Sukses


Manchester United Bakal Menyesal karena Menjual Romelu Lukaku!

Bola.com, Jakarta - Romelu Lukaku resmi meninggalkan Manchester United pada Kamis (8/8/2019). Ia pindah ke klub raksasa Serie A, Inter Milan. Kepindahan yang mungkin akan disesali Setan Merah di kemudian hari menurut analis dari Skysports, Nick Wright.

Striker asal Belgia itu mengalami periode tak mengenakkan di Manchester United pada musim lalu. Ia hanya mencetak 15 gol di 45 penampilan di berbagai ajang. Lukaku gagal mempersembahkan satu trofi apapun buat United.

Suporter Man United dibuat frustrasi karena ketidakmampuan mencetak gol saat klub bersua enam klub rival papan atas. Style permainannya juga jadi sasaran kritik. Walau jika bicara fakta, Lukaku tetaplah seorang striker hebat yang pernah berkiprah di pentas Premier League.

Mengawali karier di Chelsea pada musim 2012-2013, Lukaku kesulitan menembus tim inti. Situasi itu memaksanya keluar dengan status pinjaman sebelum akhirnya pindah dari The Blues dengan status permanen.

Lukaku mencetak 17 gol di musim pertama bersama West Brom dengan status pinjaman. Dari Hawthorns ke Old Trafford, total keseluruhan gol yang ia cetak kini mencapai 129 dalam 262 pertandingan di berbagai ajang.

Performanya terus menanjak dari musim ke musim, dimulai saat resmi berkostum Everton pada 2013-2014 dan terakhir jadi bagian Manchester United.

Torehan 113 gol Lukaku di Premier League  menempatkannya sejajar dengan Ian Wright di jajaran 20 besar penyerang paling subur di Liga inggris.

Pencapaian itu menjadi lebih mengesankan ketika melihat kenyataan ia baru berusia 26 pada bulan Mei lalu.

Tahun lalu, pemain Belgia itu menjadi pemain luar negeri termuda yang jumlah golnya menembus 100 buah. Hanya Michael Owen, Robbie Fowler, Wayne Rooney dan Harry Kane yang mencapai prestasi itu di usia yang lebih muda. Lukaku telah mencetak lebih banyak gol di Premier League dibanding Alan Shearer pada usia yang sama.

Rekor itu semestinya menempatkan Lukaku pada posisi terhormat. Sayangnya, khusus Romelu Lukaku, banyak orang lebih fokus melihat keterbatasannya. Ia kerap mendapat sasaran kritik yang kurang fair, saat tampil canggung di sebuah laga.

Pencetak gol terbanyak di Premier League saat berusia 26 tahun:

  1. Wayne Rooney 126
  2. Harry Kane 125
  3. Michael Owen 122
  4. Robbie Fowler 114
  5. Romelu Lukaku 113
  6. Alan Shearer 112
  7. Cristiano Ronaldo 84
  8. Thierry Henry 83

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini

2 dari 4 halaman

Fisik yang Terkuras Pasca Piala Dunia

Setiap sentuhan yang buruk, setiap momen kesalahan kontrol, cenderung dimanfaatkan oleh para pengkritiknya untuk menstigmakan ia bukan striker bagus.

Momen-momen itu menjadi semakin sering di musim lalu. Orang seperti lupa di musim debutnya ia mencetak 27 gol di Old Trafford! Manchester United jadi runner-up Premier League saat itu.

Romelu Lukaku mungkin baru berusia 26 tahun, tetapi setelah berhasil menembus Anderlecht pada usia 16 tahun, ia sudah bermain secara reguler di tingkat senior selama satu dekade.

Banyaknya pertandingan yang telah ia mainkan (hampir 500 laga), sangat luar biasa untuk pemain seusianya. Totalnya termasuk 81 penampilan bersama Timnas Belgia.

Musim panas lalu, setelah musim domestik yang mengesankan di Manchester United (bermain di 51 laga), ia langsung tancap gas melakoni laga-laga Piala Dunia di Rusia. Timnas Belgia menyudahi turnamen dengan berada di peringkat tiga besar, di atas Timnas Inggris yang hanya jadi semifinalis tanpa raihan medali.

Dia tampil mengesankan di Rusia, tentu saja, menjadi pemain pertama yang mencetak dua gol dalam pertandingan Piala Dunia berturut-turut sejak Diego Maradona tertentu pada tahun 1986. Tetapi tidak mengherankan bahwa beban kerja mengambil banyak korban. Lukaku telah mengakui bahwa rentetan pertandingan yang ia jalani memicu masalah setelahnya.

"Di Premier League, saya tidak bisa bermain dengan kondisi kebugaran  yang sama dengan sepak bola internasional," katanya pada bulan Desember silam.

