Sukses


Kutukan Nomor 9 Chelsea Jadi Ujian Berat bagi Liam Delap

Liam Delap menghadapi tantangan besar dengan 'kutukan' nomor 9 Chelsea, apakah ia mampu mematahkan stigma tersebut?

Bola.com, Jakarta - Jika benar bergabung dengan Chelsea, Liam Delap bukan hanya akan menghadapi tantangan sebagai penyerang muda di klub besar, tetapi juga berhadapan langsung dengan kutukan legendaris: nomor punggung 9 di Stamford Bridge.

Namun, keputusan terbesar yang harus diambil Delap bukan soal bergabung atau tidak, melainkan soal nomor punggung mana yang akan ia kenakan.

Nomor 9 di Chelsea telah lama menjadi simbol beban berat, tekanan besar, bahkan mitos kegagalan. Bukan sekadar angka, tetapi warisan penuh harapan yang kerap berujung pada kekecewaan.

Mantan manajer Chelsea, Thomas Tuchel, pernah secara terbuka mengakui bahwa tidak ada pemain yang ingin memakai nomor 9 karena "beban psikologis dan prasangka" yang menyertainya.

Dan memang, sejarah membuktikan banyak striker yang gagal bersinar dengan nomor tersebut—dari Romelu Lukaku, Tammy Abraham, Gonzalo Higuain, hingga Pierre-Emerick Aubameyang.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Kutukan Nomor 9 Chelsea

Aubameyang, yang sempat digadang-gadang bisa mematahkan kutukan, justru mencatatkan musim yang mengecewakan: hanya tiga gol dari 21 pertandingan, sebelum akhirnya dipinjamkan ke Marseille.

Sejak saat itu, tak ada yang berani menyentuh nomor 9. Jersey itu kosong, seolah tak ada yang ingin menantang nasib buruk yang melekat kepadanya.

Andai jadi berseragam Chelsea, Delap harus siap memikul ekspektasi besar, baik ia memilih nomor 9 atau tidak.

Di atas kertas, ia tetap akan jadi ujung tombak utama, dan itu berarti bertanggung jawab atas produktivitas lini depan klub yang ambisius, tetapi belum stabil.

3 dari 4 halaman

Performa dan Harapan untuk Liam Delap

Delap, yang baru berusia 22 tahun, belum menunjukkan bahwa ia adalah striker elite. Musim lalu bersama Ipswich Town, ia mencetak 12 gol—catatan yang cukup baik, tetapi belum cukup untuk menjadikannya pilihan utama di tim sebesar Chelsea.

Jika dibandingkan dengan para penyerang top seperti Mohamed Salah atau Erling Haaland, rasio konversi peluang Delap masih jauh tertinggal.

Namun, ada satu hal yang patut dicatat: Delap digadang-gadang sebagai pewaris potensial Harry Kane di Timnas Inggris. Potensinya tidak bisa diabaikan.

Pindah ke Chelsea bisa menjadi perjudian besar: apakah ia akan menjadi "penyelamat" yang akhirnya mematahkan kutukan nomor 9, atau justru nama berikutnya dalam daftar panjang kegagalan? Apalagi, ia harus bersaing dengan Nicolas Jackson yang sudah lebih dulu menempati pos penyerang.

4 dari 4 halaman

Masuki Babak Baru

Langkah yang lebih bijak mungkin adalah bergabung dengan klub seperti Everton atau Newcastle, di mana ia bisa mendapat waktu bermain yang lebih banyak dan mengasah kemampuannya sebelum menanggung beban di klub sebesar Chelsea.

Apa pun pilihannya, Delap sedang memasuki babak baru yang penuh ekspektasi dan tekanan.

Jika ia berhasil, bukan hanya kutukan nomor 9 yang akan runtuh, tetapi ia juga berpeluang mengantarkan Chelsea meraih trofi-trofi besar—lebih dari sekadar gelar UEFA Conference League yang baru saja mereka dapatkan.

Video Populer

Foto Populer