Bola.com, Jakarta - Pemilik saham MU, Sir Jim Ratcliffe, mengungkapkan bahwa dirinya akan mundur dari klub jika menerima perlakuan kasar dan hujatan dari fans, seperti yang dialami keluarga Glazer.
Pebisnis berusia 72 tahun itu mengakuisisi 28,94 persen saham MU tahun lalu dengan nilai 1,3 miliar paun (Rp27,6 triliun).
Baca Juga
Advertisement
Kesepakatan ini membuat perusahaannya, INEOS, mengambil kendali penuh atas operasional sepak bola klub.
Dalam wawancaranya dengan The Sunday Times, Ratcliffe menegaskan bahwa ia tidak keberatan menjadi sosok yang tidak populer di kalangan fans.
Namun, ada batasan yang tidak bisa ia toleransi.
Half Time Show kali ini memiliki obrolan seru bersama Ratu Tisha, Wakil Ketua Umum PSSI yang bersedia hadir ke kantor kami. Seperti apa keseruannya?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kebijakan Kontroversial
Sejumlah kebijakan yang diterapkan di MU selama era Ratcliffe menuai kritik tajam dari suporter. Beberapa di antaranya termasuk:
- Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK): Klub melakukan gelombang PHK kedua, yang berdampak pada 200 karyawan kehilangan pekerjaan, setelah sebelumnya 250 orang dipecat tahun lalu.
- Kenaikan harga tiket: MUÂ menaikkan harga tiket di tengah musim, yang berdampak pada anak-anak di bawah 16 tahun dan pensiunan.
- Pemotongan fasilitas karyawan: Klub mengurangi biaya operasional dengan kebijakan seperti menghapus makan siang gratis untuk staf.
Langkah-langkah ini memicu kemarahan fans, yang makin kecewa dengan kepemilikan baru.
Pada akhir pekan lalu, ratusan suporter menggelar protes besar-besaran dengan spanduk bertuliskan "We want our club back" (Kami ingin klub kami kembali) dan "£1bn stolen" (1 miliar paun dicuri), yang merujuk pada jumlah uang yang telah digunakan untuk melunasi utang klub sejak Glazer mengambil alih MU pada 2005.
Saat ini, utang MUÂ telah mencapai lebih dari 1 miliar paun, termasuk 300 juta paun utang dari biaya transfer pemain. Klub juga harus membayar 37 juta paun per tahun hanya untuk bunga utang.
Advertisement
Bisa Bersabar, tapi Ada Batasnya
Ratcliffe menyadari bahwa situasi MU sedang sulit, tetapi ia menegaskan bahwa dirinya masih bersabar menghadapi tekanan dan kritik dari fans.
"Saya bisa bertahan untuk sementara waktu. Saya tidak keberatan menjadi tidak populer karena saya tahu tidak ada yang suka melihat Manchester United berada di posisi seperti sekarang," ujar Ratcliffe.
"Namun, jika saya sampai menerima hujatan seperti yang dialami keluarga Glazer, saya harus mengatakan: 'Cukup, biarkan orang lain yang mengurus klub ini'."
Ratcliffe juga menyebut bahwa keluarga Glazer kini makin menjauh dari publik dan hampir tidak pernah hadir di pertandingan MU.
"Mereka (Glazer) bahkan tidak bisa datang ke pertandingan. Mereka sekarang lebih memilih bersembunyi, jadi saya yang menerima semua kritik," lanjutnya.
Meski begitu, Ratcliffe mengaku masih bisa menikmati pekerjaannya di MU untuk saat ini karena ia belum membutuhkan pengamanan khusus seperti keluarga Glazer.
"Saat ini saya tidak membutuhkan pengamanan khusus. Saya masih bisa berjalan dengan bebas. Tapi, jika saya sampai harus menggunakan pengamanan ketat seperti mereka maka semua ini tidak akan menyenangkan lagi," tegasnya.
Proyek Besar
Di tengah kritik yang menerpa, Ratcliffe justru mengumumkan proyek ambisius untuk membangun stadion baru berkapasitas 100 ribu penonton dengan dana 2 miliar paun.
Keputusan ini menjadi bagian dari rencana besar INEOS untuk mengembalikan kejayaan MU, tetapi belum cukup untuk meredam kemarahan fans yang menuntut perbaikan performa tim dan pengelolaan keuangan yang lebih sehat.
Saat pertama kali bergabung dengan MU, Ratcliffe sempat disambut antusias oleh fans yang berharap kedatangannya bisa membawa perubahan positif. Namun, setelah satu tahun, hubungan dengan sebagian suporter mulai retak.
Dengan ketidakpuasan yang terus meningkat dan ancaman protes lebih besar di masa depan, masa depan Ratcliffe di MU mungkin tidak akan berjalan semulus yang ia bayangkan.
Jika tekanan kian besar, bukan tidak mungkin ia benar-benar akan meninggalkan klub seperti yang ia ancamkan.
Â
Sumber: BBCÂ
Advertisement