Sukses


MU United Tak Butuh Matthijs De Ligt, tapi Kenapa Dibeli?

MU dikabarkan tidak menginginkan Matthijs de Ligt. Lantas kenapa ia direkrut?

Bola.com, Jakarta - Jurnalis ESPN, Mark Ogden, mengungkap bagaimana MU akhirnya merekrut Matthijs de Ligt, meski sebenarnya klub tidak benar-benar menginginkannya.

Kendati sebelumnya telah mendatangkan Leny Yoro dari RC Lens seharga 55 juta pound pada Juli 2024, sebulan kemudian MU kembali mengeluarkan dana sebesar 40 juta pound untuk mendapatkan bek asal Belanda tersebut.

Di bawah asuhan Ruben Amorim yang menerapkan sistem tiga bek, kehadiran kedua pemain memang masih memiliki ruang, terutama setelah Lisandro Martinez mengalami cedera ACL yang mengakhiri musimnya.

Namun, pada saat transfer terjadi, banyak pihak yang merasa bahwa dana sebesar itu lebih baik dialokasikan untuk posisi lain yang lebih membutuhkan penguatan. Bahkan, beberapa petinggi Setan Merah pun berpikiran sama.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Bukan Keinginan Klub

Menurut Ogden, manajemen MU sebenarnya tidak memiliki keinginan kuat untuk merekrut De Ligt. Transfer ini terjadi karena mantan Direktur Olahraga MU, Dan Ashworth, ingin menyenangkan Erik ten Hag, yang sangat ingin bereuni dengan mantan anak asuhnya di Ajax.

Ogden pun menilai bahwa keputusan INEOS untuk memutus kerja sama dengan Ashworth adalah langkah yang tepat, mengingat mantan direktur Newcastle itu tidak benar-benar memiliki keahlian yang sesuai dengan peran yang ia emban di MU.

"Ada dua cara untuk melihat situasi Ashworth. Menurut saya, mereka telah merekrut orang yang salah untuk pekerjaan yang salah," ujar Ogden di ESPN.

"Dan Ashworth dikenal sebagai sosok yang membangun struktur klub, mengembangkan sistem di belakang layar, dan menempatkan orang-orang yang tepat di posisi yang tepat. Tapi, dia bukanlah seorang direktur olahraga. Dia bukan orang yang akan menghubungi klub-klub di Spanyol, Italia, Jerman, atau Turki untuk menemukan pemain atau menjual pemain," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Menyenangkan Ten Hag?

Ogden menambahkan:

"Jika Anda mencari seseorang seperti itu, Anda seharusnya merekrut Monchi dari Aston Villa. Dia memiliki rekam jejak yang terbukti dalam melakukan hal tersebut selama bertahun-tahun. Ini adalah peran yang berbeda," tutur Ogden.

Lebih lanjut, Ogden menegaskan bahwa keputusan mendatangkan De Ligt lebih didorong oleh keinginan Ten Hag, bukan kebutuhan tim.

"Klub sebenarnya tidak menginginkan Matthijs de Ligt. Ini adalah transfer yang didorong oleh Ten Hag. Meski mereka merasa sudah cukup dengan stok bek tengah yang ada, United atau Ashworth merasa bahwa karena mereka baru saja memberikan kontrak baru kepada Ten Hag, mereka harus menunjukkan kepercayaan dengan mendatangkan pemain yang ia inginkan. Jadi, bisa dikatakan ini adalah kelemahan dari Dan Ashworth," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Joshua Zirkzee, Pilihan Ashworth yang Juga Gagal

Di sisi lain, Ogden menyebut Joshua Zirkzee sebagai pemain yang direkrut berdasarkan keputusan Ashworth dan tim rekrutmen, tetapi gagal bersinar.

"Sebaliknya, Joshua Zirkzee adalah pemain yang benar-benar kesulitan musim ini. Dia adalah rekrutan yang didorong oleh Dan Ashworth dan tim perekrutan, jadi bisa dibilang jendela transfer pertamanya tidak berjalan dengan baik," kata Ogden.

"Jadi, setelah melakukan perekrutan yang keliru, mungkin kita harus memberi kredit kepada INEOS karena telah mengambil keputusan untuk mendepaknya."

MU memecat Erik ten Hag, Oktober lalu, setelah hasil buruk di awal musim. Sementara itu, kontrak Ashworth "dihentikan secara mutual" pada awal Desember.

 

Sumber: Stretty News

Video Populer

Foto Populer