Sukses


4 Hal yang Harus Dibenahi Arsenal jika Ingin Akhiri Puasa Gelar Liga Inggris

Empat hal ini harus diperbaiki Arsenal jika ingin menjuarai Liga Inggris musim ini.

Bola.com, Jakarta - Arsenal kembali membuka musim Liga Inggris dengan kemenangan. Namun, kemenangan tipis 1-0 atas Manchester United di Old Trafford, Minggu (17-8-2025), justru memunculkan kritik. Meski membawa pulang tiga poin, penampilan The Gunners dinilai jauh dari meyakinkan.

Hasil itu seakan menjadi pengingat dini bagi Mikel Arteta dan skuadnya bahwa untuk menuntaskan ambisi meraih gelar, setelah tiga musim beruntun hanya finis sebagai runner-up, Arsenal dituntut tampil lebih sempurna.

Maklum, sudah 21 tahun mereka tak lagi mengangkat trofi Premier League, sementara puasa gelar besar berlangsung selama lima tahun terakhir.

Arsenal punya fondasi kuat untuk menantang gelar. Namun, beberapa hal akan menjadi penentu apakah mereka mampu mengakhiri puasa panjang di Premier League.

Berikut empat aspek penting yang mesti dibenahi Arsenal jika ingin benar-benar bersaing hingga akhir musim.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

1. Ketajaman di Lini Depan

Masalah terbesar Arsenal musim lalu adalah penyelesaian akhir. Kehadiran Viktor Gyokeres dari Sporting CP diharapkan menjadi solusi. Striker asal Swedia itu punya catatan impresif dengan 97 gol dalam dua musim terakhir.

Namun, debut kompetitifnya di Old Trafford menunjukkan ia masih butuh waktu. Gyokeres hanya mencatat 22 sentuhan tanpa satu pun tembakan sebelum ditarik keluar pada menit ke-60.

Arteta kini dituntut mencari cara agar sistem permainan Arsenal bisa menghidupkan Gyokeres.

Berbeda dengan Kai Havertz yang lebih banyak terlibat di antar kotak penalti, Gyökeres adalah tipikal predator murni. Jika suplai bola tidak optimal, Arsenal berisiko kembali gagal mengonversi dominasi menjadi kemenangan.

3 dari 5 halaman

2. Kreativitas dari Open Play

Arsenal dikenal berbahaya lewat bola mati. Gol kemenangan atas MU akhir pekan lalu pun datang dari situasi sepak pojok. Sejak musim 2023/24, mereka sudah mencetak 31 gol dari bola mati, 11 lebih banyak dibanding tim lain di Premier League.

Namun, terlalu bergantung pada skema set-piece jelas bukan solusi jangka panjang. Dari permainan terbuka, Arsenal justru minim ancaman.

Saat menghadapi MU, mereka hanya mencatatkan expected goals (xG) 0,4 jika mengabaikan gol Riccardo Calafiori yang dibantu kesalahan kiper lawan. Bandingkan dengan 22 tembakan yang dilepaskan tuan rumah.

Musim lalu, xG Arsenal di liga berada di angka 73,57,hampir 20 lebih rendah dari Liverpool yang akhirnya keluar sebagai juara.

Jika ingin menyalip The Reds, produktivitas dari open play harus meningkat.

4 dari 5 halaman

3. Mengelola Cedera

Musim 2024/25 Arsenal sempat goyah lantaran badai cedera. Total, mereka mencatat 36 kasus cedera, terbanyak keempat di Premier League.

Pemain penting seperti Gabriel, Bukayo Saka, hingga Havertz sempat absen dalam periode krusial.

Arteta kerap dituding terlalu memforsir pemain inti dan jarang melakukan rotasi signifikan, padahal tim juga harus membagi fokus di Liga Champions dan kompetisi domestik.

Kini, kedalaman skuad sedikit membaik setelah perekrutan musim panas. Arteta perlu lebih berani memanfaatkan pemain pelapis agar skuad utama tidak kehabisan tenaga di periode penentuan.

5 dari 5 halaman

4. Peran Baru Martin Odegaard

Sebagai kapten, Martin Odegaard selama ini diplot agak ke kanan untuk lebih dekat dengan Bukayo Saka. Namun, posisi itu justru membatasi kreativitasnya.

Musim lalu, kontribusinya menurun menjadi 17 keterlibatan gol (3 gol, 8 assist di Premier League), lebih rendah dibanding dua musim sebelumnya yang mencapai 22 kontribusi. Untuk pemain sekelas Odegaard, angka itu jelas belum cukup.

Dengan hadirnya Martín Zubimendi yang punya kemampuan menjaga ritme permainan dari lini belakang, Arteta bisa memberi Odegaard kebebasan lebih besar di area sepertiga akhir lapangan.

Mengembalikannya ke peran gelandang serang murni bisa jadi kunci agar kreativitas Arsenal kembali mengalir.

 

Sumber: Sports Illustrated

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer