Sukses


Dilema Bruno Fernandes: Andalan MU yang Jadi Masalah Taktis

Paradoks Bruno Fernandes: mengapa pemain terbaik MU menghadirkan dilema taktis.

Bola.com, Jakarta - Setiap kali mencoba mencari biang keladi dari problem Manchester United (MU), ada dua hal yang perlu diingat. Pertama, persoalan di klub ini tidak hanya satu. Kedua, apa pun masalahnya, Bruno Fernandes sebetulnya bukanlah sumber utamanya.

Namun, ironi muncul pada laga di Craven Cottage akhir pekan lalu.

Fernandes, yang biasanya jadi tumpuan, justru berperan dalam dua momen penentu hasil imbang 1-1 kontra Fulham: gagal mengeksekusi penalti di babak pertama, lalu lalai mengawal pergerakan Emile Smith Rowe yang mencetak gol penyama kedudukan menit ke-73.

Musim lalu bisa dibilang satu di antara yang terbaik bagi Fernandes sejak awal kedatangannya ke Old Trafford.

Namun, start-nya tidak meyakinkan. Hingga jeda internasional Oktober, ia baru mengemas satu assist di liga dan belum mencetak gol. Performa barunya meningkat setelah Erik ten Hag didepak.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Keyakinan Sederhana

Keyakinan ketika itu sederhana: Fernandes lambat laun akan kembali jadi pembeda. Prediksi tersebut terbukti. Namun. bedanya dengan saat ini, kala itu ia tidak bermain di sistem dua gelandang tengah.

Di Fulham, kelemahan itu terlihat jelas. Kombinasi Fernandes dengan Casemiro, lalu Mason Mount, hingga Manuel Ugarte, sama-sama gagal meredam tekanan lawan.

"Kami tahu bisa mengeksploitasi celah di belakang dua gelandang mereka dan bek tengah mereka pasti akan keluar dari posisinya. Itu kami manfaatkan," ujar Alex Iwobi seusai laga kepada Sky Sports.

3 dari 5 halaman

Amorim, Peran Baru, dan Beban Tambahan

Pelatih Ruben Amorim menilai kegagalan penalti Fernandes dipengaruhi beban tanggung jawab yang terlalu besar".

Sang kapten memang diberi peran makin vital dalam sembilan bulan terakhir, termasuk ditarik lebih dalam ke lini tengah untuk membantu fase build-up.

Namun, ketika Fernandes bermain terlalu jauh dari kotak penalti lawan, kreativitas MU di sepertiga akhir lapangan justru berkurang. Padahal, Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo didatangkan musim panas lalu untuk berbagi beban itu.

Ironisnya, keduanya justru harus mengisi posisi kurang natural demi menyesuaikan sistem.

Musim lalu, Setan Merah memang membutuhkan penyerang dengan insting gol setelah hanya mencetak 44 gol liga, terburuk dalam sejarah Premier League klub.

Namun, data Opta mencatat, produktivitas xG mereka yang cuma 52,6 juga memperlihatkan bahwa penciptaan peluang menjadi masalah serius, dan itu masih berlanjut musim ini.

Saat melawan Arsenal, MU memang banyak melepas tembakan, tetapi nyaris tak ada peluang benar-benar matang. Sementara di markas Fulham, selain start 15 menit pertama yang cerah ketika Cunha hampir mencetak gol, ancaman MU setelahnya hanya datang dari bola mati.

"Babak kedua mereka cuma punya set piece, tak lebih," kata Marco Silva.

4 dari 5 halaman

Posisinya Kini Jadi Persaingan dengan Mainoo

Data Opta mencatat hanya ada satu peluang besar MUdi Craven Cottage, itu pun berasal dari umpan panjang kiper Altay Bayindir. Fernandes sendiri cuma sekali menciptakan peluang, tendangan jarak jauh Cunha pada menit pertama.

Posisi barunya membuat kontribusi kreatif Fernandes menurun drastis. Lebih rumit lagi, ia kini bersaing dengan Kobbie Mainoo, gelandang muda akademi yang disebut Amorim "sedang bertarung untuk posisi yang sama dengan Bruno".

Amorim tidak mempertimbangkan duet Fernandes-Mainoo di laga tersebut, dan tampaknya tidak dalam waktu dekat. Padahal, gaya keduanya berbeda sehingga sulit dipahami mengapa mereka justru diposisikan saling menyingkirkan.

Situasi ini makin pelik ketikamu harus memaksakan peran Fernandes, Mainoo, serta trio lini depan anyar senilai 200 juta paun dalam satu skema. Kombinasi itu tampak tak realistis.

5 dari 5 halaman

Bertahan di Old Trafford, tapi Jadi Pekerjaan Rumah

Fernandes sejatinya punya pilihan untuk hengkang ke Liga Pro Saudi musim panas ini, tetapi ia menolak tawaran Al Hilal sejak awal bursa transfer.

Akhir pekan lalu, rumor lain mengaitkannya dengan Al Ittihad, meski baik pihak MU maupun sumber di Arab Saudi sama-sama skeptis akan terjadinya kepindahan.

Hal ini berarti, Fernandes hampir pasti tetap bertahan di Old Trafford musim ini, dan dengan itu, MU mesti menemukan cara untuk mengeluarkan keunggulannya tanpa mengorbankan keseimbangan tim.

Apakah dengan mencari partner ideal di lini tengah, atau dengan mengubah kembali perannya agar lebih dekat ke kotak penalti lawan, masih menjadi pertanyaan besar.

Yang jelas, Ruben Amorim kini punya banyak masalah untuk diselesaikan, dan menjadikan pemain terbaiknya sebagai bagian dari masalah jelas bukan solusinya.

 

Sumber: The Athletic via NYTimes

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer