Rekor Kelam MU Terulang, Pemain Kompak Kritik Diri Sendiri

Nada kecewa juga muncul dari Noussair Mazraoui. Kepada MUTV, ia mengaku sangat frustrasi.

"Saya merasa buruk. Kecewa kepada diri sendiri, kecewa pada tim, dan kecewa untuk para fans. Derbi selalu istimewa, penuh emosi. Kalau kalah, tapi main bagus dan menciptakan banyak peluang seperti laga-laga sebelumnya, mungkin masih bisa diterima. Tapi, kali ini, jelas tidak cukup baik," ujarnya.

Matthijs de Ligt menyampaikan hal serupa.

"Kami harus tampil lebih baik, kami harus membuktikannya, kalau tidak, percuma saja," ucapnya,

“Di babak pertama mereka lebih dominan. Babak kedua kami sebenarnya main lebih baik, tapi kebobolan cepat lalu gol ketiga datang dengan cara yang ceroboh. Mereka jelas lebih unggul," lanjut mantan bek Juventus itu.

Kendati penuh kritik, ada sedikit titik terang. MU dinilai masih mampu menciptakan peluang, hanya saja penyelesaian akhir sangat buruk

"Saya merasa kami punya banyak kesempatan membangun peluang, tapi umpan terakhir selalu gagal," kata De Ligt.

Fernandes pun mengamini masalah yang sama.

"Kami terus menciptakan peluang untuk mencetak gol, tapi tidak bisa menyelesaikannya. Yang harus kami lakukan adalah belajar dari laga ini, memperbaiki, dan menatap pertandingan berikutnya. Kami harus mencetak gol sekaligus tidak kebobolan. Itu inti dari sepak bola," Kkata  sang kapten.

Statistik mencatat MU justru menjadi tim dengan jumlah tembakan terbanyak di Premier League sejauh ini. Bahkan di level Eropa, hanya Barcelona, Real Madrid, dan Real Betis, yang sudah memainkan satu laga lebih banyak, yang mampu menyalip jumlah upaya ke gawang United.

Namun, masalah utama terletak pada konversi peluang.

Dari 71 tembakan sepanjang musim ini, hanya dua yang berbuah gol. Satu di antaranya bahkan berasal dari penalti Fernandes saat melawan Burnley.

Ironisnya, ada 23 pemain di lima liga top Eropa yang secara individu mencetak gol liga lebih banyak dibanding total kolektif MU. Padahal, Setan Merah sudah menggelontorkan dana 200 juta paun  di bursa transfer musim panas untuk mendatangkan pemain depan baru.

Secara historis, tim yang mampu terus menciptakan peluang biasanya akan segera menemukan ketajamannya. Namun, belakangan MU justru kerap membalikkan logika sejarah itu dengan kebiasaan buruk yang sulit dipatahkan.

Sumber: SI