Sukses


8 Pemain yang Kebal dengan Gaya Ketus Jose Mourinho, Tak Satupun Asal Tottenham Hotspur

Bola.com, Jakarta - Jose Mourinho dikenal sebagai sosok yang hebat serta kharismatik. Di sisi lain, pelatih asal Portugal itu juga sangat lekat dengan kontroversi. Ia dicintai banyak pemain, sekaligus dibenci karena mulutnya yang keji.

Rekam jejak kariernya bisa dibilang mengesankan. Dia pernah mengarsiteki berderet klub raksasa Eropa dan juga bergelimang gelar.

Klub yang pernah merasakan sentuhan Jose Mourinho yaitu Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, Manchester United, Tottenham Hotspur, AS Roma, dan kini Fenerbahce.

Belakangan prestasi Jose Mourinho tak secemerlang beberapa tahun lalu. Dia gagal mempersembahkan gelar Premier League untuk Manchester United dan belum berhasil mengangkat Tottenham ke posisi yang nyaman.

Sikap Mourinho yang sering blak-blakan, dan ceplas ceplos saat berkomentar membuat beberapa kalangan kurang menyukainya.

Namun, Jose Mourinho juga punya pemain-pemain yang dekat, menyanjungnya, bahkan rela mati-matian untuk dirinya. Dia punya relasi dekat dengan para pemainnya itu.

Berikut ini enam pemain bintang yang rela mati-matian demi Jose Mourinho, seperti dilansir Teamtalk. Dan tak ada satupun di antara mereka pemain asal Tottenham Hotspur.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

Wesley Sneijder

Jose Mourinho memboyong Wesley Sneijder ke Inter Milan pada Agustus 2009 dengan banderol 13 juta pounds. Di bawah bimbingan Mou, playmaker asal Belanda itu menikmati musim tersuksesnya sebagai pesepak bola profesional.

Saat pidato di panggung pada acara Ballon d'Or, Sneijder melabeli Mourinho sebagai pelatih di dunia. Kata-kata Sneijder itu membuat Mou terharu.

Persahabatan mereka dikabarkan masih tetap kuat seiring berjalannya waktu. Sneijder mengaku kerap meminta nasihat Mourinho untuk kariernya.

"Saya meneleponnya sebelum mengambil keputusan pindah ke Galatasaray, karena dia sosok penting dalam karier saya," ujar Sneijder.

"Saya meminta pendapatnya dan dia memberikan saran yang bagus," imbuh Sneijder.

3 dari 8 halaman

Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic menyuguhkan sebagian penampilan terbaiknya saat di bawah asuhan Jose Mourinho. Dia bekerja sama dengan pelatih asal Portugal itu di Inter Milan dan Manchester United.

Zlatan tak pernah menyembuyikan kekaguman terhadap Mourinho, yang diungkapkan melalui otobiografinya "I Am Zlatan".

"Dia membentuk keterikatan dengan saya bahkan ketika kami belum bertemu. Dia menjadi seseorang yang saya siap mati untuknya," ujar Zlatan.

"Saya merasa ia memberikan segalanya untuk tim. Jadi saya juga ingin memberikan segalanya untuk dia. Itulah kualitas yang dia miliki. Orang-orang siap membunuh untuknya."

"Meskipun saya sangat senang pergi ke Barcelona, rasanya sedih meninggalkan Mourinho. Dia sosok istimewa," imbuh Zlatan Ibrahimovic.

4 dari 8 halaman

Didier Drogba

Didier Drogba merupakah satu striker terbaik di era Premier League. Pemain asal Pantai Gading itu berutang kepada Mourinho atas kepindahannya ke Chelsea.

"Jose Mourinho adalah seseorang yang sangat spesial bagi saya. Kami memiliki hubungan spesial karena ketika dia memutuskan merekrut saya, itu mengubah kehidupan saya," ujar Drogba kepada BBC pada tahun lalu.

"Ia menempatkan saya ke situasi di mana saya bisa membuat pengaruh dalam karier," imbuh Drogba.

Didier Drogba menyabet empat gelar Premier League, empat Piala FA, tiga Piala Liga, dan satu trofi Liga Champions selama delapan tahun di Chelsea. Namun, semuanya mungkin akan berbeda jika tak ada campur tangan Mourinho.

Drogba mencetak 10 gol di Premier League dalam 18 pertandingan pada masa awal-awalnya di Stamford Bridge. Meskipun kemudian menyabet gelar Premier League, dia masih memimpikan kembali ke Marseille.

Namun, niat Drogba hengkang batal. Dia berubah pikiran setelah berbicara dari hati ke hati pada 2005. Sisa ceritanya adalah sejarah.

5 dari 8 halaman

Michael Essien

Gelandang asal Ghana itu bermain di bawah asuhan Mourinho di Chelsea dan Real Madrid. Saking dekatnya, Essien menganggap Mou seperti ayah.

Mourinho juga pernah mengatakan baginya Essien lebih dari sekadar pemainnya. "Dia lebih dari sekadar pemain, dia anak saya," kata Mourinho.

Essien memenangi gelar Premier League bersama Mourinho pada 2006. Dia kemudian berkembang menjadi defender serba bisa saat menjalani masa peminjaman singkat di Real Madrid.

