Sukses


Mantan Asisten Erik Ten Hag Kasihan pada Ruben Amorim, Borok MU Banyak Banget!

Manchester United terpuruk di peringkat 16 klasemen Liga Inggris, pelatih Ruben Amorim mengaku malu dan mempertanyakan kemampuannya untuk membalikkan keadaan.

Bola.com, Jakarta Mantan asisten Erik ten Hag di Man United, Mitchell van der Gaag, memberikan peringatan keras kepada Ruben Amorim atas situasi klub.

Amorim telah gagal membalikkan keadaan klub sejak menggantikan Ten Hag pada November 2024, hanya memenangkan enam dari 25 pertandingan Liga Inggris.

Meskipun performa domestik mereka buruk, United mungkin masih lolos ke Liga Champions musim depan saat mereka menghadapi sesama tim yang sedang berjuang, Tottenham di final Liga Europa.

Van der Gaag, yang mengikuti Ten Hag dari Ajax ke MU pada tahun 2022, telah mengakui bahwa ia memiliki simpati terhadap pria yang menggantikan temannya itu.

"Seorang pelatih selalu membutuhkan kemenangan untuk menyampaikan ide-idenya dan agar para pemain percaya padanya," katanya kepada A Bola.

"Datang di pertengahan musim selalu sulit, dan terlebih lagi dengan perubahan yang terjadi, terutama di luar klub. Di dalam struktur, pusat pelatihan, stadion, dan ada orang-orang yang tidak dapat bertahan di klub dan akan dipecat," lanjutnya.

"Banyak hal yang terjadi di sekitar klub. Kemudian seorang pelatih top tiba di sini, tetapi ia dihadapkan dengan kenyataan ini, ia tidak memiliki kendali atas hal itu dan ia perlu bekerja keras. Itu tidak mudah dan saya berharap ia punya waktu untuk berubah karena itu tidak mudah."

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Krisis di Old Trafford: Analisis Performa Manchester United

Manchester United, raksasa Liga Inggris, tengah berada dalam situasi yang memalukan. Setelah kekalahan 0-2 dari West Ham United pada 11 Mei 2025, Setan Merah terdampar di peringkat ke-16 klasemen, posisi terburuk mereka sejak degradasi pada tahun 1974. Pelatih Ruben Amorim, yang ditunjuk pada November 2024, terlihat sangat terpukul dan secara terbuka mengakui rasa malunya atas performa tim asuhannya. Kekalahan ini terjadi di Old Trafford, kandang sendiri, yang semakin memperburuk situasi.

Amorim mempertanyakan kemampuannya untuk membalikkan keadaan yang sulit ini. Ia juga mengkritik mentalitas para pemainnya yang dinilai kurang menunjukkan kesadaran akan status mereka sebagai klub besar. "Bagaimana seorang manajer Manchester United seharusnya ketika berada di posisi ini? Malu dan sulit untuk menerimanya," ujar Amorim dalam konferensi pers pasca pertandingan. Meskipun berhasil membawa MU ke final Liga Europa, Amorim hanya mampu meraih enam kemenangan di Liga Inggris sejak ditunjuk.

Sejak awal kedatangannya, Amorim menghadapi tantangan besar di Old Trafford. Kekalahan telak 0-3 dari Bournemouth di Old Trafford pada 22 Desember 2024, misalnya, membuatnya mengeluarkan pernyataan mengejutkan, "Pada momen ini, semuanya terasa begitu sulit." Pernyataan ini menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan dirinya menyerah. Dua kekalahan beruntun di Old Trafford di Liga Inggris semakin memperparah situasi. Amorim bahkan mengakui bahwa para penggemar sudah sangat kecewa dan lelah dengan performa tim.

Situasi semakin kritis. Amorim sendiri mengakui bahwa ia sebenarnya dipaksa untuk menerima pekerjaan di Manchester United. Ia awalnya ingin menyelesaikan musim bersama Sporting CP sebelum bergabung dengan MU pada musim panas, namun akhirnya menerima tawaran tersebut karena pekerjaan itu tidak akan tetap terbuka untuknya. Meskipun sempat menyatakan tidak menyesal, pernyataan terbaru Amorim menunjukkan betapa beratnya beban yang dipikulnya. Masa depannya di Old Trafford kini menjadi tanda tanya besar.

3 dari 3 halaman

Masa Depan Amorim dan Manchester United

Posisi Manchester United di peringkat 16 klasemen Liga Inggris merupakan cerminan dari performa buruk mereka sepanjang musim. Hanya enam kemenangan yang diraih dari sekian banyak pertandingan. Kekalahan beruntun, termasuk kekalahan kandang, menjadi pemandangan yang biasa. Hilangnya kesadaran akan status mereka sebagai klub besar menjadi masalah utama yang disoroti oleh Amorim. Ia bahkan merasa malu dengan kondisi ini dan mempertanyakan kemampuannya sendiri untuk memperbaiki keadaan.

Kekalahan 0-2 dari West Ham menjadi puncak dari krisis yang tengah dihadapi Manchester United. Amorim, dalam konferensi pers yang penuh emosi, secara terbuka mengkritik mentalitas pemainnya. Ia menyatakan bahwa ia merasa gagal sebagai pelatih melihat kondisi timnya saat ini. Kekalahan dari Newcastle dengan skor yang sama, 0-2, semakin memperburuk situasi dan menambah beban di pundak Amorim.

Amorim yang merasa terbebani dengan situasi ini, menyatakan bahwa ia tidak berbicara soal pemain, melainkan tentang dirinya sendiri. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa masa depannya di Manchester United akan ditentukan oleh perubahan drastis dalam waktu dekat. Kontraknya hingga 2027, tetapi situasi yang ada dapat mengubah segalanya.

 

Satu-satunya harapan bagi Manchester United saat ini adalah memenangkan Liga Europa. Kemenangan di kompetisi ini tidak hanya akan mengamankan trofi utama tetapi juga menawarkan jalan kembali ke Liga Champions. Namun, tantangan yang dihadapi masih sangat besar. Perubahan drastis dalam performa dan mentalitas pemain dibutuhkan agar Manchester United dapat keluar dari lubang yang dalam ini.

Situasi ini tentu saja menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Manchester United. Apakah mereka akan mampu bangkit dari keterpurukan ini? Atau akankah mereka terus terpuruk di papan bawah klasemen? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Video Populer

Foto Populer