Sukses


Setahun Ruben Amorim di MU: Kebangkitan Harapan di Tengah Jalan Terjal

Mengulas kiprah Ruben Amorim selama satu tahun menukangi MU.

Bola.com, Jakarta - Ketika Ruben Amorim diperkenalkan sebagai pelatih baru Manchester United setahun lalu, suasana optimisme begitu terasa di Old Trafford.

Co-owner, Sir Jim Ratcliffe, CEO Omar Berrada, dan Direktur Teknik, Jason Wilcox menatap masa depan dengan antusias.

Bagi Ratcliffe, yang baru mengambil alih sebagian kendali klub dari keluarga Glazer, penunjukan Amorim adalah kesempatan untuk menandai era baru di MU, sebuah babak yang diharapkan mengakhiri masa suram dalam satu dekade terakhir.

Pelatih asal Portugal itu datang dengan reputasi mentereng. Ia membawa Sporting Lisbon kembali merebut gelar liga, dikenal energik, cerdas secara emosional, dan disegani di bursa pelatih muda Eropa.

Tak heran, sebelum akhirnya berlabuh di Old Trafford, Amorim juga masuk radar Tottenham Hotspur dan Liverpool.

Namun, dari balik antusiasme itu, keraguan juga muncul.

"Sporting memang menikmati masa indah bersamanya, tapi liga Portugal saat itu sedang lemah. Gelar Sporting dibesar-besarkan karena kondisi khusus," ujar seorang petinggi Premier League yang pernah menunjuk beberapa manajer sukses.

"Lihat saja, setelah Amorim pergi, Sporting masih bisa juara. Mungkin memang para pemainnya yang hebat," lanjut sang petinggi.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Dari Harapan ke Tekanan

Setahun berselang, optimisme awal Ratcliffe, Berrada, dan Wilcox sempat meredup. Tidak jarang ketiganya tampak murung di tribune direksi Old Trafford saat menyaksikan tim mereka kembali menelan hasil buruk.

Namun, kini, setelah tiga kemenangan beruntun, termasuk kemenangan pertama di Anfield atas Liverpool dalam hampir satu dekade, keyakinan mereka terhadap Amorim kembali menguat.

Manajemen menilai, pasang surut musim ini adalah bagian dari perjalanan panjang untuk membangun kembali klub.

"Kami tak bisa bereaksi berlebihan setiap kali kalah, dan tak boleh berpesta seolah menang final setiap kali menang," kata salah satu sumber di internal klub, menegaskan bahwa kebangkitan Setan Merah saat ini hanyalah langkah awal dari perjalanan yang masih panjang.

Karena itu pula, pihak klub menegaskan tak ada rencana memecat Amorim, bahkan ketika tim sempat kalah 1-3 dari Brentford dan terancam tumbang lagi melawan Sunderland sebulan lalu.

Ratcliffe membandingkan situasi Amorim dengan tahun pertama Mikel Arteta di Arsenal, dan disebut-sebut memberi waktu tiga tahun kepada pelatih berusia 40 tahun itu untuk membalikkan keadaan.

Harapan mereka, kemenangan di Anfield bisa menjadi "momen Mark Robins" bagi Amorim — mengacu pada laga Piala FA 1990 yang dipercaya menyelamatkan karier Sir Alex Ferguson.

3 dari 4 halaman

Dukungan Internal dan Pergolakan di Balik Layar

Dukungan terhadap Amorim di jajaran manajemen cukup solid. Meski Berrada dan Wilcox belum seikonik Sir Bobby Charlton yang dulu membela Ferguson di masa sulit, keduanya menjadi tangan kanan Ratcliffe di dunia sepak bola dan diyakini sebagai penganut visi Amorim.

Namun, tidak semua pihak di internal klub menyambut penunjukan Amorim dengan semangat yang sama. Dan Ashworth, yang kala itu menjabat direktur olahraga, mundur dari jabatannya tak lama setelah Amorim datang.

Klub membantah ada kaitan antara dua peristiwa tersebut.

"Semua pihak, termasuk Dan, sepakat mendukung penunjukan Ruben," kata salah satu sumber MU.

Kabar di balik layar menyebut, proses pemecatan Erik ten Hag justru menjadi momen ketika Ratcliffe merasa Ashworth bukan sosok yang sesuai dengan visinya.

Saat itu, Ashworth dikabarkan menyodorkan daftar kandidat pelatih yang lebih konservatif, seperti Eddie Howe dan Graham Potter, sementara Ratcliffe menginginkan gebrakan baru.

"Daftar itu dianggap tak cukup berani," ungkap sumber yang dekat dengan proses tersebut.

Nama Amorim sudah masuk radar sejak musim panas 2024, ketika manajemen mempertimbangkan masa depan Ten Hag usai kemenangan di Piala FA.

Kendati saat itu masih ada keraguan terhadap sistem 3-4-3 yang diusungnya, petinggi klub mengaku langsung terpikat oleh pendekatan progresif sang pelatih.

4 dari 4 halaman

Kritik atas Gaya dan Keyakinan

Beberapa direktur olahraga rival menilai keyakinan Amorim terhadap sistemnya justru bisa menjadi jebakan.

"Ia terperangkap pada keyakinan bahwa sistem dan taktiknya adalah sumber utama kesuksesan"” ujar salah satu di antaranya.

"Manajer memang harus punya ego besar agar bisa memimpin ruang ganti berisi pemain top. Tapi, kalau terlalu percaya diri, mereka bisa lupa pentingnya pragmatisme."

"Di level tertinggi, fleksibilitas sering kali diremehkan. Ketika tidak berjalan baik, manajer harus berani menyesuaikan taktik. Saat United bertanya apakah ia bersedia meninggalkan 3-4-3 dan ia menjawab 'tidak', itu seharusnya jadi peringatan," tambahnya.

Namun sumber internal MU membantah anggapan tersebut. Menurut mereka, Amorim tetap fleksibel, terbukti dengan keberhasilannya menyesuaikan strategi hingga mengalahkan Liverpool lewat pendekatan yang lebih langsung, sebuah kemenangan yang dianggap sebagai bukti kematangan taktiknya.

Kini, pertanyaannya bukan lagi soal apakah Amorim bisa bertahan, melainkan apakah ia mampu membawa MU menuju stabilitas yang telah lama dirindukan.

Jika dalam setahun ke depan ia mampu menjaga tren positif ini, mungkin di hari ulang tahun keduanya nanti, kisah Ruben Amorim di Old Trafford akan ditulis dengan nada yang jauh lebih cerah.

 

Sumber: Guardian

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer