Sukses


Liga Inggris: Apa Sih yang Salah dari Mesut Ozil Hingga Kariernya di Arsenal Berantakan?

Bola.com, Jakarta - Mesut Ozil akhirnya angkat kaki dari Arsenal. Fenerbahce jadi tujuan demi menyelamatkan kariernya yang berantakan.

Saga transfer Mesut Ozil sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu. Playmaker asal Jerman itu sudah tiba di Istanbul, Turki sejak Senin (18/1/2021) lalu.

Usai menjalani kewajiban karantina, Mesut Ozil akhirnya resmi menjadi milik Fenerbahce lewat adanya kesepakatan dengan Arsenal mengenai transfer pemain 32 tahun tersebut.

Ozil pun menyampaikan salam perpisahan untuk Arsenal. Ozil tak bosan-bosannya menyatakan bahwa ia sangat menikmati pengalamannya bermain untuk Arsenal terlepas dari akhir yang kurang menggembirakan.

“Saya ingin berterima kasih kepada klub atas perjalanan luar biasa ini selama tujuh setengah tahun terakhir. Dukungan yang saya rasakan dari tim dan penggemar selama saya di sini benar-benar luar biasa dan sesuatu yang akan selalu saya syukuri,"

"Bersama-sama kami memenangkan trofi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun dan menciptakan kenangan yang akan bertahan seumur hidup. Penggemar Arsenal akan selamanya berada di hati saya,"

"Saya ingin berterima kasih kepada Edu Gaspar karena telah membantu memberikan solusi yang profesional dan bermartabat dalam beberapa hari terakhir, dan saya berharap semua orang di klub mendapatkan yang terbaik dalam upaya mereka untuk terus membawa Arsenal kembali ke puncak, tempat kita berada.”

Lantas, bagaimana bisa Mesut Ozil mengalami mimpi buruk di Arsenal, klub yang dicintainya? Berikut ini ulasan khas Bola.com.

Video

2 dari 4 halaman

Doyan Speak Up di Media Sosial

Arsenal memutuskan untuk menjauhkan diri dari komentar yang dilontarkan Ozil dalam sebuah posting-an di media sosial pdibadinya pada 13 Desember 2019.

Ozil berbicara menentang penganiayaan yang dirasakan Muslim Uighur di China, menyerukan umat Islam untuk berbuat lebih banyak untuk menyoroti situasi di Xinjiang.

Mengingat Arsenal memiliki beberapa kesepakatan komersial dan bisnis di negara itu, mereka merilis pernyataan di situs media sosial terkemuka China - Weibo - yang mengatakan pandangan Ozil adalah "opini pribadi" dan bahwa klub memiliki prinsip "tidak melibatkan diri dalam politik."

Meski tidak berdampak langsung pada karier Ozil di Arsenal, aksinya ini sedikit banyak memengaruhi sudut pandang sejumlah pihak. Pengamat menilai apa yang dilakukan Ozil tidak salah, hanya momentumnya kurang tepat.

Sebab pada saat bersamaan, performanya di Arsenal tengah menurun, sehingga muncul anggapan bahwa ia tidak fokus dengan kewajibannya sebagai pemain karena konsentrasinya sering terpecah dengan hal-hal di luar sepak bola.

3 dari 4 halaman

Penurunan Performa

Mikel Arteta ditunjuk sebagai pelatih kepala Arsenal hanya seminggu setelah posting-an kontroversial di media sosial Mesut Ozil.

Manajer asal Spanyol itu sempat bermain bersama Ozil pada musim terakhirnya sebagai pemain di Arsenal. Jelas bahwa Ozil masuk dalam skema utama Arteta.

Terbukti, ia masuk dalam susunan pemain utama pada 10 pertandingan pembukaan Liga Inggris, termasuk kemenangan 1-0 atas West Ham pada Maret - pertandingan terakhir yang dimainkan Arsenal sebelum musim dihentikan karena pandemi virus corona.

Meski begitu, Ozil hanya berhasil mencetak satu gol dan satu assist selama periode itu saat Arteta mulai menerapkan idenya sendiri di Stadion Emirates.

Melihat bahwa permainan Ozil menurun drastis, Arteta memutuskan untuk tidak memasukkan eks Real Madrid itu pada dua kompetisi, yakni Liga Inggris dan Europa League.

4 dari 4 halaman

Protes Soal Pemotongan Gaji

Saat seluruh dunia dihantam pandemi virus corona, Arsenal langsung meminta pemain dan staf untuk menyetujui pemotongan gaji 12,5 persen untuk periode 12 bulan.

Ozil menolak. Alasannya, ia tidak yakin ke mana uang yang dipotong itu dan ragu pengelolaannya tepat guna alias tidak disalahgunakan.

Pemotongan dikurangi menjadi 7,5 persen setelah The Gunners lolos ke Liga Europa dengan memenangkan Piala FA. Ozil terus mengumpulkan gaji mingguan rekor klubnya secara penuh tanpa pemotongan gaji, yakni 350ribu euro sampai ia benar-benar hengkang ke Fenerbahce.

Sumber: Sportsmole, Press Association

Video Populer

Foto Populer