnya terdiri dari pemain Basque. Secara keseluruhan, ada 29 pemain Athletic Club Bilbao cantera di lima liga top Eropa, 20 di antaranya masih di klub.

4 dari 6 halaman

3. Olympique Lyonnais (Ligue 1)

Sama seperti timnas Prancis yang berinvestasi untuk pemain muda, Lyon juga menabur benih yang akan membantu menjadi klub paling dominan di Ligue Ligue 1 Prancis. Pada rentang 2001 sampai 2008, Lyon memenangkan tujuh liga berturut-turut, sebagai refleksinya.

Salah satu lulusan akademi paling terkenal Lyon adalah Karim Benzema. Kini, dia adalah pencetak gol terbanyak ketiga tertinggi di Liga Champions, cuma kalah dari Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Akademi bernama Center Tola Vologe adalah rumah bagi pemain muda. Di sana, mereka tidak hanya belajar sepak bola namun juga memberikan pendidikan yang layak. Akademi tersebut telah menghasilkan 31 pemain yang bermain di lima liga top Eropa. Di antara mereka, sebanyak 11 pemain masih bersama klub.

5 dari 6 halaman

2. Barcelona (La Liga)

Setelah dijuluki akademi sepak bola terbaik di planet ini, La Masia perlahan kehilangan kejayaannya. Namun, akademi ini masih menghasilkan cukup banyak pemain untuk tetap berada di posisi no.2 dalam daftar.

Barcelona kala ditangani Pep Guardiola pada akhir 2000an dan awal 2010 adalah satu-satunya tim dari liga papan atas Eropa yang memenangkan sextuple. Sebagian besar skuat tersebut dibangun dengan akademinya, yaitu Lionel Messi, Xavi, Andres Iniesta, Gerard Pique, Carles Puyol, Sergio Busquets, Victor Valdes dan Pedro.

Namun, sejak itu mereka tak lagi bertaji. Ada pemain yang lulus dari La Masia, tapi nyatanya tak konsisten dan acap tak terpakai, bahkan di tim senior Barcelona. Secara keseluruhan, 34 lulusan La Masia sekarang bermain di lima besar liga Eropa.

Tapi yang menjadi perhatian adalah bahwa hanya tujuh yang masih di Barcelona. Ada harapan di bawah Ernesto Valverde belakangan ini gemar memakai produk akademi sendiri.

6 dari 6 halaman

1. Real Madrid (La Liga)

Sejak Florentino Perez menguasai strategi transfer, Real Madrid selalu unggul dalam hal pembelian dan penjualan pemain untuk tim utama. Keinginan sukses instan dibanding proyek panjang itu membuat Madrid memenangkan piala dan menjadi klub paling populer di planet ini.

Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini, anggapan itu bisa dimentahkan. El Real kini mulai memercayai produk akademinya sendiri ketimbang boros di lantai transfer.

Secara keseluruhan, 41 produk akademi Real Madrid sekarang bermain di lima liga top Eropa, tujuh lebih banyak dari Barcelona. Terlebih lagi, delapan pemain di antaranya masih bersama klub.

Pemain seperti Nacho, Dani Carvajal, Kiko Casilla dan Lucas Vazquez terus bermain di klub. Sementara pemain akademi mereka yang terkenal di klub lain adalah Alvaro Morata, Juan Mata, Saul Niguez dan Marcos Alonso. (Eka Setiawan)

Video Populer

Foto Populer