Bola.com, Jakarta - Pep Guardiola mengisyaratkan akan mengambil jeda dari dunia kepelatihan setelah masa baktinya bersama Man berakhir.
Dalam wawancara dengan ESPN Brasil, pelatih asal Spanyol itu mengaku belum tahu apakah ia akan pensiun sepenuhnya, tetapi satu hal pasti: ia butuh waktu untuk berhenti sejenak.
Baca Juga
Advertisement
"Saya yakin akan berhenti setelah kontrak saya dengan City selesai," ujar Guardiola dalam serial Premier League Encounters di Disney+.
"Saya tidak tahu apakah akan pensiun, tapi saya akan ambil jeda. Tentang bagaimana saya ingin dikenang, saya juga tidak tahu."
Saat ini, Guardiola masih terikat kontrak hingga 2027 setelah meneken perpanjangan dua tahun, November lalu.
Masa tugasnya bersama Man City—yang sudah berlangsung sembilan tahun sejak 2016—menjadi periode terpanjang sepanjang karier kepelatihannya, melebihi empat tahun di Barcelona dan tiga tahun di Bayern Munchen.
Berita Video, Lionel Messi berikan pujian untuk penampilan Lamine Yamal bersama Barcelona dan Timnas Spanyol
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Musim yang Mengajarkan
Selama membesut Man City, Guardiola telah mempersembahkan enam gelar Liga Inggris dan satu trofi Liga Champions—yang sekaligus melengkapi treble bersejarah mereka pada musim 2022–23.
Namun, musim ini menjadi tantangan tersendiri. Man City tertinggal jauh dari pemuncak klasemen Liverpool dan sedang berjuang keras untuk mengamankan posisi di zona Liga Champions.
"Ini musim yang berat," aku Guardiola.
"Ada banyak pelajaran yang saya dapat. Bukan karena satu hal saja, tapi banyak detail—termasuk keputusan-keputusan saya yang salah. Secara pribadi, ini musim yang sangat mengajarkan saya," imbuhnya.
Man City sempat terpuruk pada Oktober dan November dengan lima kekalahan beruntun, tersingkir dari Carabao Cup dan tertinggal dalam perburuan gelar liga. Meski begitu, mereka bangkit perlahan dan kini berada di posisi keempat, serta akan menghadapi Crystal Palace di final Piala FA pada 17 Mei.
Advertisement
Tak Terobsesi Warisan
Guardiola pun merefleksikan perjalanan panjangnya dengan filosofi yang cenderung kontemplatif. Ia tidak terobsesi dengan warisan atau bagaimana publik akan mengingatnya.
"Saya ingin orang-orang mengenang saya sesuka mereka," ujarnya.
"Semua pelatih tentu ingin dikenang karena kemenangan, tapi yang penting adalah bagaimana fans Barca, Bayern, dan City menikmati permainan tim saya."
Menurutnya, ingatan manusia itu fana.
"Ketika kita meninggal, keluarga kita menangis dua atau tiga hari, lalu selesai—kita dilupakan," katanya.
"Pelatih yang baik dikenang lebih lama, yang buruk cepat dilupakan. Tapi, pada akhirnya, yang terpenting bukan bagaimana orang menilai kita," katanya lagi.
Kejatuhan Cukup Dalam
Kendati terpukul karena performa tim musim ini, Guardiola tetap menganggap setiap fase sebagai kesempatan belajar—baik dari kemenangan maupun kekalahan.
"Saya tahu akan tiba saatnya kami jatuh. Tapi, ternyata kejatuhan kami cukup dalam. Kami tidak menyangka akan sejauh ini tertinggal, tapi kami juga tahu tidak bisa selalu menang."
"Yang kami lakukan selama sembilan, sepuluh tahun terakhir sungguh luar biasa. Kini saatnya duduk, belajar, dan memahami apa yang perlu kami bangun untuk masa depan."
Sumber: ESPN
Advertisement