Sukses


Perubahan Cerdas Amorim Bawa MU Menang, tapi Sampai Kapan Tekanan Mereda?

Perubahan cerdas bawa MU mengalahkan Sunderland. Tekanan ke Ruben Amorim sedikit mereda, tetapi sampai kapan?

Bola.com, Jakarta - Ruben Amorim akhirnya bisa sedikit bernapas lega. Dalam laga ke-50-nya sebagai pelatih Manchester United, pria asal Portugal itu mendapat hasil yang selama ini ia dambakan, kemenangan meyakinkan di tengah tekanan besar soal masa depannya di Old Trafford.

Dalam duel melawan Sunderland di Premier League, Sabtu (4-10-2025) malam, semua berjalan sesuai rencana.

Keputusannya mengubah komposisi tim membuahkan hasil, dua gol tercipta lewat Mason Mount dan Benjamin Sesko, sementara tim tamu gagal memanfaatkan peluang dan akhirnya takluk 0-2.

Bahkan, penalti yang sempat diberikan kepada Sunderland dibatalkan oleh VAR. Setelah beberapa pekan mengeluh soal keberuntungan yang tak berpihak, kali ini Amorim seperti mendapat ganti.

Pertanyaan pertama dalam konferensi pers seusai laga langsung menggambarkan situasinya: bukankah ini terasa menyenangkan setelah akhirnya memetik kemenangan rutin di Premier League?

"Ya," jawab Amorim singkat, dengan ekspresi lega.

"Kami tidak bermain baik sepanjang laga, tapi kami punya momen-momen penting," ujarnya.

"Kalau melihat performa tim, kami tampil fokus, bertahan rapat, dan mencoba menuntaskan pertandingan di babak kedua," imbuh Amorim.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Keputusan Besar

Sehari sebelumnya, Amorim sempat membela habis-habisan sistem permainannya setelah dikritik Gary Neville dan Wayne Rooney. Ia tak mengubah taktiknya saat menghadapi Sunderland, tetapi membuat keputusan besar di posisi penjaga gawang.

Senne Lammens diturunkan sebagai starter untuk pertama kalinya sejak didatangkan dari Royal Antwerp seharga 18,2 juta paun, menggantikan Altay Bayindir. Keputusan itu sesuai keinginan banyak penggemar yang telah lama menantikan debut kiper muda Belgia tersebut.

Ketika Lammens melakukan penyelamatan pertama, menepis tendangan Granit Xhaka ke luar gawang, Old Trafford langsung bergemuruh. Tepuk tangan makin meriah ketika pemain berusia 23 tahun itu keluar dari sarangnya untuk mengamankan umpan silang jelang turun minum.

Saat itu, MU sudah unggul. Mount, yang kembali dipercaya Amorim sebagai starter, membuka skor di menit kedelapan lewat kontrol dan penyelesaian cerdik. Sesko kemudian menggandakan keunggulan di pertengahan babak pertama, gol keduanya dalam dua laga beruntun.

3 dari 5 halaman

Kisruh Penalti

Sunderland sebenarnya punya peluang emas. Bertrand Traore gagal memanfaatkan kesempatan di awal laga setelah Diogo Dalot, yang kali ini bermain di sisi kiri menggantikan Patrick Dorgu, terlambat bereaksi. Ballard juga menyia-nyiakan peluang sundulan dari jarak dekat.

Kisruh sempat muncul ketika wasit Stuart Attwell memberi penalti kepada Sunderland akibat sepakan tinggi Sesko. Namun, keputusan itu dibatalkan setelah VAR Neil Davies menilai kontak dengan wajah Trai Hume sangat minim.

Melihat penampilan Lammens yang solid, mungkin kiper muda itu akan mampu menahan penalti sekalipun.

Di menit-menit akhir, ia menepis tembakan Chemsdine Talbi dan menuntaskannya dengan tangkapan mantap atas umpan silang berikutnya, memastikan MU mencatat clean sheet pertama musim ini.

4 dari 5 halaman

Penilaian Positif buat Lamens dan Amorim

Pendukung di Stretford End pun bernyanyi menggoda, "Are you Schmeichel in disguise? (apakah kamu Schmeichel yang sedang menyamar?)

"Dia terlihat percaya diri di laga pertamanya," kata Amorim seusai laga.

"Tapim yang terpenting, rekan-rekan setim membantunya tampil baik. Semua fokus, minim kesalahan, dan bekerja sebagai satu kesatuan."

"Saat Senne datang, Altay masih jadi kiper utama. Ia harus beradaptasi; negara baru, cara latihan baru, dan tekanan besar dari media. Baru satu laga, tapi ia harus siap karena di klub ini semuanya tidak mudah," katanya lagi.

Ketika nyanyian untuk Lammens mereda, suporter beralih menyanyikan lagu "Amorim's red and white army". Dukungan untuk sang pelatih masih ada, meski ia butuh lebih banyak hasil seperti ini agar keyakinan penuh kembali tumbuh.

5 dari 5 halaman

Belum Cukup

Bagi para penggemar yang sudah kehilangan kepercayaan, kemenangan atas Sunderland dianggap belum cukup, mengingat lawan hanyalah tim promosi.

Dari 10 kemenangan Amorim di Premier League, lima di antaranya didapat dari klub yang baru naik dari Championship: Ipswich, Leicester, dan Southampton musim lalu, lalu Burnley dan Sunderland musim ini.

"Tidak ada momentum di tim kami," ujar Amorim.

"Kami tahu apa yang terjadi setiap kali menang satu laga. Yang membuat frustrasi adalah tidak bisa tampil konsisten di kandang dan tandang. Kami tidak bermain baik di babak kedua, tapi kami fokus dan berjuang merebut bola kedua. Hal-hal kecil seperti ini yang akan membantu kami menang," jelasnya.

Setidaknya, kemenangan 2-0 ini memberi Amorim jeda internasional yang lebih tenang, kemenangan pertama yang benar-benar nyaman sejak menumbangkan Leicester 3-0, Maret lalu.

Selanjutnya, tantangan besar menanti: tandang ke markas juara bertahan Liverpool di Anfield. Jika bisa mencuri kemenangan di sana, mungkin baru saat itu Amorim bisa tidur nyenyak.

 

Sumber: ESPN

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer