Sir Alex Ferguson: MU Terjebak Siklus yang Pernah Dialami Liverpool

Sejak Ferguson meninggalkan Old Trafford, MU belum pernah lagi menjuarai Premier League. Setelah menikmati stabilitas luar biasa selama hampir tiga dekade, situasi justru berbalik drastis dalam 12 tahun terakhir.

Dalam periode tersebut, MU telah menunjuk enam manajer permanen dan empat pelatih interim. Dari sisi prestasi, mereka hanya meraih dua Piala FA, dua Piala Liga, serta satu gelar Liga Europa.

Lima trofi dalam 12 tahun mungkin tidak terdengar buruk bagi sebagian klub, tetapi bagi MU, terutama jika dibandingkan dengan era Ferguson, catatan itu mencerminkan kemunduran yang signifikan.

Situasi ini mengingatkan pada apa yang pernah dialami Liverpool ketika Ferguson pertama kali datang ke MU.

Saat itu, Liverpool merupakan kekuatan dominan sepak bola Inggris, dengan sembilan gelar Divisi Satu dari 14 musim sebelum Ferguson tiba, ditambah dua gelar lagi setelahnya, serta empat trofi Piala Champions Eropa dalam kurun 10 tahun.

Namun, setelah era Premier League dimulai, dominasi berpindah ke MU. Liverpool baru kembali merasakan gelar liga pada musim 2019/2020 di bawah arahan Klopp.

Dalam wawancara dengan agensi PR olahraga Press Box, Ferguson mengenang periode tersebut.

"Saya ingat melihat kembali masa awal saya, ketika Liverpool sedang berada di puncak kejayaan. Mereka klub luar biasa, memenangkan Piala Champions Eropa empat kali dan segalanya, tetapi kemudian mereka membutuhkan 31 tahun untuk kembali menjuarai liga," kata Ferguson mengenang dominasi Liverpool di masa lalu.

Pernyataan itu bukan sekadar sindiran. Ferguson menilai situasi serupa kini sedang dihadapi Setan Merah.

Sejak terakhir kali mengangkat trofi liga pada 2013, Ferguson khawatir MU masih harus menunggu lama sebelum kembali merayakan gelar Premier League.

"Kami sekarang berada dalam situasi yang sama. Bisa sepuluh tahun, bisa 11 tahun karena siklus seperti itu. Semua harus dipikirkan dengan sangat matang, dan kami harus memastikan rekrutmen pemain jauh lebih baik dibanding sebelumnya," ujar Ferguson.

Ia juga menyinggung peran pelatih saat ini.

"Dia sosok dengan kepribadian yang baik, tetapi pekerjaan ini tidak mudah," kata Ferguson, menilai tantangan yang dihadapi Ruben Amorim.

39 tahun lalu, Ferguson memahami beratnya tugas yang menantinya di Old Trafford dan berhasil membalikkan keadaan, meski Liverpool saat itu sangat dominan.

Kini, MU kembali dihadapkan pada tantangan serupa, dari posisi yang jauh dari puncak.

Sumber: Give Me Sport