Sukses


Statistik Fantastis, tetapi Tak Dianggap: Harry Kane dan 5 Pemain Hebat yang Pernah Diabaikan Meraih Ballon d’Or

Sejarah mencatat banyak pemain yang tampil luar biasa tetapi justru diabaikan untuk meraih Ballon d'Or.

Bola.com, Jakarta - Malam penghargaan Ballon d'Or 2025 sudah di depan mata. Pada tahun ini bakal terasa berbeda karena tiga nama besar tidak ada dalam daftar nominasi, yakni Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, serta pemenang tahun lalu, Rodri.

Meski absennya trio tersebut bisa dimaklumi karena faktor usia dan cedera, sejarah mencatat banyak pemain yang tampil luar biasa tetapi justru diabaikan untuk meraih Ballon d'Or. Sejumlah pemain hebat tak pernah masuk nominasi, meski statistik dan peran mereka sangat layak mendapat pengakuan.

Satu di antara pesepak bola top yang diabaikan dalam persaingan meraih Ballon d'Or adalah Mats Hummels. Piala Dunia 2014 jadi panggung besar Hummels.

Mantan bek Borussia Dortmund tersebut tampil luar biasa mengawal lini belakang Timnas Jerman, mencetak gol kemenangan atas Prancis di perempat final, dan tampil penuh dalam kemenangan 7-1 melawan Brasil.

Di final, Hummels bermain 120 menit penuh ketika Jerman menaklukkan Argentina. Meski menjadi bagian penting dalam skuad juara dunia, Hummels tetap tidak masuk daftar nominasi Ballon d’Or 2014. Keputusan yang hingga kini masih sulit dipahami.

Selain Mats Hummels, sejumlah nama lainnya juga mengalami nasib serupa dalam meraih penghargaan Ballon d'Or. Berikut ini ulasannya.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Edwin van der Sar

Sejarah Ballon d’Or memang tidak ramah bagi penjaga gawang. Hanya Lev Yashin yang pernah memenanginya pada 1963.

Edwin van der Sar sebenarnya menjalani musim terbaiknya pada musim 2008/2009. Dia mencatat 21 clean sheet untuk Manchester United, termasuk rekor fantastis 14 pertandingan beruntun tanpa kebobolan.

Dia juga mengantar MU ke final Liga Champions, meskipun akhirnya kalah 0-2 dari Barcelona. Namun, hanya Iker Casillas dan Julio Cesar yang masuk nominasi Ballon d'Or 2009. Van der Sar benar-benar jadi korban bias posisi dalam penghargaan ini.

 

3 dari 6 halaman

Diego Milito

Musim 2009/2010 akan selalu diingat fans Inter Milan sebagai tahun treble winners, dan Diego Milito adalah pahlawan utamanya. Striker Argentina itu mencetak 22 gol di Serie A, enam gol di Liga Champions, dan selalu jadi penentu di momen krusial.

Dia mencetak gol kemenangan di final Coppa Italia, dua gol di final Liga Champions kontra Bayern Munchen, serta gol penentu Scudetto pada laga pamungkas Serie A.

Sayangnya, statistik mentereng yang diukir Diego Milito tak membuat namanya masuk daftar nominasi Ballon d'Or 2010. Bahkan, pelatih Inter Milan pada musim 2010/2011, Rafael Benitez, terheran-heran kenapa Milito tidak masuk nominasi:

"Itu aneh, benar-benr aneh," kata Benitez. Sebuah ironi besar karena kontribusinya begitu monumental.

 

4 dari 6 halaman

Franck Ribery

Legenda Timnas Prancis tersebut menjadi motor Bayern Munchen selama bertahun-tahun. Pada 2013/2014, Ribery mencatatkan 10 gol dan 12 assist hanya dalam 22 pertandingan Bundesliga.

Dia juga tampil apik di Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub. Namun, cedera membuat performanya tidak bisa konsisten sepanjang musim.

Faktor itulah yang membuat pemilih ragu memasukkannya ke daftar nominasi Ballon d'Or 2014. Padahal, kontribusinya jelas sangat besar dalam dominasi Bayern di Jerman dan Eropa.

 

5 dari 6 halaman

Harry Kane

Harry Kane muncul sebagai bintang baru Tottenham Hotspur di usia muda. Musim 2014/2015, dia mencetak 21 gol dan lima assist di Premier League, serta menambah koleksi gol di Liga Europa dan Carabao Cup.

Awal musim berikutnya, Kane bahkan sempat mencetak tujuh gol hanya dalam empat laga Premier League. Namun, performa tersebut belum cukup untuk mengantarkannya ke Ballon d’Or 2015.

Kane baru mendapat pengakuan dunia beberapa musim setelahnya, ketika konsisten menjadi top scorer.

 

6 dari 6 halaman

Mesut Ozil

Musim 2015/2016 adalah puncak karier Mesut Ozil di Premier League. Dia mencatat 19 assist, rekor terbanyak dalam semusim bersama Thierry Henry, serta mencetak enam gol.

Awal musim berikutnya, Ozil juga bersinar di Liga Champions, termasuk mencetak hattrick kontra Ludogorets. Namun, performa fenomenal itu tetap tak membuatnya masuk daftar nominasi Ballon d'Or 2016.

Banyak yang menilai eks gelandang Timnas Jerman tersebut jadi korban bias karena assist dianggap tidak sepenting gol.

Sumber: Planet Football

Video Populer

Foto Populer