Sukses


Ruben Amorim Mungkin Sudah Dipecat jika di Klub Lain, tapi Tidak di MU

Manchester United (MU) masih tetap dalam persoalan di bawah asuhan Ruben Amorim. Dan pelatih asal Portugal itu masih dipertahankan.

Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) kembali menjadi sorotan usai menelan kekalahan 1-3 dari Brentford di Gtech Community Stadium. Laga itu tak hanya menambah daftar hasil buruk, tapi juga mempertegas masalah sistem yang diterapkan Ruben Amorim, manajer yang semakin tertekan di kursinya.

Momen krusial terjadi saat MU tertinggal 1-2. Bruno Fernandes mendapat kesempatan mengeksekusi penalti, namun justru gagal setelah penyelamatan gemilang kiper lawan.

Drama semakin pelik karena proses sebelum penalti penuh interupsi: tinjauan VAR yang memakan waktu tiga menit, lalu pergantian ganda yang memperlama eksekusi. Fernandes mencoba tetap tenang, tetapi tendangannya lemah dan mudah ditebak.

Uniknya, kegagalan ini tak lepas dari peran Amorim. Fernandes kini dimainkan lebih dalam sebagai pivot, jauh dari peran aslinya sebagai kreator serangan.

Keputusan taktis tersebut membuat kontribusinya dalam mencetak gol dan assist semakin kering, hingga berdampak pada mentalnya di momen penting.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Sistem Kaku yang Jadi Bumerang

Sejak awal, Ruben Amorim datang ke Old Trafford dengan kepercayaan diri tinggi dan filosofi sepak bola yang ia sebut sistem 3-4-2-1.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Pola yang terlalu kaku membuat pemain terlihat “buffering” di lapangan, lebih sibuk mengingat pola ketimbang merespons lawan.

Contoh jelas terlihat saat Brentford mencetak gol pertama hanya dengan satu umpan panjang yang mengekspos kelemahan Harry Maguire dalam menjaga lini tinggi.

Sementara di sisi sayap, wingback MU tampil buruk, sekadar berlari tanpa kontribusi nyata dalam menyerang maupun bertahan.

 

 
3 dari 5 halaman

Amorim Menyalahkan Semua, Kecuali Sistemnya

 

Usai pertandingan, Ruben Amorim menyalahkan pemain, wasit, hingga gaya agresif Brentford. Namun, akar masalah justru terletak pada sistem yang ia pertahankan mati-matian.

Alih-alih fleksibel, Amorim terlihat seperti manajer yang memaksakan semua elemen, dari Casemiro, hingga pemain muda, ke dalam bentuk yang sama sekali tidak efektif.

Gesturnya di pinggir lapangan pun makin menunjukkan frustrasi. Dari awal laga ia terus melambaikan tangan, berteriak, hingga tampak lebih sibuk mengatur jarak pemain ketimbang memberikan motivasi.

4 dari 5 halaman

United yang Kini Buruk dengan Cara Baru

 

Ironisnya, jika sebelumnya MU dianggap lemah karena masalah budaya klub atau “hantu masa lalu”, kini mereka buruk dengan cara yang lebih spesifik: produk sistem Amorim. Tim kehilangan kreativitas, energi, dan bahkan karakter dasar untuk bersaing di Premier League.

Kekalahan dari Brentford juga menggagalkan peluang United meraih kemenangan liga beruntun pertama di bawah Amorim, meski ia sudah hampir setahun menjabat.

Normalnya, manajer dengan performa seperti ini sudah berada di ujung jalan. Namun, di Manchester United, Amorim masih bertahan meski “Ruben-ball” semakin jadi bahan olok-olok.

Fans hanya bisa menunggu apakah situasi ini akan berubah, atau justru berulang pekan demi pekan dengan naskah yang sama: permainan kaku, salah taktik, frustrasi, dan hasil mengecewakan.

Sumber: The Guardian

5 dari 5 halaman

Persaingan di Premier League

Video Populer

Foto Populer