"Itu adalah sesuatu yang ketika saya kembali saya langsung tahu. Saya tidak bermain dengan intensitas atau agresi yang cukup. Kondisi kebugaran saya tidak dalam kondisi idel, pada dasarnya."

Komentar itu datang hanya beberapa minggu setelah masalah cedera hamstring yang membuatnya menepi sementara. Pasca itu dia menghabiskan sisa musim bermain mengejar ketinggalan dari penyerang-penyerang lain yang ada di Manchester United.

Ia kesulitan menemukan bentuk permainan terbaik karena masalah cedera, ambil contoh penampilan menawannya ketika menjebol dua kali gawang PSG di Liga Champions pada bulan Maret. Setelahnya ia kembali diganggu cedera hamstring. Di dua laga pertandingan terakhir musim lalu ia absen tanpa bisa berbuat apa-apa.

3 dari 4 halaman

Sosok yang Amat Profesional

Perasaan Lukaku yang kurang fit memicu kritik dari beberapa kalangan, tetapi pertanyaan tentang profesionalismenya dinilai amat tidak beralasan bagi orang-orang yang mengenalnya selama ini.

Roberto Martinez, pelatih Timnas Belgia, memuji "hasrat dan disiplinnya" di Everton. Jose Mourinho sering memuji "sikapnya yang fantastis" di Manchester United. Baru-baru ini di bulan Maret, Ole Gunnar Solskjaer menggemakan kata-kata Mourinho ketika membicarakan pekerjaan ekstra Lukaku di lapangan pelatihan.

Ciri-ciri itu jelas bagi rekan satu tim dan juga pelatih. "Tekadnya untuk meningkatkan kemampuannya adalah contoh baik terbesar yang saya tiru," kata Marcus Rashford, penyerang utama Manchester United yang membuat Lukaku terpinggirkan. 

"Dia selalu ingin memperbaiki dirinya sendiri. Ketika dia melakukannya, itu mendorong orang lain untuk menjadi lebih baik," timpal Rashford lagi.

Gaya permainan Lukaku kerap dianggap kuno di era kekinian sepak bola. Ujung tombak yang kaku terlalu mengandalkan pasokan umpan dari lini kedua.

Padahal fakta itu mentah jika melihat kenyataan bahwa Lukaku adalah pemain yang produktif dan juga pemasok umpan yang trengginas.

4 dari 4 halaman

Siapa Bilang Ia Striker yang Kaku

Sejak musim 2012-2013, ia telah memberikan 34 assist di Liga Inggris. Satu-satunya striker yang bisa mengunggulinya dalam rentang waktu yang sama adalah Sergio Aguero, yang mengoleksi 35 assist, dan Wayne Rooney, dengan 38 assist, karena ia sering difungsikan sebagai gelandang serang.

Lukaku memberikan demonstrasi yang bagus tentang kemampuan teknisnya yang diremehkan dalam penampilan terakhirnya di United.

Setelah menerima umpan Paul Pogba dalam posisi kiri-dalam, ia mengirim chip yang cerdas dan cekatan ke Luke Shaw, yang cut-back-nya dikonversi oleh Juan Mata menjadi gol.

Itu bukti lebih lanjut bahwa, ia bukan pemain yang kaku. Romelu Lukaku jauh lebih efektif ketika menghadapi pertahanan daripada bermain dengan punggungnya.

Striker penyumbang assist terbanyak di Premier League sejak musim 2012-2013:

  1. Wayne Rooney 38
  2. Sergio Aguero 35
  3. Romelu Lukaku 34
  4. Marko Arnautovic 33
  5. Alexis Sanchez 31

Bahkan, banyak pertunjukan terbaik dalam kariernya datang dari jauh di sebelah kanan, di mana kecepatan dan keterusterangannya dapat dimanfaatkan untuk efek yang menghancurkan pada serangan balik.

Dia telah menghancurkan Arsenal dua kali dari posisi itu (satu kali di Piala FA bersama Manchester United musim lalu dan satu kali dengan Everton pada 2014) dan dia bahkan lebih mengesankan di sana di Belgia 2-1 atas Brasil di perempat final Piala Dunia tahun lalu, menyiksa dua bek Tim Samba, Marcelo dan Miranda, dan memberikan assist untuk gol penentu Kevin de Bruyne.

Namun, satu musim yang sulit kemudian, dan Manchester United telah memutuskan melepasnya.

Mungkin memang sang pemain memang tidak cocok untuk mereka. Mungkin mereka akan muncul lebih kuat di musim depan. Tapi yang pasti adalah bahwa Lukaku meninggalkan sepak bola Inggris sebagai salah satu striker paling produktif di Liga Premier. Prestasinya boleh saja diremehkan, tetapi warisan yang ditinggalkan akan tetap ditorehkan sejarah.

Sumber: Skysports

Video Populer

Foto Populer