"Kami punya hubungan yang baik dan kami masih saling berbicara sampai sekarang. Setiap orang bisa melihat cintanya terhadap sepak bola," kata Essien kepada Astro pada 2018.

"Kadangkala Anda bertemu orang dan langsung merasa cocok. Dia berperan besar dalam kepindahan saya dari Lyon ke Chelsea. Dia berbicara kepada saya setiap hari dan setelah itu kami terhubung," imbuh Essien.

6 dari 8 halaman

Marco Materazzi

Marco Materazzi dan Jose Mourinho diketahui memiliki hubungan dekat selama 2 tahun bekerja sama di Inter Milan.

Momen emosional tersaji setelah final Liga Champions 2010 ketika Inter Milan berhasil meraih treble. Setelah final, Mou memberi tahu para pemainnya bahwa dirinya akan hijrah ke Real Madrid.

Setelah itu, dia meninggalkan stadion dengan mengendarai mobil. Sebelumnya, dia memberikan pelukan terakhir untuk Materazzi.

"Mourinho adalah nomor satu. Rahasianya adalah membuat para pemain terlibat dalam proyeknya," kata Materazzi dalam sebuah acara televisi di Italia.

"Di Madrid (saat final Liga Champions), dia bilang kepada saya akan pergi. Saya bilang kepadanya 'Aduh, Anda meninggalkan saya bersama Benitez'," imbuh Materazzi.

7 dari 8 halaman

Nemanja Matic

Karier Nemanja Matic di Premier League tak bisa dilepaskan dari jasa seorang pelatih bernama Jose Mourinho. Pada Januari 2014, pelatih asal Portugal itulah yang mengangkut si gelandang Serbia kembali ke Chelsea.

Sebetulnya, Matic pernah terikat kontrak dengan The Blues selama 2009-2011. Akan tetapi, dirinya bukanlah pilihan utama Carlo Ancelotti pada masa itu.

Barulah pada era Mourinho, si eks pemain Benfica mampu menunjukkan pendarnya. Bukan sekadar menjadi andalan, Matic bahkan bisa dibilang merupakan salah satu pemain kepercayaan The Special One.

Buktinya, pada Juli 2017, Mourinho yang sedang menukangi Manchester United kembali merekrut Matic. Dari sejumlah opsi gelandang bertahan yang ada di dunia, si pria kelahiran Setubal lebih memilih Matic untuk menemaninya di Old Trafford.

Lantas, bagaimana sosok Mourinho di mata Matic? Apakah menurutnya Mourinho adalah pelatih yang baik?"Tergantung. Jika Anda menang, dia adalah pria terbaik yang pernah ada. Namun jika Anda kalah, Anda mesti bersembunyi darinya di tempat latihan. Namun, dia pelatih yang luar biasa," kata pria 31 tahun itu kepada The Guardian.

8 dari 8 halaman

John Terry

Dua kali masa melatih, Jose Mourinho mempersembahkan sembilan gelar di Chelsea. Mantan pemain Chelsea, John Terry punya cerita menarik tentang Mourinho.

Beberapa gelar yang diraih semasa Jose Mourinho melatih Chelsea di antaranya tiga kali titel juara Premier League, Piala FA, Piala Liga Inggris, dan Community Shield. Orang Portugal itu terbilang sukses di Chelsea.

Beberapa pemain-pemain besar lahir dari polesannya, sebut saja Petr Cech, John Terry, Frank Lampard, sampai Didier Drogba. Meski begitu jalan Mourinho di Chelsea tak selamanya mulus dan kini dia pun menyeberang ke sang rival, Tottenham Hotspur.

Dilansir talkSport, mantan pemain yang juga disebut legenda Chelsea, John Terry bercertia soal Jose Mourinho. Bukan soal taktik dan strategi, tapi bagaimana Mourinho mengubah mentalitas Chelsea.

Mourinho pertama kali datang ke Chelsea di musim 2004-2005. Juara Premier League langsung diraihnya, yang mana kembali didapat The Blues setelah 50 tahun silam lalu.

"Jose Mourinho adalah orang yang pertama kali merevolusi segala hal di Chelsea dan mengubah cara berpikir kami semua," kata Terry.

Terry menjelaskan, Mourinho membawa rasa percaya diri yang kuat di dalam tim. Kerja keras dan piala, hanya itu yang tampaknya selalu ada di pikiran Mourinho dan terus-menrus disampaikan ke para pemainnya.

"Di sesi latihan, Mourinho punya visi permainan, analisis, dan mentalitas. Dia punya banyak hal untuk diajarkan," terang Terry.

"Misalnya dia pernah bilang seorang pianis tidak akan jauh dari pianonya. Ya, sama seperti kami pemain bola yang tidak boleh jauh dari bola. Mourinho mau kami terus menguasai bola dan merebutnya dengan cepat dari lawan. Secara psikologis Mourinho sudah menguasai para pemainnya," lanjut Terry.

Maka bagi John terry, era Jose Mourinho menjadi manajer Chelsea merupakan salah satu periode emas baginya. Terry belajar banyak hal dari Mourinho, yang kini jadi modal bagus untuk dirinya yang sedang meniti karier sebagai pelatih.

Sumber: Berbagai sumber

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer